TERJEMAHANAL-QURAN - JUZ 26 Al-Ahqaaf [1] Haa, Miim. [2] Diturunkan Al-Quran ini, dari Allah Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana. [3] (Ingatlah), tidaklah Kami menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada di antara keduanya melainkan dengan ada gunanya yang benar dan dengan ada masa penghujungnya yang tertentu BacaanAl Qur'an Juz 26 Latin dimulai dari surat Al Ahqaf ayat 1-35 dan selesai pada surat Az Zariyat ayat 30. Juz 26 latin ini terdiri dari surat Al Ahqaf, Muhammad, Al Fath, Al Hujurat, Qaf dan surat Az Zariyat. Berikut daftar urutan Juz 26 Alquran. TerjemahanMembaca. 046 surah. Diterjemahkan oleh. Indonesian Islamic affairs ministry Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. surah Juz Halaman. Tips: coba navigasi dengan ctrl K. 1 Al-Fatihah. 2 Al-Baqarah. 3 Ali 'Imran. 4 An-Nisa حمٓ١ Haa, Miim. Diturunkan Al-Quran ini, dari Allah Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana. (Ingatlah), tidaklah Kami menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada di antara keduanya melainkan dengan ada gunanya yang benar dan dengan ada masa penghujungnya yang tertentu (yang padanya dijalankan pembalasan); dan orang-orang yang kafir AlQuran Juz 26 , Surat Al-Ahqaf Ayat 1 - Surat Adz Dzariyat Ayat 30 (Murottal dengan Terjemahan) Yang keseharian nya jauh dari Al Quran , dengan Al Quran d Lengkaparab, latin, dan terjemahan Indonesia. Al Quran Juz 25 | Arab, Latin, Terjemah Indonesia. Al Quran Juz 25 dimulai dari Surat Fussilat Ayat 47 hingga Surat Al-Jatsiyah Ayat 37. Untuk mulai membaca, silahkan klik salah satu judul surat dibawah ini untuk membuka seluruh surat dan ayat, dan klik lagi jika ingin menutupnya . ۞ لَّا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلَّا مَن ظُلِمَ ۚ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا ﴿١٤٨﴾ 148 Allah tidak menyukai ucapan buruk yang diucapkan dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya . Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. إِن تُبْدُوا خَيْرًا أَوْ تُخْفُوهُ أَوْ تَعْفُوا عَن سُوءٍ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا ﴿١٤٩﴾ 149 Jika kamu menyatakan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau mema’afkan sesuatu kesalahan orang lain, maka sesungguhnya Allah Maha Pema’af lagi Maha Kuasa. إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَن يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَن يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَ‌ٰلِكَ سَبِيلًا ﴿١٥٠﴾ 150 Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara keimanan kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian yang lain", serta bermaksud dengan perkataan itu mengambil jalan tengah di antara yang demikian iman atau kafir, أُولَـٰئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا ۚ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُّهِينًا ﴿١٥١﴾ 151 merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan. وَالَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَلَمْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ أَحَدٍ مِّنْهُمْ أُولَـٰئِكَ سَوْفَ يُؤْتِيهِمْ أُجُورَهُمْ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا ﴿١٥٢﴾ 152 Orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka, kelak Allah akan memberikan kepada mereka pahalanya. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. يَسْأَلُكَ أَهْلُ الْكِتَابِ أَن تُنَزِّلَ عَلَيْهِمْ كِتَابًا مِّنَ السَّمَاءِ ۚ فَقَدْ سَأَلُوا مُوسَىٰ أَكْبَرَ مِن ذَ‌ٰلِكَ فَقَالُوا أَرِنَا اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْهُمُ الصَّاعِقَةُ بِظُلْمِهِمْ ۚ ثُمَّ اتَّخَذُوا الْعِجْلَ مِن بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ فَعَفَوْنَا عَن ذَ‌ٰلِكَ ۚ وَآتَيْنَا مُوسَىٰ سُلْطَانًا مُّبِينًا ﴿١٥٣﴾ 153 Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata "Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata". Maka mereka disambar petir karena kezalimannya, dan mereka menyembah anak sapi , sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata, lalu Kami ma’afkan mereka dari yang demikian. Dan telah Kami berikan kepada Musa keterangan yang nyata. وَرَفَعْنَا فَوْقَهُمُ الطُّورَ بِمِيثَاقِهِمْ وَقُلْنَا لَهُمُ ادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا وَقُلْنَا لَهُمْ لَا تَعْدُوا فِي السَّبْتِ وَأَخَذْنَا مِنْهُم مِّيثَاقًا غَلِيظًا ﴿١٥٤﴾ 154 Dan telah Kami angkat ke atas kepala mereka bukit Thursina untuk menerima perjanjian yang telah Kami ambil dari mereka. Dan kami perintahkan kepada mereka "Masukilah pintu gerbang itu sambil bersujud" , dan Kami perintahkan pula, kepada mereka "Janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari Sabtu" dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh. فَبِمَا نَقْضِهِم مِّيثَاقَهُمْ وَكُفْرِهِم بِآيَاتِ اللَّهِ وَقَتْلِهِمُ الْأَنبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَقَوْلِهِمْ قُلُوبُنَا غُلْفٌ ۚ بَلْ طَبَعَ اللَّهُ عَلَيْهَا بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا ﴿١٥٥﴾ 155 Maka Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan , disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar dan mengatakan "Hati kami tertutup." Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali sebahagian kecil dari mereka. وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَىٰ مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا ﴿١٥٦﴾ 156 Dan karena kekafiran mereka terhadap Isa, dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar zina, وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَـٰكِن شُبِّهَ لَهُمْ ۚ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِّنْهُ ۚ مَا لَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا ﴿١٥٧﴾ 157 dan karena ucapan mereka "Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putera Maryam, Rasul Allah" , padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh ialah orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang pembunuhan Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak pula yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. بَل رَّفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا ﴿١٥٨﴾ 158 Tetapi yang sebenarnya, Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya . Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. وَإِن مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ ۖ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا ﴿١٥٩﴾ 159 Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya Isa sebelum kematiannya . Dan di hari Kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka. فَبِظُلْمٍ مِّنَ الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ طَيِّبَاتٍ أُحِلَّتْ لَهُمْ وَبِصَدِّهِمْ عَن سَبِيلِ اللَّهِ كَثِيرًا ﴿١٦٠﴾ 160 Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas mereka memakan makanan yang baik-baik yang dahulunya dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi manusia dari jalan Allah, وَأَخْذِهِمُ الرِّبَا وَقَدْ نُهُوا عَنْهُ وَأَكْلِهِمْ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ ۚ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا ﴿١٦١﴾ 161 dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih. لَّـٰكِنِ الرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ مِنْهُمْ وَالْمُؤْمِنُونَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ ۚ وَالْمُقِيمِينَ الصَّلَاةَ ۚ وَالْمُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالْمُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أُولَـٰئِكَ سَنُؤْتِيهِمْ أَجْرًا عَظِيمًا ﴿١٦٢﴾ 162 Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mu’min, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu Al Qur’an, dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar. ۞ إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَىٰ نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِن بَعْدِهِ ۚ وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَعِيسَىٰ وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَارُونَ وَسُلَيْمَانَ ۚ وَآتَيْنَا دَاوُودَ زَبُورًا ﴿١٦٣﴾ 163 Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu pula kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud. وَرُسُلًا قَدْ قَصَصْنَاهُمْ عَلَيْكَ مِن قَبْلُ وَرُسُلًا لَّمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ ۚ وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَىٰ تَكْلِيمًا ﴿١٦٤﴾ 164 Dan kami telah mengutus rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung . رُّسُلًا مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا ﴿١٦٥﴾ 165 Mereka Kami utus selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. لَّـٰكِنِ اللَّهُ يَشْهَدُ بِمَا أَنزَلَ إِلَيْكَ ۖ أَنزَلَهُ بِعِلْمِهِ ۖ وَالْمَلَائِكَةُ يَشْهَدُونَ ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا ﴿١٦٦﴾ 166 Mereka tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu, tetapi Allah mengakui Al Qur’an yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya; dan malaikat-malaikatpun menjadi saksi pula. Cukuplah Allah yang mengakuinya. إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَصَدُّوا عَن سَبِيلِ اللَّهِ قَدْ ضَلُّوا ضَلَالًا بَعِيدًا ﴿١٦٧﴾ 167 Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi manusia dari jalan Allah, benar-benar telah sesat sejauh-jauhnya. إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَظَلَمُوا لَمْ يَكُنِ اللَّهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَلَا لِيَهْدِيَهُمْ طَرِيقًا ﴿١٦٨﴾ 168 Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali tidak akan mengampuni dosa mereka dan tidak pula akan menunjukkan jalan kepada mereka, إِلَّا طَرِيقَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ وَكَانَ ذَ‌ٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا ﴿١٦٩﴾ 169 kecuali jalan ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمُ الرَّسُولُ بِالْحَقِّ مِن رَّبِّكُمْ فَآمِنُوا خَيْرًا لَّكُمْ ۚ وَإِن تَكْفُرُوا فَإِنَّ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا ﴿١٧٠﴾ 170 Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul Muhammad itu kepadamu dengan membawa kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikit pun karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ ۚ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَىٰ مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِّنْهُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۖ وَلَا تَقُولُوا ثَلَاثَةٌ ۚ انتَهُوا خَيْرًا لَّكُمْ ۚ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَـٰهٌ وَاحِدٌ ۖ سُبْحَانَهُ أَن يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ ۘ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ وَكِيلًا ﴿١٧١﴾ 171 Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu , dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan yang diciptakan dengan kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan dengan tiupan roh dari-Nya Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan "Tuhan itu tiga", berhentilah dari ucapan itu. Itu lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara. لَّن يَسْتَنكِفَ الْمَسِيحُ أَن يَكُونَ عَبْدًا لِّلَّهِ وَلَا الْمَلَائِكَةُ الْمُقَرَّبُونَ ۚ وَمَن يَسْتَنكِفْ عَنْ عِبَادَتِهِ وَيَسْتَكْبِرْ فَسَيَحْشُرُهُمْ إِلَيْهِ جَمِيعًا ﴿١٧٢﴾ 172 Al Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah dan tidak pula enggan malaikat-malaikat yang terdekat kepada Allah . Barangsiapa yang enggan dari menyembah-Nya dan menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya. فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَيُوَفِّيهِمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدُهُم مِّن فَضْلِهِ ۖ وَأَمَّا الَّذِينَ اسْتَنكَفُوا وَاسْتَكْبَرُوا فَيُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا وَلَا يَجِدُونَ لَهُم مِّن دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا ﴿١٧٣﴾ 173 Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari karunia-Nya. Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka, pelindung dan penolong selain daripada Allah. يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُم بُرْهَانٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَأَنزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُّبِينًا ﴿١٧٤﴾ 174 Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, Muhammad dengan mu’jizatnya dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang Al Qur’an. فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَاعْتَصَمُوا بِهِ فَسَيُدْخِلُهُمْ فِي رَحْمَةٍ مِّنْهُ وَفَضْلٍ وَيَهْدِيهِمْ إِلَيْهِ صِرَاطًا مُّسْتَقِيمًا ﴿١٧٥﴾ 175 Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang kepada agama-Nya, niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya surga dan limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus untuk sampai kepada-Nya. يَسْتَفْتُونَكَ قُلِ اللَّهُ يُفْتِيكُمْ فِي الْكَلَالَةِ ۚ إِنِ امْرُؤٌ هَلَكَ لَيْسَ لَهُ وَلَدٌ وَلَهُ أُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَ ۚ وَهُوَ يَرِثُهَا إِن لَّمْ يَكُن لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَإِن كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثَانِ مِمَّا تَرَكَ ۚ وَإِن كَانُوا إِخْوَةً رِّجَالًا وَنِسَاءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْأُنثَيَيْنِ ۗ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ أَن تَضِلُّوا ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ ﴿١٧٦﴾ 176 Mereka meminta fatwa kepadamu tentang kalalah . Katakanlah "Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah yaitu jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai seluruh harta saudara perempuan, jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. Dan jika mereka ahli waris itu terdiri dari saudara-saudara laki dan perempuan, maka bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan hukum ini kepadamu, supaya kamu tidak sesat. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Al-Ahqaaf [1] Haa, Miim. [2] Diturunkan Al-Quran ini, dari Allah Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana. [3] Ingatlah, tidaklah Kami menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada di antara keduanya melainkan dengan ada gunanya yang benar dan dengan ada masa penghujungnya yang tertentu yang padanya dijalankan pembalasan; dan orang-orang yang kafir berpaling dari menerima peringatan yang diberikan kepada mereka mengenainya. [4] Katakanlah wahai Muhammad kepada orang-orang musyrik yang menentangmu "Sudahkah kamu mengetahui kekuasaan dan kelayakan makhluk - makhluk yang kamu seru dan sembah yang lain dari Allah? Tunjukkanlah kepadaku apakah yang mereka ciptakan dari bahagian bumi ini? Atau adakah mereka mempunyai sebarang perkongsian dengan Allah dalam mencipta dan menguruskan langit? Bawalah kamu kepadaku sebuah Kitab dari Allah yang lain dari Al-Quran ini, atau sebarang keterangan yang berdasarkan ilmu peninggalan orang-orang yang telah lalu kalau betul kamu orang-orang yang benar tentang dakwaan kamu itu!" [5] Dan tidak ada yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sesuatu yang lain dari Allah, yang tidak dapat menyahut atau memberikan sebarang pertolongan kepadanya dari dunia hinggalah ke hari kiamat, sedang makhluk-makhluk yang mereka sembah itu tidak dapat menyedari atau memberi layanan baik kepada permohonan mereka. [6] Dan apabila manusia dihimpunkan untuk dihitung amalnya pada hari akhirat, menjadilah segala yang disembah itu musuh kepada orang-orang yang menyembahnya, dan segala yang disembah itu juga tidak mengakui serta mendustakan penyembahan mereka kepadanya. [7] Dan apabila dibacakan kepada mereka yang kafir ayat-ayat Quran kami yang jelas nyata, berkatalah mereka terhadap kebenaran Al-Quran bila sahaja disampaikan kepada mereka "Ini ialah sihir yang nyata!". [8] Bukan setakat itu sahaja mereka katakan bahkan mereka menuduh dengan berkata "Muhammad telah merekakan Al-Quran itu." Katakanlah Wahai Muhammad "Kalau aku merekakan Al-Quran itu maka tentulah aku tidak terlepas dari azab kesalahan itu kerana kamu dan juga yang lain dari kamu tidak berkuasa memberikan daku sebarang perlindungan dari azab Allah. Allah lebih mengetahui akan tuduhan-tuduhan yang tidak berasas yang kamu perkatakan itu; cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dengan kamu, dan Dia lah jua Yang Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani." [9] Katakanlah lagi "Bukanlah aku seorang Rasul pembawa ugama yang berlainan dari ugama yang dibawa oleh Rasul-rasul yang telah lalu, dan aku tidak mengetahui apa yang akan dilakukan kepadaku dan kepada kamu. Aku tidak melakukan sesuatu melainkan menurut apa yang diwahyukan kepadaku, dan aku tidak lain hanyalah seorang Rasul pemberi amaran yang jelas nyata" [10] Katakanlah lagi "Bagaimana fikiran kamu jika Al-Quran ini yang datangnya dari Allah dan kamu mengingkarinya, pada hal ada seorang saksi dari Bani Israil memberi keterangan mengakui sahnya Kitab yang sama seperti Al-Quran ini, lalu ia percayakan Al-Quran ini dari Allah, sedang kamu dengan sombong angkuh mengingkarinya? Tidakkah dengan yang demikian kamu bersifat zalim? Sesungguhnya Allah tidak memberi hidayah petunjuk kepada orang-orang yang zalim yang degil dalam kekufurannya". [11] Dan kerana sombong angkuhnya orang-orang kafir itu mereka berkata tentang kepercayaan orang-orang yang beriman "Kalaulah apa yang dibawa oleh Muhammad itu perkara yang baik tentulah mereka tidak mendahului kami mempercayainya kerana kamilah yang sepatutnya menerima segala kebaikan!" Dan setelah mereka tidak dapat menerima petunjuk Al-Quran itu, mereka memusuhinya lalu mereka mencacinya dengan berkata "Al-Quran ini ialah rekaan dusta yang sudah lama". [12] Bagaimana mereka tergamak mengatakan Al-Quran ini rekaan dusta yang telah lama? Pada hal telah ada sebelumnya Kitab Nabi Musa yang menjadi ikutan dan rahmat kepada umatnya; dan Al-Quran pula sebuah Kitab - yang mengesahkan kebenaran kitab-kitab yang telah lalu, - diturunkan dalam bahasa Arab untuk memberi amaran kepada orang-orang yang zalim, dan berita gembira bagi orang-orang yang berbuat kebaikan. [13] Sesungguhnya orang-orang yang menegaskan keyakinannya dengan berkata "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap teguh di atas jalan yang betul dengan pengakuan iman dan tauhidnya itu, maka tidak ada kebimbangan dari sesuatu yang tidak baik terhadap mereka, dan mereka pula tidak akan berdukacita. [14] Merekalah ahli Syurga, tetap kekalah mereka di dalamnya, sebagai balasan bagi amal-amal soleh yang mereka telah kerjakan. [15] Dan Kami wajibkan manusia berbuat baik kepada kedua ibu bapanya; ibunya telah mengandungnya dengan menanggung susah payah dan telah melahirkannya dengan menanggung susah payah. Sedang tempoh mengandungnya beserta dengan tempoh menceraikan susunya ialah dalam masa tiga puluh bulan. Setelah ia besar sampai ke peringkat dewasa yang sempurna kekuatannya dan sampai ke peringkat umur empat puluh tahun, berdoalah ia dengan berkata "Wahai Tuhanku, ilhamkanlah daku supaya tetap bersyukur akan nikmatmu yang engkau kurniakan kepadaku dan kepada ibu bapaku, dan supaya aku tetap mengerjakan amal soleh yang Engkau redai; dan jadikanlah sifat-sifat kebaikan meresap masuk ke dalam jiwa zuriat keturunanku. Sesungguhnya aku bertaubat kepadamu, dan sesungguhnya aku dari orang-orang Islam yang tunduk patuh kepadamu". [16] Mereka yang bersifat dengan sifat-sifat yang terpuji seperti itu ialah orang-orang yang Kami terima dari mereka amalnya yang baik yang mereka telah kerjakan, dan Kami ampunkan kesalahan-kesalahannya; mereka akan dimasukkan dalam kumpulan ahli Syurga, sebagai memenuhi janji yang benar, yang telah dijanjikan kepada mereka. [17] Dan sebaliknya amatlah derhakanya orang yang berkata kepada kedua ibu bapanya ketika mereka mengajaknya beriman "Ah! Bosan perasaanku terhadap kamu berdua! Patutkah kamu menjanjikan kepadaku bahawa aku akan dibangkitkan keluar dari kubur, padahal berbagai umat sebelumku telah berlalu masih lagi belum kembali? " Sambil mendengar kata-katanya itu - ibu bapanya merayu memohon pertolongan Allah menyelamatkan anak mereka serta berkata kepada anaknya yang ingkar itu "Selamatkanlah dirimu! Berimanlah tentang hidup semula menerima balasan amal! Sesungguhnya janji Allah tetap benar". Lalu ia menjawab dengan angkuhnya "Semuanya itu hanyalah cerita-cerita dongeng orang- orang dahulu kala!" [18] Mereka yang ingkar derhaka seperti itu ialah orang-orang yang tetap menerima hukuman azab bersama-sama dengan umat-umat yang terdahulu daripada mereka - dari kalangan jin dan manusia; kerana sesungguhnya mereka telah menyebabkan diri mereka menjadi orang- orang yang rugi. [19] Dan bagi mereka masing-masing dari puak jin dan manusia - yang berbuat baik dan yang berbuat jahat disediakan berbagai peringkat balasan yang sesuai dengan apa yang mereka telah kerjakan, dan ketetapan yang demikian ialah supaya Allah menyempurnakan bagi mereka balasan amal-amal mereka, sedang mereka tidak dirugikan sedikitpun. [20] Dan ingatlah, semasa orang-orang kafir didedahkan kepada neraka serta dikatakan kepada mereka "Kamu telah habiskan nikmat-nikmat kesenangan kamu dalam kehidupan dunia kamu, dan kamu telah bersenang-senang menikmatinya; maka pada hari ini kamu dibalas dengan azab yang menghina kerana kamu berlaku sombong takbur di muka bumi dengan tidak berdasarkan alasan yang benar, dan kerana kamu sentiasa berlaku fasik" [21] Dan ingatlah peristiwa Nabi Hud saudara kaum Aad, ketika ia memberi amaran kepada kaumnya yang tinggal di lembah "Al-Ahqaaf", - sedang amarannya itu samalah seperti amaran-amaran yang telah diberikan oleh Rasul-rasul yang terdahulu daripadanya dan yang datang sesudahnya - dengan berkata "Janganlah kamu menyembah melainkan Allah, sesungguhnya aku bimbang kamu akan beroleh azab hari yang besar huru-haranya". [22] Mereka menjawab "Adakah engkau datang kepada kami untuk memesongkan kami dari menyembah tuhan-tuhan kami? Maka bawalah azab seksa yang engkau janjikan kepada kami itu jika betul engkau dari orang-orang yang benar!" [23] Nabi Hud berkata "Sesungguhnya ilmu pengetahuan tentang kedatangan azab itu hanya ada di sisi Allah, dan tugasku hanya menyampaikan kepada kamu apa yang aku diutuskan membawanya, tetapi aku lihat kamu satu kaum yang jahil akan tugas Rasul!" [24] Maka apabila mereka melihat azab itu sebagai awan yang menghala ke lembah-lembah mereka, mereka berkata "Ini ialah awan yang akan membawa hujan kepada kita!" Mendengarkan kata-kata yang demikian, Nabi Hud berkata "Tidak! Bahkan itulah azab yang kamu minta disegerakan kedatangannya, iaitu angin yang membawa azab seksa yang tidak terperi sakitnya; [25] "Yang menghancur leburkan segala-galanya dengan izin Tuhannya". Setelah azab itu menimpa mereka maka menjadilah mereka punah ranah - tidak ada yang kelihatan melainkan tempat-tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami membalas kaum yang berdosa. [26] Dan demi sesungguhnya! Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dengan kekuasaan dan kemewahan yang tidak Kami berikan kamu menguasainya wahai kaum musyrik Makkah, dan Kami telah jadikan bagi mereka pendengaran dan penglihatan serta hati; dalam pada itu, pendengaran dan penglihatan serta hati mereka tidak memberikan faedah sedikitpun kepada mereka, kerana mereka sentiasa mengingkari ayat-ayat keterangan Allah; dan dengan yang demikian mereka diliputi oleh azab yang mereka telah ejek-ejek itu. [27] Dan demi sesungguhnya! Kami telah binasakan negeri-negeri yang ada di sekeliling negeri kamu wahai kaum musyrik Makkah, dan Kami telah menerangkan tanda-tanda kekuasaan Kami dengan berbagai cara, supaya mereka kembali bertaubat. [28] Maka sepatutnya mereka dibela oleh segala yang mereka sembah yang lain dari Allah sebagai penyembahan untuk mendekatkan diri kepada Allah? Tetapi tidak, bahkan segala yang mereka sembah itu telah hilang lenyap dari mereka. Dan demikianlah akibat penyelewengan mereka dan kepercayaan yang mereka telah ada-adakan. [29] Dan ingatkanlah peristiwa semasa Kami menghalakan satu rombongan jin datang kepadamu wahai Muhammad untuk mendengar Al-Quran; setelah mereka menghadiri bacaannya, berkatalah setengahnya kepada yang lain "Diamlah kamu dengan sebulat-bulat ingatan untuk mendengarnya!" Kemudian setelah selesai bacaan itu, kembalilah mereka kepada kaumnya menyiarkan ajaran Al-Quran itu dengan memberi peringatan dan amaran. [30] Mereka berkata "Wahai kaum kami! Sesungguhnya kami telah mendengar Kitab Al-Quran yang diturunkan oleh Allah sesudah Nabi Musa, yang menegaskan kebenaran Kitab-kitab Suci yang terdahulu daripadanya, lagi, memandu kepada kebenaran tauhid dan ke jalan yang lurus ugama Islam [31] "Wahai kaum kami! Sahutlah seruan Rasul Nabi Muhammad yang mengajak ke jalan Allah, serta berimanlah kamu kepadanya, supaya Allah mengampunkan sebahagian dari dosa-dosa kamu, dan menyelamatkan kamu dari azab seksa yang tidak terperi sakitnya. [32] "Dan sesiapa tidak menyahut seruan Rasul yang mengajaknya ke jalan Allah, maka ia tidak akan dapat melepaskan diri dari balasan azab walau ke mana sahaja ia melarikan diri di bumi, dan ia tidak akan beroleh sesiapapun - yang lain dari Allah - sebagai pelindung- pelindung yang membelanya; mereka yang demikian sifatnya adalah dalam kesesatan yang nyata". [33] Masihkah mereka ingkar dan tidak mahu memikir serta mengetahui bahawa sesungguhnya Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan tidak mengalami kesukaran dalam menciptakannya - berkuasa menghidupkan makhluk-makhluk yang telah mati? Sudah tentu berkuasa! Sesungguhnya Ia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. [34] Dan ingatlah hari orang-orang yang kafir didedahkan kepada neraka, lalu dikatakan kepada mereka "Bukankah azab neraka ini benar?" Mereka menjawab "Ya, benar, demi Tuhan kami!" Setelah itu dikatakan lagi kepada mereka "Maka sekarang rasalah azab seksa dengan sebab kamu kufur ingkar di dunia dahulu. " [35] Jika demikian akibat orang-orang kafir yang menentangmu wahai Muhammad maka bersabarlah engkau sebagaimana sabarnya Rasul-rasul "Ulil-Azmi" yang mempunyai keazaman dan ketabahan hati dari kalangan Rasul-rasul yang terdahulu daripadamu; dan janganlah engkau meminta disegerakan azab untuk mereka yang menentangmu itu. Sesungguhnya keadaan mereka semasa melihat azab yang dijanjikan kepada mereka, merasai seolah-olah mereka tidak tinggal di dunia melainkan sekadar satu saat sahaja dari siang hari. Penerangan yang demikian cukuplah menjadi pelajaran bagi orang-orang yang mahu insaf. Maka ingatlah tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik - derhaka. Muhamad [1] Orang-orang yang kafir serta menghalangi dirinya dan orang lain dari jalan Allah, Allah sia- siakan segala amal mereka. [2] Dan sebaliknya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang soleh serta beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad - yang ialah kebenaran dari Tuhan mereka, - Allah mengampunkan dosa-dosa mereka, dan menjayakan keadaan mereka di dunia dan di akhirat. [3] Berlakunya yang demikian, kerana sesungguhnya orang-orang yang kafir menurut perkara yang salah, dan sesungguhnya orang-orang yang beriman menurut perkara yang benar dari Tuhan mereka. Demikianlah Allah menerangkan kepada umat manusia akan sifat dan akibat bawaan mereka masing-masing. [4] Dengan yang demikian, apabila kamu berjuang menentang orang-orang kafir dalam peperangan jihad maka pancunglah lehernya, sehingga apabila kamu dapat membunuh mereka dengan banyaknya serta mengalahkannya maka tawanlah mana-mana yang hidup dan ikatlah mereka dengan kukuhnya. Setelah selesai pertempuran itu maka terserahlah kepada kamu sama ada hendak memberi kebebasan kepada orang-orang tawanan itu dengan tiada sebarang penebusnya atau membebaskan mereka dengan mengambil penebusnya. Bertindaklah demikian terhadap golongan kafir yang menceroboh sehinggalah berakhir peperangan jihad itu dan lenyaplah sebab-sebab yang memimbulkannya. Demikianlah diperintahkan kamu melakukannya. Dan sekiranya Allah menghendaki, tentulah Ia membinasakan mereka dengan tidak payah kamu memeranginya; tetapi Ia perintahkan kamu berbuat demikian kerana hendak menguji kesabaran kamu menentang golongan yang kufur ingkar yang mencerobohi kamu. Dan orang-orang yang telah berjuang serta gugur syahid pada jalan Allah mempertahankan ugamanya, maka Allah tidak sekali kali akan mensia-siakan amal-amal mereka. [5] Allah akan memimpin mereka yang berjuang ke jalan mendapat sebaik-baik balasan dan menjadikan keadaan mereka baik dan berguna di dunia dan di akhirat [6] Serta memasukkan mereka ke dalam Syurga yang telah dijanjikan dan diterangkan sifat- sifatnya kepada mereka. [7] Wahai orang-orang yang beriman, kalau kamu membela ugama Allah nescaya Allah membela kamu untuk mencapai kemenangan dan meneguhkan tapak pendirian kamu. [8] Dan sebaliknya orang-orang yang kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka, dan Allah mensia-siakan amal-amal mereka. [9] Berlakunya yang demikian, kerana sesungguhnya mereka tidak menyukai apa yang diturunkan oleh Allah mengenai ajaran tauhid dan hukum-hukum syarak yang diterangkan di dalam Al-Quran, lalu Allah menggugurkan amal-amal mereka. [10] Maka tidakkah mereka telah mengembara di muka bumi, serta mereka memerhatikan bagaimana akibat orang-orang kafir yang terdahulu dari mereka? Allah telah menghancurkan orang-orang itu; dan orang-orang kafir yang menurut jejak mereka akan beroleh akibat- akibat buruk yang seperti itu. [11] Balasan yang demikian, kerana sesungguhnya Allah menjadi Pelindung orang-orang yang beriman, dan sesungguhnya orang-orang yang kafir tiada sesiapapun yang dapat memberikan perlindungan kepada mereka. [12] Sesungguhnya Allah akan memasukkan orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal- amal yang soleh - ke dalam Syurga yang mengalir di bawahnya beberapa sungai; dan sebaliknya orang-orang yang kafir menikmati kesenangan di dunia serta mereka makan minum sebagaimana binatang-binatang ternak makan minum, sedang nerakalah menjadi tempat tinggal mereka. [13] Dan bukan sedikit penduduk negeri-negeri yang lebih kuat dari penduduk negerimu wahai Muhammad yang telah memaksamu keluar berhijrah - Kami binasakan mereka, maka tiadalah sesiapa pun yang dapat membela mereka. [14] Dengan yang demikian, adakah orang orang yang beriman dan taat yang keadaannya sentiasa berdasarkan bukti yang nyata dari Tuhannya sama seperti orang-orang yang ingkar - derhaka yang telah diperhiaskan kepadanya oleh Syaitan akan kejahatan amalnya sehingga dipandangnya baik, dan yang telah menurut hawa nafsunya? Sudah tentu tidak sama! [15] Sifat Syurga yang telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa ialah seperti berikut ada padanya beberapa sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, dan beberapa sungai dari susu yang tidak berubah rasanya, serta beberapa sungai dari arak yang lazat bagi orang-orang yang meminumnya, dan juga beberapa sungai dari madu yang suci bersih. Dan ada pula untuk mereka di sana segala jenis buah-buahan, serta keredaan dari Tuhan mereka. Adakah orang-orang yang tinggal kekal di dalam Syurga yang sedemikian itu keadaannya sama seperti orang-orang yang tinggal kekal di dalam neraka dan diberi minum dari air yang menggelegak sehingga menjadikan isi perut mereka hancur? Sudah tentu tidak sama! [16] Dan di antara mereka yang hadir di majlismu wahai Muhammad, ialah orang-orang munafik yang mendengar ajaranmu dengan sambil lewa, sehingga apabila mereka keluar dari sisimu berkatalah mereka secara mengejek-ejek kepada orang-orang yang diberi ilmu dari kalangan sahabat-sahabatmu yang setia "Apa yang dikatakan oleh Muhammad tadi?" Mereka yang munafik itu ialah orang-orang yang telah dimeteraikan Allah atas hati mereka, dan ialah orang-orang yang menurut hawa nafsunya. [17] Dan sebaliknya orang-orang yang menerima petunjuk ke jalan yang benar, Allah menambahi mereka dengan hidayah petunjuk, serta memberi kepada mereka dorongan untuk mereka bertaqwa. [18] Kiranya golongan yang ingkar masih tidak mahu menerima peringatan yang diberi kepadanya maka tidak ada lagi yang mereka tunggu melainkan saat kiamat yang akan datang kepada mereka secara mengejut, kerana sesungguhnya telah lahirlah tanda-tanda kedatangannya. Kalaulah demikian, maka bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan yang diberi kepada mereka - apabila saat kiamat itu datang kepada mereka? [19] Oleh itu, maka tetapkanlah pengetahuanmu dan keyakinanmu wahai Muhammad bahawa sesungguhnya tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah, dan mintalah ampun kepadaNya bagi salah silap yang engkau lakukan, dan bagi dosa-dosa orang-orang yang beriman - lelaki dan perempuan; dan ingatlah, Allah mengetahui akan keadaan gerak-geri kamu di dunia dan keadaan penetapan kamu di akhirat. [20] Dan kerana gemarkan pahala berjuang menegakkan Islam orang-orang yang beriman berkata "Alangkah baiknya sekiranya diturunkan satu surah dari Al-Quran, yang memerintahkan kami berjuang?" Maka apabila diturunkan satu surah dari Al-Quran yang tegas keterangannya dan tersebut padanya hukum-hukum yang mewajibkan perang Jihad menentang pencerobohan musuh, sudah tentu engkau akan melihat orang-orang yang ada penyakit kufur dalam hatinya memandang kepadamu dengan terbeliak matanya kerana gerun takut menghadapi mati; dengan yang demikian, maka kebinasaanlah lebih hampir kepada mereka. [21] Mereka selalu berkata "Pendirian kami mematuhi perintah dan memperkatakan perkataan yang baik yang diredhai Allah". Dalam pada itu, apabila perkara peperangan Jihad itu ditetapkan wajibnya, mereka tidak menyukainya; maka kalaulah mereka bersifat jujur kepada Allah dengan mematuhi perintahNya, tentulah yang demikian itu amat baik bagi mereka. [22] Kalau kamu tidak mematuhi perintah maka tidakkah kamu harus dibimbang dan dikhuatirkan - jika kamu dapat memegang kuasa - kamu akan melakukan kerosakan di muka bumi, dan memutuskan hubungan silaturrahim dengan kaum kerabat? [23] Orang-orang yang melakukan perkara yang tersebut merekalah yang dilaknat oleh Allah serta ditulikan pendengaran mereka, dan dibutakan penglihatannya [24] Setelah diterangkan yang demikian maka adakah mereka sengaja tidak berusaha memahami serta memikirkan isi Al-Quran? Atau telah ada di atas hati mereka kunci penutup yang menghalangnya daripada menerima ajaran Al-Quran? [25] Sesungguhnya orang-orang yang telah berbalik kepada keingkaran mereka sesudah terang nyata kepada mereka kebenaran petunjuk yang dikemukakan kepadanya, Syaitanlah yang memperdayakan mereka berlaku demikian, serta memanjangkan angan-angan mereka. [26] Berlakunya yang demikian ialah kerana mereka berkata kepada orang-orang yang tidak menyukai perkara yang diturunkan oleh Allah "Kami akan patuh kepada kamu pada setengah perkara yang berhubung dengan menentang Muhammad dan pengikutnya itu"; sedang Allah mengetahui segala perkataan dan perbuatan yang mereka sembunyikan. [27] Kalaulah mereka terlepas sekarang dari bencana kejahatan mereka maka bagaimanakah mereka dapat menolak azab seksa apabila malaikat mengambil nyawa mereka sambil memukul muka dan punggung mereka? [28] Kematian mereka dalam keadaan yang buruk itu, kerana mereka menurut serta melakukan perkara-perkara yang menyebabkan kemurkaan Allah, dan mereka pula membenci perkara- perkara yang diredhaiNya; oleh itu, Allah gugurkan amal-amal mereka yang baik, yang pernah mereka lakukan. [29] Patutkah orang-orang munafik yang ada penyakit syak, ragu-ragu dalam hatinya menyangka bahawa Allah tidak sekali-kali akan mendedahkan perasaan dendam dan hasad dengki mereka terhadap Nabi Muhammad dan umatnya? [30] Dan sekiranya Kami kehendaki, tentulah Kami akan memperkenalkan mereka kepadamu wahai Muhammad, lalu engkau tetap mengenalinya dengan tanda-tanda yang menjadi sifat mereka; dan demi sesungguhnya, engkau akan mengenali mereka dari gaya dan tutur katanya. Dan ingatlah kamu masing-masing, Allah mengetahui segala yang kamu lakukan. [31] Dan demi sesungguhnya! Kami tetap menguji kamu wahai orang-orang yang mengaku beriman sehingga ternyata pengetahuan Kami tentang adanya orang-orang yang berjuang dari kalangan kamu dan orang-orang yang sabar dalam menjalankan perintah Kami; dan sehingga Kami dapat mengesahkan benar atau tidaknya berita-berita tentang keadaan kamu. [32] Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi dirinya dan orang lain dari jalan Allah, serta mereka memusuhi Rasul Allah setelah ternyata kepada mereka kebenaran petunjuk yang dibawanya, mereka tidak sekali-kali akan dapat mendatangkan mudarat kepada Allah sedikitpun, dan sebaliknya Allah akan menghampakan perbuatan dan amal- amal mereka. [33] Wahai orang-orang yang beriman! Taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kepada Rasul Allah, dan janganlah kamu batalkan amal-amal kamu! [34] Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi dirinya dan orang lain dari jalan Allah, kemudian mereka mati dengan keadaan kafirnya, maka Allah tidak sekali-kali akan mengampunkan mereka. [35] Apabila kamu telah mengetahui bahawa orang-orang kafir itu dihampakan amalnya dan diseksa oleh Allah maka janganlah kamu wahai orang-orang yang beriman merasa lemah dan mengajak musuh yang menceroboh untuk berdamai, padahal kamulah orang-orang yang tertinggi keadaannya, lagi pula Allah bersama-sama kamu untuk membela kamu mencapai kemenangan, dan Ia tidak sekali-kali akan mengurangi pahala amal-amal kamu. [36] Ingatlah bahawa kehidupan dunia yang tidak berdasarkan iman dan taqwa hanyalah ibarat permainan dan hiburan; dan jika kamu beriman serta bertaqwa, Allah akan memberikan kamu pahala amal kamu, dan Ia tidak meminta kepada kamu harta benda kamu melainkan untuk memberikan kamu barang yang lebih baik daripadanya. [37] Tabiat kamu wahai manusia jika Tuhan meminta kepada kamu harta benda kamu serta mendesak kamu memberikanNya, nescaya kamu akan berlaku bakhil kedekut, dan kebakhilan itu akan melahirkan kemarahan dan kebencian kamu. [38] Ingatlah, kamu ini adalah orang-orang yang bertabiat demikian - kamu diseru supaya menderma dan membelanjakan sedikit dari harta benda kamu pada jalan Allah, maka ada di antara kamu yang berlaku bakhil, padahal sesiapa yang berlaku bakhil maka sesungguhnya ia hanyalah berlaku bakhil kepada dirinya sendiri. Dan ingatlah Allah Maha kaya tidak berhajat kepada sesuatupun, sedang kamu semua orang-orang miskin yang sentiasa berhajat kepadaNya dalam segala hal. Dan jika kamu berpaling daripada beriman, bertaqwa dan berderma Ia akan menggantikan kamu dengan kaum yang lain; setelah itu mereka tidak akan berkeadaan seperti kamu. Al-Fat-h [1] Sesungguhnya Kami telah membuka bagi perjuanganmu wahai Muhammad satu jalan kemenangan yang jelas nyata, [2] Kemenangan yang dengan sebabnya Allah mengampunkan salah dan silapmu yang telah lalu dan yang terkemudian, dan menyempurnakan nikmatNya kepadamu, serta menambahkanmu hidayah ke jalan yang lurus dalam mengembangkan Islam dan melaksanakan hukum- hukumnya. [3] Dan dengan sebabnya Allah memberikanmu pertolongan untuk mencapai kejayaan dengan sepunuh-penuh dan sehandal-handal pertolongan yang tidak ada bandingannya. [4] Tuhan yang membuka jalan kemenangan itu Dia lah yang menurunkan semangat tenang tenteram ke dalam hati orang-orang yang beriman semasa mereka meradang terhadap angkara musuh supaya mereka bertambah iman dan yakin beserta dengan iman dan keyakinan mereka yang sedia ada; pada hal Allah menguasai tentera langit dan bumi untuk menolong mereka; dan Allah adalah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana. [5] Allah melakukan yang demikian supaya ia memasukkan orang-orang yang beriman - lelaki dan perempuan - ke dalam Syurga yang mengalir di bawahnya beberapa sungai; dengan keadaan kekal mereka di dalamnya, serta menghapuskan dosa-dosa mereka; dan adalah yang demikian itu pada sisi Allah merupakan kejayaan yang besar untuk mereka; [6] Dan supaya Ia menyeksa orang-orang munafik - lelaki dan perempuan, dan orang-orang musyrik - lelaki dan perempuan, yang menyangka terhadap Allah dengan sangkaan yang buruk bahawa Ia akan mengecewakan RasulNya. Atas merekalah tertimpanya bala bencana yang dibawa oleh peredaran zaman; dan selain itu Allah murkai mereka dan melaknatkan mereka serta menyediakan untuk mereka neraka Jahannam; sedang neraka Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. [7] Dan Allah menguasai tentera langit dan bumi untuk menyeksa orang-orang yang derhaka; dan Allah adalah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana. [8] Sesungguhnya Kami telah mengutusmu wahai Muhammad sebagai Rasul yang menjadi saksi yang diterima keterangannya, dan sebagai pembawa berita gembira kepada orang- orang yang beriman, serta pemberi amaran kepada orang-orang yang ingkar. [9] Kami mengutusmu wahai Muhammad supaya engkau dan umatmu beriman kepada Allah dan RasulNya, dan supaya kamu kuatkan ugamaNya serta memuliakanNya, dan supaya kamu beribadat kepadaNya pada waktu pagi dan petang. [10] Sesungguhnya orang-orang yang memberi pengakuan taat setia kepadamu wahai Muhammad - untuk berjuang menentang musuh, mereka hanyasanya memberikan pengakuan taat setia kepada Allah; Allah mengawasi keadaan mereka memberikan taat setia itu untuk membalasnya. Oleh itu, sesiapa yang tidak menyempurnakan janji setianya maka bahaya tidak menyempurnakan itu hanya menimpa dirinya; dan sesiapa yang menyempurnakan apa yang telah dijanjikannya kepada Allah, maka Allah akan memberi kepadanya pahala yang besar. [11] Orang-orang "A'raab" kaum Arab Badwi yang ketinggalan tidak turut bersama-sama denganmu ke Hudaibiyah, akan berkata kepadamu wahai Muhammad "Kami telah dihalangi oleh urusan menjaga keselamatan harta benda dan anak isteri kami; oleh itu, pohonkanlah ampun kepada Allah untuk kami". Mereka berkata dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya. Katakanlah wahai Muhammad "Jika demikian sebab ketinggalan kamu maka adakah sesiapa yang berkuasa mempertahankan kamu daripada terkena atau menerima sesuatu ketetapan dari Allah jika Ia tetapkan kamu ditimpa bahaya atau beroleh manfaat? Tidak ada sesiapapun, dan apa yang kamu katakan itu bukanlah menjadi sebab bahkan Allah adalah Maha Mendalam pengetahuanNya tentang sebab ketinggalan yang kamu lakukan itu dan Ia akan membalasnya. [12] "Itu bukanlah sebabnya bahkan sebabnya kamu telah menyangka bahawa Rasulullah dan orang-orang yang beriman yang pergi berperang akan binasa semuanya dan tidak akan kembali lagi kepada akan isteri dan keluarga masing-masing selama-lamanya; dan sangkaan yang demikian itu diperelokkan oleh Syaitan di dalam hati kamu serta menerimanya; dan lagi kamu telah menyangka berbagai-bagai sangkaan yang buruk terhadap ugama Allah yang dibawa oleh RasulNya; dan dengan itu menjadilah kamu kaum yang rosak binasa". [13] Dan ingatlah bahawa sesiapa yang tidak beriman kepada Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya Kami sediakan bagi orang-orang kafir itu api neraka yang menjulang-julang. [14] Dan ingatlah juga bahawa kuasa pemerintahan langit dan bumi adalah hak kepunyaan Allah, Ia berkuasa mengampunkan sesiapa yang dikehendakiNya, dan Ia juga berkuasa menyeksa sesiapa yang dikehendakiNya; dan Allah adalah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani. [15] Orang-orang munafik yang tidak turut berjuang bersama-sama kamu akan berkata semasa kamu pergi mengepong musuh serta mendapat harta rampasan perang Biarkanlah kami turut serta dengan kamu!" Mereka dengan itu hendak mengubah janji Allah yang menentukan hanya orang-orang yang turut hadir di Hudaibiyah sahaja yang berhak mendapat harta rampasan perang itu. Katakanlah wahai Muhammad "Kamu tidak dibenarkan sama sekali turut serta dengan kami; demikianlah Allah menegaskan larangan itu semenjak dahulu lagi". Mereka akan berkata pula "Bukan Tuhan yang melarang bahkan kamu dengki kepada kami", apa yang mereka katakan itu tidaklah benar, bahkan mereka tidak faham kecuali sedikit sahaja; mereka hanya faham tentang kehidupan dan kesenangan dunia semata-mata. [16] Katakanlah wahai Muhammad kepada orang-orang yang tidak turut berjuang bersama- samamu dari kalangan kaum-kaum Arab Badwi "Kamu akan diajak menentang satu kaum penceroboh yang sangat kuat gagah supaya kamu memeranginya, atau mereka menurut perintah Islam secara damai. Jika kamu taat menjalankan perintah Allah ini, Allah akan mengurniakan kamu dengan balasan yang baik di dunia dan akhirat, dan kalau kamu berpaling ingkar seperti keingkaran dahulu, nescaya Allah akan menyeksa kamu dengan azab yang tidak terperi sakitnya". [17] Tidaklah menjadi salah kepada orang buta, dan tidaklah menjadi salah kepada orang tempang, dan tidaklah menjadi salah kepada orang sakit tidak turut berperang, kerana masing-masing ada uzurnya. Dan ingatlah, sesiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya, akan dimasukkanNya ke dalam Syurga yang mengalir di bawahnya beberapa sungai; dan sesiapa yang berpaling ingkar, akan diseksaNya dengan azab yang tidak terperi sakitnya. [18] Demi sesungguhnya! Allah reda akan orang-orang yang beriman, ketika mereka memberikan pengakuan taat setia kepadamu wahai Muhammad di bawah naungan pohon yang termaklum di Hudaibiyah; maka dengan itu ternyata apa yang sedia diketahuiNya tentang kebenaran iman dan taat setia yang ada dalam hati mereka, lalu Ia menurunkan semangat tenang tenteram kepada mereka, dan membalas mereka dengan kemenangan yang dekat masa datangnya; [19] Dan juga dengan banyak harta rampasan perang, yang mereka akan dapat mengambilnya. Dan ingatlah, Allah adalah Maha kuasa, lagi Maha Bijaksana. [20] Sebagai memuliakan orang-orang yang memberi pengakuan taat setianya di Hudaibiyah, Tuhan menujukan firmannya kepada mereka Allah menjanjikan kepada kamu harta rampasan yang banyak yang kamu akan mengambilnya, lalu Ia menyegerakan untuk kamu harta rampasan perang ini, serta Ia telah menahan tangan manusia pihak musuh di situ daripada menyerang kamu; Allah melakukan yang demikian supaya kamu beroleh manfaat dan supaya menjadi tanda yang membuktikan kebenaran janjiNya bagi orang-orang yang beriman, dan juga supaya Ia menambahkan kamu hidayah ke jalan yang lurus. [21] Dan ada lagi harta rampasan lain yang kamu belum dapat menguasainya, tetapi Allah telah memelihara harta itu dengan kekuasaanNya untuk kamu mendapatnya; dan ingatlah, Allah adalah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. [22] Dan sekiranya orang-orang kafir dari penduduk Makkah itu memerangi kamu di Hudaibiyah, tentulah mereka akan berpaling melarikan diri dengan kekalahan; kemudian mereka tidak akan beroleh sesiapapun yang menjadi pelindung atau memberikan pertolongan. [23] Kekalahan orang-orang yang menentang Rasul Allah sudah tetap menurut "Sunnatullah" peraturan Allah yang telah berlaku semenjak dahulu lagi; dan engkau tidak akan mendapati sebarang perubahan bagi cara dan peraturan Allah itu. [24] Dan Dia lah yang telah menahan tangan mereka yang musyrik daripada melakukan perkara yang buruk terhadap kamu, dan tangan kamu daripada berbuat demikian kepada mereka di kawasan Makkah, sesudah Ia menjadikan kamu dapat menewaskan mereka. Dan ingatlah, Allah adalah Maha Melihat akan segala yang kamu kerjakan. [25] Mereka itulah orang-orang yang kafir dan menghalang kamu daripada masuk ke masjid Al- Haraam Makkah Al-Mukarramah serta menyebabkan binatang-binatang korban yang kamu bawa tertahan dari sampai ke tempat sembelihannya. Dan kalaulah tidak kerana kemungkinan kamu akan melakukan pembunuhan yang tidak sengaja terhadap beberapa orang yang beriman, lelaki dan perempuan, yang ada di antara orang-orang kafir itu, pada hal kamu tidak mengetahui mereka beriman, yang akibatnya kamu akan menanggung kesusahan dan dukacita disebabkan pembunuhan mereka, - tentulah diizinkan kamu menyerang kaum musyrik yang mengancam kamu itu. Tetapi tidak diizinkan kerana Allah hendak memasukkan sesiapa yang dikehendakiNya ke dalam rahmatNya. Kalaulah mereka penduduk Makkah - yang beriman dan yang musyrik itu berpisahan di antara satu puak dengan yang lain, tentulah Kami menyeksa orang-orang yang kafir dari mereka dengan seksa di dunia yang tidak terperi sakitnya. [26] Ingatlah dan kenangkanlah ihsan Tuhan kepada kamu ketika orang-orang yang kafir itu menimbulkan perasaan sombong angkuh yang ada dalam hati mereka terhadap kebenaran Islam - perasaan sombong angkuh secara Jahiliyah yang menyebabkan kamu panas hati dan terharu, lalu Allah menurunkan semangat tenang tenteram kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman sehingga tercapailah perdamaian, serta meminta mereka tetap berpegang kepada "Kalimah Taqwa", sedang mereka di sisi Allah adalah orang-orang yang sangat berhak dengan "kalimah Taqwa" itu serta menjadi ahlinya. Dan ingatlah, Allah adalah Maha Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu. [27] Demi sesungguhnya! Allah tetap menyatakan benar RasulNya dalam perkara mimpi itu dengan kenyataan yang sebenar; iaitu sesungguhnya kamu tetap akan memasuki Masjid Al- Haraam - insya Allah pada masa yang ditentukanNya - dalam keadaan aman menyempurnakan ibadat umrah kamu dengan mencukur kepala kamu, dan kalau tidak pun menggunting sedikit rambutnya, serta kamu tidak merasa takut akan pengkhianatan musuh sehingga kamu keluar balik dari situ. Allah mengangguhkan berlakunya kenyataan itu kerana Ia mengetahui adanya feadah dalam penangguhan itu yang kamu tidak mengetahuinya; maka Ia menyediakan sebelum terlaksananya mimpi itu, satu kemenangan yang dekat masa berlakunnya. [28] Allah yang menyatakan itu Dia lah yang telah mengutus RasulNya Muhammad, dengan membawa hidayah petunjuk dan ugama yang benar ugama Islam, supaya Dia memenangkannya dan meninggikannya atas segala bawaan ugama yang lain; dan cukuplah Allah menjadi Saksi tentang kebenaran apa yang dibawa oleh RasulNya itu. [29] Nabi Muhammad ialah Rasul Allah; dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap keras dan tegas terhadap orang-orang kafir yang memusuhi Islam, dan sebaiknya bersikap kasih sayang serta belas kasihan kasihan sesama sendiri umat Islam. Engkau melihat mereka tetap beribadat rukuk dan sujud, dengan mengharapkan limpah kurnia pahala dari Tuhan mereka serta mengharapkan keredaanNya. Tanda yang menunjukkan mereka sebagai orang-orang yang soleh terdapat muka mereka - dari kesan sujud dan ibadat mereka yang ikhlas. Demikianlah sifat mereka yang tersebut di dalam Kitab Taurat; dan sifat mereka di dalam Kitab Injil pula ialah bahawa mereka diibaratkan sebagai pokok tanaman yang mengeluarkan anak dan tunasnya, lalu anak dan tunasnya itu menyuburkannya, sehingga ia menjadi kuat, lalu ia tegap berdiri di atas pangkal batangnya dengan keadaan yang mengkagumkan orang-orang yang menanamnya. Allah menjadikan sahabat-sahabat Nabi Muhammad, dan pengikut-pengikutnya kembang biak serta kuat gagah sedemikian itu kerana Ia hendak menjadikan orang-orang kafir merana dengan perasaan marah dan hasad dengki - dengan kembang biaknya umat Islam itu. Dan selain itu Allah telah menjanjikan orang-orang yang beriman dan beramal soleh dari mereka, keampunan dan pahala yang besar. Al-Hujuraat [1] Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memandai-mandai melakukan sesuatu perkara sebelum mendapat hukum atau kebenaran Allah dan RasulNya; dan bertaqwalah kamu kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui. [2] Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengangkat suara kamu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu menyaringkan suara dengan lantang semasa bercakap dengannya sebagaimana setengah kamu menyaringkan suaranya semasa bercakap dengan setengahnya yang lain. Larangan yang demikian supaya amal-amal kamu tidak hapus pahalanya, sedang kamu tidak menyedarinya. [3] Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya semasa mereka berada di sisi Rasulullah - merekalah orang-orang yang telah dibersihkan Allah hati mereka untuk bertaqwa; mereka beroleh keampunan dan pahala yang besar. [4] Sesungguhnya orang-orang yang memanggilmu dari luar bilik-bilik tempat ahlimu, wahai Muhammad, kebanyakan mereka tidak mengerti adab dan tata tertib. [5] Dan kalaulah mereka bersabar menunggu sehingga engkau keluar menemui mereka, tentulah cara yang demikian lebih baik bagi mereka; dan ingatlah, Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani. [6] Wahai orang-orang yang beriman! Jika datang kepada kamu seorang fasik membawa sesuatu berita, maka selidikilah untuk menentukan kebenarannya, supaya kamu tidak menimpakan sesuatu kaum dengan perkara yang tidak diingini - dengan sebab kejahilan kamu mengenainya - sehingga menjadikan kamu menyesali apa yang kamu telah lakukan. [7] Dan ketahuilah! Bahawasanya dalam kalangan kamu ada Rasulullah maka janganlah kemahuan atau pendapat kamu mendahului pentadbirannya; kalaulah ia menurut kehendak kamu dalam kebanyakan perkara, tentulah kamu akan mengalami kesukaran; akan tetapi Rasulullah tidak menurut melainkan perkara yang diwahyukan kepadanya, dan kamu wahai orang-orang yang beriman hendaklah bersyukur kerana Allah menjadikan iman suatu perkara yang kamu cintai serta di perhiaskannya dalam hati kamu, dan menjadikan kekufuran dan perbuatan fasik serta perbuatan derhaka itu perkara-perkara yang kamu benci; mereka yang bersifat demikian ialah orang-orang yang tetap menurut jalan yang lurus; - [8] Mereka dijadikan berkeadaan demikian sebagai limpah kurnia dan nikmat pemberian dari Allah; dan ingatlah, Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana. [9] Dan jika dua puak dari orang-orang yang beriman berperang, maka damaikanlah di antara keduanya; jika salah satunya berlaku zalim terhadap yang lain, maka lawanlah puak yang zalim itu sehingga ia kembali mematuhi perintah Allah; jika ia kembali patuh maka damaikanlah di antara keduanya dengan adil menurut hukum Allah, serta berlaku adillah kamu dalam segala perkara; sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang berlaku adil. [10] Sebenarnya orang-orang yang beriman itu adalah bersaudara, maka damaikanlah di antara dua saudara kamu yang bertelingkah itu; dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beroleh rahmat. [11] Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah sesuatu puak dari kaum lelaki mencemuh dan merendah-rendahkan puak lelaki yang lain, kerana harus puak yang dicemuhkan itu lebih baik daripada mereka; dan janganlah pula sesuatu puak dari kaum perempuan mencemuh dan merendah-rendahkan puak perempuan yang lain, kerana harus puak yang dicemuhkan itu lebih baik daripada mereka; dan janganlah setengah kamu menyatakan keaiban setengahnya yang lain; dan janganlah pula kamu panggil-memanggil antara satu dengan yang lain dengan gelaran yang buruk. Larangan-larangan yang tersebut menyebabkan orang yang melakukannya menjadi fasik, maka amatlah buruknya sebutan nama fasik kepada seseorang sesudah ia beriman. Dan ingatlah, sesiapa yang tidak bertaubat daripada perbuatan fasiknya maka merekalah orang-orang yang zalim. [12] Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan dari sangkaan supaya kamu tidak menyangka sangkaan yang dilarang kerana sesungguhnya sebahagian dari sangkaan itu adalah dosa; dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan keaiban orang; dan janganlah setengah kamu mengumpat setengahnya yang lain. Adakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? Jika demikian keadaan mengumpat maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. Oleh itu, patuhilah larangan-larangan yang tersebut dan bertaqwalah kamu kepada Allah; sesungguhnya Allah Penerima taubat, lagi Maha mengasihani. [13] Wahai umat manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan, dan Kami telah menjadikan kamu berbagai bangsa dan bersuku puak, supaya kamu berkenal-kenalan dan beramah mesra antara satu dengan yang lain. Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah orang yang lebih taqwanya di antara kamu, bukan yang lebih keturunan atau bangsanya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Mendalam PengetahuanNya akan keadaan dan amalan kamu. [14] Orang-orang " A'raab" berkata " Kami telah beriman". Katakanlah wahai Muhammad "Kamu belum beriman, janganlah berkata demikian, tetapi sementara iman belum lagi meresap masuk ke dalam hati kamu berkatalah sahaja ` kami telah Islam '. Dan ingatlah, jika kamu taat kepada Allah RasulNya zahir dan batin, Allah tidak akan mengurangkan sedikitpun dari pahala amal-amal kamu, kerana sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani". [15] Sesungguhnya orang-orang yang sebenar-benarnya beriman hanyalah orang-orang yang percaya kepada Allah dan RasulNya, kemudian mereka terus percaya dengan tidak ragu- ragu lagi, serta mereka berjuang dengan harta benda dan jiwa mereka pada jalan Allah; mereka itulah orang-orang yang benar pengakuan imannya. [16] Katakanlah kepada orang-orang "A'raab" itu wahai Muhammad "Patutkah kamu hendak memberitahu kepada Allah tentang ugama kamu dengan berkata ` kami telah beriman '? Padahal Allah mengetahui segala yang ada di langit dan yang ada di bumi, dan Allah Maha Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu". [17] Mereka mengira dirinya berbudi kepadamu wahai Muhammad dengan sebab mereka telah Islam tidak melawan dan tidak menentang. Katakanlah kepada mereka "Janganlah kamu mengira keislaman kamu itu sebagai budi kepadaku, bahkan kalaulah sah dakwaan kamu itu sekalipun maka Allah jualah yang berhak membangkit-bangkitkan budiNya kepada kamu, kerana Dia lah yang memimpin kamu kepada iman yang kamu dakwakan itu, kalau betul kamu orang-orang yang benar pengakuan imannya. [18] "Sesungguhnya Allah mengetahui segala rahsia langit dan bumi, dan Allah Maha Melihat akan segala yang kamu kerjakan". Qaaf [1] Qaaf. Demi Al-Quran yang melimpah-limpah kemuliaan dan kebaikannya bahawa sesungguhnya Muhammad adalah Rasul yang diutus memberi peringatan dan amaran. [2] Kaum musyrik Makkah bukan sahaja mengingkari kerasulannya bahkan mereka merasa hairan kerana datang kepada mereka, dari kalangan mereka sendiri, seorang Rasul pemberi peringatan dan amaran mengenai perkara hidup semula sesudah mati; lalu orang-orang yang kafir itu berkata "Ini adalah satu perkara yang menakjubkan! [3] "Adakah kita akan kembali hidup sesudah kita mati dan menjadi tanah? Itu adalah cara kembali yang jauh dari kemungkinan, kerana jasad yang telah hancur tidak dapat diketahui lagi". [4] Apa yang mereka katakan itu tidaklah benar, kerana Kami sedia mengetahui apa yang dimakan oleh bumi sedikit demi sedikit dari tubuh orang mati mereka, serta ada di sisi Kami sebuah Kitab yang menyimpan catitan segala perkara yang berlaku. [5] Mereka tidak mahu berfikir betul bahkan mereka terburu-buru mendustakan kebenaran apabila sahaja sampainya kepada mereka; oleh sebab itu, mereka berada dalam keadaan yang serba kacau. [6] Kalaulah mereka menyangka Kami tidak berkuasa mengembalikan mereka hidup semula maka tidakkah mereka memandang ke langit yang ada di sebelah atas mereka dengan tidak bertiang bagaimana Kami membinanya dengan rapi serta Kami menghiasinya dengan bintang-bintang, dan dengan keadaan tidak ada padanya retak-renggang? - [7] Dan juga keadaan bumi ini, bagaimana Kami bentangkan dia sebagai hamparan, dan Kami letakkan padanya gunung-ganang yang terdiri kukuh, serta Kami tumbuhkan padanya pelbagai jenis tanaman yang indah subur? [8] Kami adakan semuanya itu untuk menjadi perhatian dan peringatan, yang menunjukkan jalan kebenaran, kepada tiap-tiap seorang hamba Allah yang mahu kembali kepadaNya dengan taat dan berbakti. [9] Dan juga Kami telah menurunkan dari langit air hujan yang banyak faedahnya, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pokok-pokok tanaman buah-buahan dan biji-bijian yang dituai; [10] Serta pohon-pohon kurma yang tinggi menjulang, yang mengeluarkan mayang, berlapis-lapis, lagi lebat putiknya; [11] Semuanya itu sebagai rezeki bagi hamba-hamba Kami. Dan lagi Kami telah hidupkan dengan air itu bumi yang mati; demikianlah pula keadaan keluarnya orang-orang yang mati dari kubur setelah dibangkitkan hidup semula. [12] Sebelum mereka yang menentang Nabi Muhammad itu - kaum Nabi Nuh, dan "Ashaabur- Rassi" serta Thamud kaum Nabi Soleh, telah juga mendustakan Rasul masing-masing, [13] Dan juga Aad kaum Nabi Hud, dan Firaun, serta kaum Nabi Lut, [14] Dan juga penduduk "Aikah", serta kaum " Tubba' "; tiap-tiap satu kaum itu telah mendustakan Rasul-rasul yang diutus kepadanya, lalu mereka ditimpa azab yang Aku janjikan. [15] Setelah mereka melihat dan memerhatikan makhluk-makhluk yang Kami ciptakan itu maka adakah Kami telah lemah dengan ciptaan yang pertama itu sehingga Kami tidak dapat mengadakannya semula? Tidak! Dan merekapun tidak mengingkari kekuasaan Kami. Bahkan mereka berada dalam keadaan keliru dan ragu-ragu tentang ciptaan makhluk- makhluk hidup semula dalam bentuk yang baharu. [16] Dan demi sesungguhnya, Kami telah mencipta manusia dan Kami sedia mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, sedang pengetahuan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, [17] Semasa dua malaikat yang mengawal dan menjaganya menerima dan menulis segala perkataan dan perbuatannya; yang satu duduk di sebelah kanannya, dan yang satu lagi di sebelah kirinya. [18] Tidak ada sebarang perkataan yang dilafazkannya atau perbuatan yang dilakukannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang sentiasa sedia menerima dan menulisnya. [19] Dan apabila sampai ajal seseorang datanglah "Sakaratulmuat" membawa kebenaran yang telah dijanjikan, serta dikatakan kepada yang mengingkarinya sebelum itu "Inilah perkara yang engkau selalu mengelak diri daripadanya!" [20] Dan lagi apabila sampai saat yang ditentukan ditiuplah sangkakala untuk menghidupkan semula makhluk-makhluk yang telah mati; saat itu ialah hari berlakunya amaran yang telah diberikan. [21] Dan setelah itu datanglah tiap-tiap orang ke Padang Mahsyar, disertai dua malaikat yang satu menjadi pembawa, dan yang satu lagi menjadi saksi; [22] Serta dikatakan kepadanya "Demi sesungguhnya! Engkau di dunia dahulu berada dalam keadaan lalai tentang perkara hari ini, maka kami hapuskan kelalaian yang menyelubungimu itu, lalu pandanganmu pada hari ini menjadi tajam dapat menyaksikan dengan jelasnya perkara-perkara hari akhirat". [23] Dan berkatalah malaikat yang sentiasa ada bersama-samanya "Inilah Kitab catitan iman dan amal orang yang terletak dalam jagaanku, siap sedia untuk dibicarakan". [24] Setelah tiap-tiap orang dibicarakan, Allah berfirman kepada kedua malaikat yang menjadi pembawa dan saksi itu "Humbankanlah oleh kamu berdua, ke dalam neraka Jahannam tiap- tiap orang yang tetap degil dalam kekufurannya; - [25] "Yang sering menghalangi jenis kebajikan, yang melanggar hukum ugama, lagi yang meragukan kebenaran, [26] "Yang menyembah benda yang lain bersama-sama Allah; maka humbankanlah oleh kamu berdua akan dia ke dalam azab seksa yang seberat-beratnya". [27] Semasa ia dihumbankan ke dalam neraka Jahannam, ia mendakwa bahawa Syaitanlah yang menjadikan dia sesat; pada saat itu Syaitan yang sentiasa menyertainya di dunia dahulu berkata "Wahai Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya tetapi sememangnya dia sendiri berada di dalam kesesatan yang jauh terpesong". [28] Allah berfirman "Janganlah kamu berbalah lagi di hadapanKu, tidak ada gunanya berbalah pada masa Aku membuat keputusan; padahal kamu sedia mengetahui bahawa Aku dahulu telah memberi amaran kepada kamu akan menyeksa orang-orang yang bersalah. [29] "KeputusanKu itu tidak dapat diubah atau ditukar ganti, dan Aku tidak sekali-kali berlaku zalim kepada hambaKu". [30] Peringatkanlah manusia akan hari Kami bertanya kepada neraka Jahannam "Adakah engkau sudah penuh? " Ia menjawab "Adakah lagi sebarang tambahan?" [31] Dan ingatkanlah pula hari didekatkan Syurga bagi orang-orang yang bertaqwa, di tempat yang tidak jauh dari mereka. [32] Serta dikatakan kepada mereka "Inilah yang dijanjikan kepada kamu, - kepada tiap-tiap hamba yang sentiasa kembali kepada Allah dengan mengerjakan ibadat, lagi yang sangat memelihara dengan sebaik-baiknya segala hukum dan peraturan Allah; [33] "Iaitu orang yang takut melanggar perintah Allah Yang Maha Pemurah, semasa tidak dilihat orang dan semasa ia tidak melihat azab Allah, serta ia datang kepada Allah dengan hati yang tunduk taat". [34] Mereka dipersilakan oleh malaikat dengan berkata "Masuklah kamu ke dalam Syurga dengan selamat sejahtera; hari ini ialah hari bermulanya kehidupan yang kekal". [35] Mereka beroleh apa yang mereka kehendaki di situ, dan di sisi Kami ada lagi tambahan limpah kurnia yang tidak terlintas di hati mereka. [36] Dan berapa banyak kaum-kaum yang ingkar yang terdahulu daripada orang-orang musyrik Makkah itu Kami telah binasakan. Kaum-kaum itu lebih kekuatannya dan kehandalannya daripada mereka, lalu kaum-kaum itu keluar mencari perlindungan di merata-rata negeri. Meskipun demikian keadaannya dapatkah mereka menyelamatkan diri? [37] Sesungguhnya keterangan-keterangan dan peristiwa-peristiwa yang tersebut itu, tidak syak lagi mengandungi pengajaran bagi sesiapa yang mempunyai hati yang sedar pada masa membacanya, atau yang menggunakan pendengarannya dengan bersungguh-sungguh kepada pengajaran itu dengan menumpukan hati dan fikiran kepadanya. [38] Dan demi sesungguhnya! Kami telah menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada di antara keduanya dalam enam masa, dan Kami tidak mengalami sebarang susah payah. [39] Oleh itu bersabarlah wahai Muhammad akan apa yang dikatakan oleh mereka yang menentangmu itu, dan bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu terutama sebelum terbit matahari dan sebelum matahari terbenam. [40] Serta bertasbihlah kepadaNya pada malam hari dan sesudah mengerjakan sembahyang. [41] Dan dengarlah apa yang diterangkan kepadamu sekarang ini mengenai hari kiamat, hari malaikat yang menjadi penyeru, menyeru makhluk-makhluk yang telah mati dari tempat yang dekat yang dapat didengar oleh semuanya, [42] Iaitu hari mereka mendengar pekikan seruan yang menyatakan perkara yang benar; hari seruan itu ialah hari masing-masing keluar dari kubur. [43] Sesungguhnya Kami menghidupkan dan mematikan, dan kepada Kamilah sahaja tempat kembali sekalian makhluk. [44] Pada hari bumi terbelah-belah untuk mereka segera keluar daripadanya. Perbuatan menghidupkan dan menghimpunkan mereka di Padang Mahsyar itu, mudah bagi Kami melaksanakannya. [45] Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan dari berbagai tuduhan terhadapmu wahai Muhammad, dan engkau bukanlah seorang yang berkuasa memaksa mereka supaya masing- masing beriman. Oleh itu, berilah peringatan dengan Al-Quran ini kepada orang yang takutkan janji azabKu. Adz-Dzaariyaat [1] Demi angin yang menerbang dan menaburkan debu, biji-bijian benih, dan lain-lainnya, dengan penerbangan dan penaburan yang sesungguh-sungguhnya, - [2] Dan awan yang membawa dan mengangkut muatannya ke tempat yang dikehendaki, - [3] Dan kapal-kapal yang belayar laju dengan kemudahan yang diberikan kepadanya, - [4] Dan malaikat-malaikat yang membahagi-bahagikan segala perkara yang mereka ditugaskan membahagikannya; [5] Sumpah demi sumpah bahawa sesungguhnya segala yang dijanjikan kepada kamu mengenai hari akhirat tetap benar; [6] Dan bahawa sesungguhnya balasan amal, tetap berlaku. [7] Demi langit yang mempunyai jalan-jalan yang berbagai bentuk keadaannya, [8] Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan berlainan pendapat mengenai ugama yang dibawa oleh Nabi Muhammad, [9] Dipalingkan daripada perselisihan itu orang-orang yang telah dipalingkan Allah dengan sebab keikhlasannya mencari kebenaran. [10] Binasalah orang-orang yang sentiasa mengeluarkan pendapat dengan cara agak-agak sahaja, [11] Iaitu orang-orang yang tenggelam alam kejahilan, serta lalaikan hari pembalasan. [12] Mereka bertanya secara mengejek "Bilakah datangnya hari pembalasan itu?" [13] Jawabnya hari itu ialah hari mereka diseksa dengan dibakar atas api neraka, - [14] Sambil dikatakan kepada mereka "Rasalah azab seksa yang disediakan untuk kamu; inilah dia yang dahulu kamu minta disegerakan kedatangannya". [15] Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa adalah ditempatkan di dalam beberapa taman Syurga, dengan matair-matair terpancar padanya. [16] Keadaan mereka di sana sentiasa menerima nikmat dan rahmat yang diberikan kepadanya oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka di dunia dahulu adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. [17] Mereka sentiasa mengambil sedikit sahaja masa dari waktu malam, untuk mereka tidur. [18] Dan pada waktu akhir malam sebelum fajar pula, mereka selalu beristighfar kepada Allah memohon ampun. [19] Dan pada harta-harta mereka, ada pula bahagian yang mereka tentukan menjadi hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang menahan diri daripada meminta. [20] Dan pada bumi ada tanda-tanda yang membuktikan keesaan dan kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mahu mencapai pengetahuan yang yakin, [21] Dan juga pada diri kamu sendiri. Maka mengapa kamu tidak mahu melihat serta memikirkan dalil-dalil dan bukti itu? [22] Dan di langit pula terdapat sebab-sebab rezeki kamu, dan juga terdapat apa yang telah ditakdirkan dan dijanjikan kepada kamu. [23] Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya apa yang tersebut itu tetap benar, tidak patut diragu-ragukan sebagaimana tidak sepatutnya diragukan benarnya kamu dapat berkata-kata. [24] Sudahkah sampai kepadamu wahai Muhammad perihal tetamu Nabi Ibrahim yang dimuliakan? [25] Ketika mereka masuk mendapatkannya lalu memberi salam dengan berkata "Salam sejahtera kepadamu!" Ia menjawab Salam sejahtera kepada kamu! "Sambil berkata dalam hati mereka ini orang-orang yang tidak dikenal. [26] Kemudian ia masuk mendapatkan Ahli rumahnya serta dibawanya keluar seekor anak lembu gemuk yang dipanggang. [27] Lalu dihidangkannya kepada mereka sambil berkata "Silalah makan". [28] Setelah dilihatnya mereka mereka tidak menjamah makanan itu, maka ia merasa takut dari keadaan mereka. Melihat kecemasannya, mereka berkata "Janganlah engkau takut wahai Ibrahim". Lalu mereka memberikan berita gembira kepadanya, bahawa ia akan beroleh seorang anak yang berpengetahuan. [29] Mendengarkan berita yang mengembirakan itu, maka datanglah isterinya sambil menjerit kehairanan lalu menepuk mukanya sambil berkata "Aku sudah tua, lagi mandul, bagaimana aku boleh mendapat anak?" [30] Mereka berkata "Demikianlah Tuhanmu berfirman, kami hanya menyampaikan sahaja; Sesungguhnya Dia lah Yang Maha Bijaksana, lagi Maha Mengetahui". Al Quran Juz 26 dimulai dari Surat Al-Ahqaf Ayat 1 hingga Surat Adz Dzariyat Ayat 30. Untuk mulai membaca, silahkan klik salah satu judul surat dibawah ini untuk membuka seluruh surat dan ayat, dan klik lagi jika ingin menutupnya. Surat Al Ahqaf Al Quran Juz 26 بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ حٰمۤ ۚḥā mīmHa Mimتَنْزِيْلُ الْكِتٰبِ مِنَ اللّٰهِ الْعَزِيْزِ الْحَكِيْمِ tanzīlul-kitābi minallāhil-azīzil-ḥakīmKitab ini diturunkan dari Allah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana. مَا خَلَقْنَا السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَآ اِلَّا بِالْحَقِّ وَاَجَلٍ مُّسَمًّىۗ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا عَمَّآ اُنْذِرُوْا مُعْرِضُوْنَmā khalaqnas-samāwāti wal-arḍa wa mā bainahumā illā bil-ḥaqqi wa ajalim musamman, wallażīna kafarụ ammā unżirụ mu’riḍụnKami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan tujuan yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Namun orang-orang yang kafir, berpaling dari peringatan yang diberikan kepada mereka. قُلْ اَرَءَيْتُمْ مَّا تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَرُوْنِيْ مَاذَا خَلَقُوْا مِنَ الْاَرْضِ اَمْ لَهُمْ شِرْكٌ فِى السَّمٰوٰتِ ۖائْتُوْنِيْ بِكِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ هٰذَآ اَوْ اَثٰرَةٍ مِّنْ عِلْمٍ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ qul a ra`aitum mā tad’ụna min dụnillāhi arụnī māżā khalaqụ minal-arḍi am lahum syirkun fis-samāwāti`tụnī bikitābim ming qabli hāżā au aṡāratim min ilmin ing kuntum ṣādiqīnKatakanlah Muhammad, “Terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu sembah selain Allah; perlihatkan kepadaku apa yang telah mereka ciptakan dari bumi atau adakah peran serta mereka dalam penciptaan langit? Bawalah kepadaku kitab yang sebelum Al-Qur’an ini atau peninggalan dari pengetahuan orang-orang dahulu, jika kamu orang yang benar.” وَمَنْ اَضَلُّ مِمَّنْ يَّدْعُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَنْ لَّا يَسْتَجِيْبُ لَهٗٓ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَاۤىِٕهِمْ غٰفِلُوْنَ wa man aḍallu mim may yad’ụ min dụnillāhi mal lā yastajību lahū ilā yaumil-qiyāmati wa hum an du’ā`ihim gāfilụnDan siapakah yang lebih sesat daripada orang-orang yang menyembah selain Allah sembahan yang tidak dapat memperkenankan doanya sampai hari Kiamat dan mereka lalai dari memperhatikan doa mereka? وَاِذَا حُشِرَ النَّاسُ كَانُوْا لَهُمْ اَعْدَاۤءً وَّكَانُوْا بِعِبَادَتِهِمْ كٰفِرِيْنَ wa iżā ḥusyiran-nāsu kānụ lahum a’dā`aw wa kānụ bi’ibādatihim kāfirīnDan apabila manusia dikumpulkan pada hari Kiamat, sesembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan yang mereka lakukan تُتْلٰى عَلَيْهِمْ اٰيٰتُنَا بَيِّنٰتٍ قَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلْحَقِّ لَمَّا جَاۤءَهُمْۙ هٰذَا سِحْرٌ مُّبِيْنٌۗwa iżā tutlā alaihim āyātunā bayyināting qālallażīna kafarụ lil-ḥaqqi lammā jā`ahum hāżā siḥrum mubīnDan apabila mereka dibacakan ayat-ayat Kami yang jelas, orang-orang yang kafir berkata ketika kebenaran itu datang kepada mereka, “Ini adalah sihir yang nyata.”اَمْ يَقُوْلُوْنَ افْتَرٰىهُ ۗ قُلْ اِنِ افْتَرَيْتُهٗ فَلَا تَمْلِكُوْنَ لِيْ مِنَ اللّٰهِ شَيْـًٔا ۗهُوَ اَعْلَمُ بِمَا تُفِيْضُوْنَ فِيْهِۗ كَفٰى بِهٖ شَهِيْدًا ۢ بَيْنِيْ وَبَيْنَكُمْ ۗ وَهُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُam yaqụlụnaftarāh, qul iniftaraituhụ fa lā tamlikụna lī minallāhi syai`ā, huwa a’lamu bimā tufīḍụna fīh, kafā bihī syahīdam bainī wa bainakum, wa huwal-gafụrur-raḥīmBahkan mereka berkata, “Dia Muhammad telah mengada-adakannya Al-Qur’an.” Katakanlah, “Jika aku mengada-adakannya, maka kamu tidak kuasa sedikit pun menghindarkan aku dari azab Allah. Dia lebih tahu apa yang kamu percakapkan tentang Al-Qur’an itu. Cukuplah Dia menjadi saksi antara aku dengan kamu. Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.”قُلْ مَا كُنْتُ بِدْعًا مِّنَ الرُّسُلِ وَمَآ اَدْرِيْ مَا يُفْعَلُ بِيْ وَلَا بِكُمْۗ اِنْ اَتَّبِعُ اِلَّا مَا يُوْحٰٓى اِلَيَّ وَمَآ اَنَا۠ اِلَّا نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ qul mā kuntu bid’am minar-rusuli wa mā adrī mā yuf’alu bī wa lā bikum, in attabi’u illā mā yụḥā ilayya wa mā ana illā nażīrum mubīnKatakanlah Muhammad, “Aku bukanlah Rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak tahu apa yang akan diperbuat terhadapku dan terhadapmu. Aku hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku hanyalah pemberi peringatan yang menjelaskan.”قُلْ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كَانَ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ وَكَفَرْتُمْ بِهٖ وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِّنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ عَلٰى مِثْلِهٖ فَاٰمَنَ وَاسْتَكْبَرْتُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ qul ara`aitum ing kāna min indillāhi wa kafartum bihī wa syahida syāhidum mim banī isrā`īla alā miṡlihī fa āmana wastakbartum, innallāha lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīnKatakanlah, “Terangkanlah kepadaku, bagaimana pendapatmu jika sebenarnya Al-Qur’an ini datang dari Allah, dan kamu mengingkarinya, padahal ada seorang saksi dari Bani Israil yang mengakui kebenaran yang serupa dengan yang disebut dalam Al-Qur’an lalu dia beriman, kamu menyombongkan diri. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَوْ كَانَ خَيْرًا مَّا سَبَقُوْنَآ اِلَيْهِۗ وَاِذْ لَمْ يَهْتَدُوْا بِهٖ فَسَيَقُوْلُوْنَ هٰذَآ اِفْكٌ قَدِيْمٌ wa qālallażīna kafarụ lillażīna āmanụ lau kāna khairam mā sabaqụnā ilaīh, wa iż lam yahtadụ bihī fa sayaqụlụna hāżā ifkung qadīmDan orang-orang yang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman, “Sekiranya Al-Qur’an itu sesuatu yang baik, tentu mereka tidak pantas mendahului kami beriman kepadanya.” Tetapi karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya maka mereka akan berkata, “Ini adalah dusta yang lama.”وَمِنْ قَبْلِهٖ كِتٰبُ مُوْسٰٓى اِمَامًا وَّرَحْمَةً ۗوَهٰذَا كِتٰبٌ مُّصَدِّقٌ لِّسَانًا عَرَبِيًّا لِّيُنْذِرَ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا ۖوَبُشْرٰى لِلْمُحْسِنِيْنَwa ming qablihī kitābu mụsā imāmaw wa raḥmah, wa hāżā kitābum muṣaddiqul lisānan arabiyyal liyunżirallażīna ẓalamụ wa busyrā lil-muḥsinīnDan sebelum Al-Qur’an itu telah ada Kitab Musa sebagai petunjuk dan rahmat. Dan Al-Qur’an ini adalah Kitab yang membenarkannya dalam bahasa Arab untuk memberi peringatan kepada orang-orang yang zalim dan memberi kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۚinnallażīna qālụ rabbunallāhu ṡummastaqāmụ fa lā khaufun alaihim wa lā hum yaḥzanụnSesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian mereka tetap istiqamah tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak pula bersedih اَصْحٰبُ الْجَنَّةِ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۚ جَزَاۤءً ۢبِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ulā`ika aṣ-ḥābul-jannati khālidīna fīhā, jazā`am bimā kānụ ya’malụnMereka itulah para penghuni surga, kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا ۗحَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗوَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰثُوْنَ شَهْرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ wa waṣṣainal-insāna biwālidaihi iḥsānā, ḥamalat-hu ummuhụ kurhaw wa waḍa’at-hu kurhā, wa ḥamluhụ wa fiṣāluhụ ṡalāṡụna syahrā, ḥattā iżā balaga asyuddahụ wa balaga arba’īna sanatang qāla rabbi auzi’nī an asykura ni’matakallatī an’amta alayya wa alā wālidayya wa an a’mala ṣāliḥan tarḍāhu wa aṣliḥ lī fī żurriyyatī, innī tubtu ilaika wa innī minal-muslimīnDan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah pula. Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia anak itu telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.”اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ نَتَقَبَّلُ عَنْهُمْ اَحْسَنَ مَا عَمِلُوْا وَنَتَجَاوَزُ عَنْ سَيِّاٰتِهِمْ فِيْٓ اَصْحٰبِ الْجَنَّةِۗ وَعْدَ الصِّدْقِ الَّذِيْ كَانُوْا يُوْعَدُوْنَ ulā`ikallażīna nataqabbalu an-hum aḥsana mā amilụ wa natajāwazu an sayyi`ātihim fī aṣ-ḥābil-jannah, wa’daṣ-ṣidqillażī kānụ yụ’adụnMereka itulah orang-orang yang Kami terima amal baiknya yang telah mereka kerjakan dan orang-orang yang Kami maafkan kesalahan-kesalahannya, mereka akan menjadi penghuni-penghuni surga. Itu janji yang benar yang telah dijanjikan kepada قَالَ لِوَالِدَيْهِ اُفٍّ لَّكُمَآ اَتَعِدَانِنِيْٓ اَنْ اُخْرَجَ وَقَدْ خَلَتِ الْقُرُوْنُ مِنْ قَبْلِيْۚ وَهُمَا يَسْتَغِيْثٰنِ اللّٰهَ وَيْلَكَ اٰمِنْ ۖاِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّۚ فَيَقُوْلُ مَا هٰذَآ اِلَّآ اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَ wallażī qāla liwālidaihi uffil lakumā ata’idāninī an ukhraja wa qad khalatil-qurụnu ming qablī, wa humā yastagīṡānillāha wailaka āmin inna wa’dallāhi ḥaqq, fa yaqụlu mā hāżā illā asāṭīrul-awwalīnDan orang yang berkata kepada kedua orang tuanya, “Ah.” Apakah kamu berdua memperingatkan kepadaku bahwa aku akan dibangkitkan dari kubur, padahal beberapa umat sebelumku telah berlalu? Lalu kedua orang tuanya itu memohon pertolongan kepada Allah seraya berkata, “Celaka kamu, berimanlah! Sesungguhnya janji Allah itu benar.” Lalu dia anak itu berkata, “Ini hanyalah dongeng orang-orang dahulu.”اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ حَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ فِيْٓ اُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمْ مِّنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ ۗاِنَّهُمْ كَانُوْا خٰسِرِيْنَulā`ikallażīna ḥaqqa alaihimul-qaulu fī umaming qad khalat ming qablihim minal-jinni wal-ins, innahum kānụ khāsirīnMereka itu orang-orang yang telah pasti terkena ketetapan azab bersama umat-umat dahulu sebelum mereka, dari golongan jin dan manusia. Mereka adalah orang-orang yang دَرَجٰتٌ مِّمَّا عَمِلُوْاۚ وَلِيُوَفِّيَهُمْ اَعْمَالَهُمْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ wa likullin darajātum mimmā amilụ, wa liyuwaffiyahum a’mālahum wa hum lā yuẓlamụnDan setiap orang memperoleh tingkatan sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan balasan amal perbuatan mereka dan mereka tidak يُعْرَضُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا عَلَى النَّارِۗ اَذْهَبْتُمْ طَيِّبٰتِكُمْ فِيْ حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَاۚ فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُوْنِ بِمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُوْنَ فِى الْاَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنْتُمْ تَفْسُقُوْنَ wa yauma yu’raḍullażīna kafarụ alan-nār, aż-habtum ṭayyibātikum fī ḥayātikumud-dun-yā wastamta’tum bihā, fal-yauma tujzauna ażābal-hụni bimā kuntum tastakbirụna fil-arḍi bigairil-ḥaqqi wa bimā kuntum tafsuqụnDan ingatlah pada hari ketika orang-orang kafir dihadapkan ke neraka seraya dikatakan kepada mereka, “Kamu telah menghabiskan rezeki yang baik untuk kehidupan duniamu dan kamu telah bersenang-senang menikmatinya; maka pada hari ini kamu dibalas dengan azab yang menghinakan karena kamu sombong di bumi tanpa mengindahkan kebenaran dan karena kamu berbuat durhaka tidak taat kepada Allah.”۞ وَاذْكُرْ اَخَا عَادٍۗ اِذْ اَنْذَرَ قَوْمَهٗ بِالْاَحْقَافِ وَقَدْ خَلَتِ النُّذُرُ مِنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖٓ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّا اللّٰهَ ۗاِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ ważkur akhā ād, iż anżara qaumahụ bil-aḥqāfi wa qad khalatin-nużuru mim baini yadaihi wa min khalfihī allā ta’budū illallāh, innī akhāfu alaikum ażāba yaumin aẓīmDan ingatlah Hud saudara kaum Ad yaitu ketika dia mengingatkan kaumnya tentang bukit-bukit pasir dan sesungguhnya telah berlalu beberapa orang pemberi peringatan sebelumnya dan setelahnya dengan berkata, “Janganlah kamu menyembah selain Allah, aku sungguh khawatir nanti kamu ditimpa azab pada hari yang besar.”قَالُوْٓا اَجِئْتَنَا لِتَأْفِكَنَا عَنْ اٰلِهَتِنَاۚ فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَآ اِنْ كُنْتَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَ qālū a ji`tanā lita`fikanā an ālihatinā, fa`tinā bimā ta’idunā ing kunta minaṣ-ṣādiqīnMereka menjawab, “Apakah engkau datang kepada kami untuk memalingkan kami dari menyembah tuhan-tuhan kami? Maka datangkanlah kepada kami azab yang telah engkau ancamkan kepada kami jika engkau termasuk orang yang benar.”قَالَ اِنَّمَا الْعِلْمُ عِنْدَ اللّٰهِ ۖوَاُبَلِّغُكُمْ مَّآ اُرْسِلْتُ بِهٖ وَلٰكِنِّيْٓ اَرٰىكُمْ قَوْمًا تَجْهَلُوْنَ qāla innamal-ilmu indallāhi wa uballigukum mā ursiltu bihī wa lākinnī arākum qauman taj-halụnDia Hud berkata, “Sesungguhnya ilmu tentang itu hanya pada Allah dan aku hanya menyampaikan kepadamu apa yang diwahyukan kepadaku, tetapi aku melihat kamu adalah kaum yang berlaku bodoh.”فَلَمَّا رَاَوْهُ عَارِضًا مُّسْتَقْبِلَ اَوْدِيَتِهِمْ قَالُوْا هٰذَا عَارِضٌ مُّمْطِرُنَا ۗبَلْ هُوَ مَا اسْتَعْجَلْتُمْ بِهٖ ۗرِيْحٌ فِيْهَا عَذَابٌ اَلِيْمٌۙfa lammā ra`auhu āriḍam mustaqbila audiyatihim qālụ hāżā āriḍum mumṭirunā, bal huwa masta’jaltum bih, rīḥun fīhā ażābun alīmMaka ketika mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, mereka berkata, “Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kita.” Bukan! Tetapi itulah azab yang kamu minta agar disegerakan datangnya yaitu angin yang mengandung azab yang pedih,تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍۢ بِاَمْرِ رَبِّهَا فَاَصْبَحُوْا لَا يُرٰىٓ اِلَّا مَسٰكِنُهُمْۗ كَذٰلِكَ نَجْزِى الْقَوْمَ الْمُجْرِمِيْنَ tudammiru kulla syai`im bi`amri rabbihā fa`aṣbaḥụ lā yurā illā masākinuhum, każālika najzil-qaumal-mujrimīnyang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, sehingga mereka kaum Ad menjadi tidak tampak lagi di bumi kecuali hanya bekas-bekas tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang مَكَّنّٰهُمْ فِيْمَآ اِنْ مَّكَّنّٰكُمْ فِيْهِ وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًا وَّاَبْصَارًا وَّاَفْـِٕدَةًۖ فَمَآ اَغْنٰى عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلَآ اَبْصَارُهُمْ وَلَآ اَفْـِٕدَتُهُمْ مِّنْ شَيْءٍ اِذْ كَانُوْا يَجْحَدُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَحَاقَ بِهِمْ مَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَwa laqad makkannāhum fīmā im makkannākum fīhi wa ja’alnā lahum sam’aw wa abṣāraw wa af`idatan fa mā agnā an-hum sam’uhum wa lā abṣāruhum wa lā af`idatuhum min syai`in iż kānụ yaj-ḥadụna bi`āyātillāhi wa ḥāqa bihim mā kānụ bihī yastahzi`ụnDan sungguh, Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dengan kemakmuran dan kekuatan yang belum pernah Kami berikan kepada kamu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan, dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan, dan hati mereka itu tidak berguna sedikit pun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan ancaman azab yang dahulu mereka perolok-olokkan telah mengepung اَهْلَكْنَا مَا حَوْلَكُمْ مِّنَ الْقُرٰى وَصَرَّفْنَا الْاٰيٰتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَwa laqad ahlaknā mā ḥaulakum minal-qurā wa ṣarrafnal-āyāti la’allahum yarji’ụnDan sungguh, telah Kami binasakan negeri-negeri di sekitarmu dan juga telah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda kebesaran Kami, agar mereka kembali bertobat.فَلَوْلَا نَصَرَهُمُ الَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ قُرْبَانًا اٰلِهَةً ۗبَلْ ضَلُّوْا عَنْهُمْۚ وَذٰلِكَ اِفْكُهُمْ وَمَا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَ falau lā naṣarahumullażīnattakhażụ min dụnillāhi qurbānan ālihah, bal ḍallụ an-hum, wa żālika ifkuhum wa mā kānụ yaftarụnMaka mengapa berhala-berhala dan tuhan-tuhan yang mereka sembah selain Allah untuk mendekatkan diri kepada-Nya tidak dapat menolong mereka? Bahkan tuhan-tuhan itu telah lenyap dari mereka? Dan itulah akibat kebohongan mereka dan apa yang dahulu mereka صَرَفْنَآ اِلَيْكَ نَفَرًا مِّنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُوْنَ الْقُرْاٰنَۚ فَلَمَّا حَضَرُوْهُ قَالُوْٓا اَنْصِتُوْاۚ فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا اِلٰى قَوْمِهِمْ مُّنْذِرِيْنَ wa iż ṣarafnā ilaika nafaram minal-jinni yastami’ụnal-qur`ān, fa lammā ḥaḍarụhu qālū anṣitụ, fa lammā quḍiya wallau ilā qaumihim munżirīnDan ingatlah ketika Kami hadapkan kepadamu Muhammad serombongan jin yang mendengarkan bacaan Al-Qur’an, maka ketika mereka menghadiri pembacaannya mereka berkata, “Diamlah kamu untuk mendengarkannya!” Maka ketika telah selesai mereka kembali kepada kaumnya untuk memberi يٰقَوْمَنَآ اِنَّا سَمِعْنَا كِتٰبًا اُنْزِلَ مِنْۢ بَعْدِ مُوْسٰى مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِيْٓ اِلَى الْحَقِّ وَاِلٰى طَرِيْقٍ مُّسْتَقِيْمٍ qālụ yā qaumanā innā sami’nā kitāban unzila mim ba’di mụsā muṣaddiqal limā baina yadaihi yahdī ilal-ḥaqqi wa ilā ṭarīqim mustaqīmMereka berkata, “Wahai kaum kami! Sungguh, kami telah mendengarkan Kitab Al-Qur’an yang diturunkan setelah Musa, membenarkan kitab-kitab yang datang sebelumnya, membimbing kepada kebenaran dan kepada jalan yang اَجِيْبُوْا دَاعِيَ اللّٰهِ وَاٰمِنُوْا بِهٖ يَغْفِرْ لَكُمْ مِّنْ ذُنُوْبِكُمْ وَيُجِرْكُمْ مِّنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ yā qaumanā ajībụ dā’iyallāhi wa āminụ bihī yagfir lakum min żunụbikum wa yujirkum min ażābin alīmWahai kaum kami! Terimalah seruan orang Muhammad yang menyeru kepada Allah. Dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Dia akan mengampuni dosa-dosamu dan melepaskan kamu dari azab yang لَّا يُجِبْ دَاعِيَ اللّٰهِ فَلَيْسَ بِمُعْجِزٍ فِى الْاَرْضِ وَلَيْسَ لَهٗ مِنْ دُوْنِهٖٓ اَوْلِيَاۤءُ ۗ اُولٰۤىِٕكَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ wa mal lā yujib dā’iyallāhi fa laisa bimu’jizin fil-arḍi wa laisa lahụ min dụnihī auliyā`, ulā`ika fī ḍalālim mubīnDan barang siapa tidak menerima seruan orang yang menyeru kepada Allah Muhammad maka dia tidak akan dapat melepaskan diri dari siksa Allah di bumi padahal tidak ada pelindung baginya selain Allah. Mereka berada dalam kesesatan yang nyata.”اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّ اللّٰهَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَلَمْ يَعْيَ بِخَلْقِهِنَّ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنْ يُّحْيِ َۧ الْمَوْتٰى ۗبَلٰٓى اِنَّهٗ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ a wa lam yarau annallāhallażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa wa lam ya’ya bikhalqihinna biqādirin alā ay yuḥyiyal-mautā, balā innahụ alā kulli syai`ing qadīrDan tidakkah mereka memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, dan Dia kuasa menghidupkan yang mati? Begitulah; sungguh, Dia Mahakuasa atas segala يُعْرَضُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا عَلَى النَّارِۗ اَلَيْسَ هٰذَا بِالْحَقِّ ۗ قَالُوْا بَلٰى وَرَبِّنَا ۗقَالَ فَذُوْقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ wa yauma yu’raḍullażīna kafarụ alan-nār, a laisa hāżā bil-ḥaqq, qālụ balā wa rabbinā, qāla fa żụqul-ażāba bimā kuntum takfurụnDan ingatlah pada hari ketika orang-orang yang kafir dihadapkan kepada neraka, mereka akan ditanya, “Bukankah azab ini benar?” Mereka menjawab, “Ya benar, demi Tuhan kami.” Allah berfirman, “Maka rasakanlah azab ini disebabkan dahulu kamu mengingkarinya.”فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ اُولُوا الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِلْ لَّهُمْ ۗ كَاَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوْعَدُوْنَۙ لَمْ يَلْبَثُوْٓا اِلَّا سَاعَةً مِّنْ نَّهَارٍ ۗ بَلٰغٌ ۚفَهَلْ يُهْلَكُ اِلَّا الْقَوْمُ الْفٰسِقُوْنَfaṣbir kamā ṣabara ulul-azmi minar-rusuli wa lā tasta’jil lahum, ka`annahum yauma yarauna mā yụ’adụna lam yalbaṡū illā sā’atam min nahār, balāg, fa hal yuhlaku illal-qaumul-fāsiqụnMaka bersabarlah engkau Muhammad sebagaimana kesabaran rasul-rasul yang memiliki keteguhan hati dan janganlah engkau meminta agar azab disegerakan untuk mereka. Pada hari mereka melihat azab yang dijanjikan, mereka merasa seolah-olah mereka tinggal di dunia hanya sesaat saja pada siang hari. Tugasmu hanya menyampaikan. Maka tidak ada yang dibinasakan kecuali kaum yang fasik tidak taat kepada Allah. Surat Muhammad Al Quran Juz 26 بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَصَدُّوْا عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَضَلَّ اَعْمَالَهُمْ allażīna kafarụ wa ṣaddụ an sabīlillāhi aḍalla a’mālahumOrang-orang yang kafir dan menghalang-halangi manusia dari jalan Allah, Allah menghapus segala amal اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَاٰمَنُوْا بِمَا نُزِّلَ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَّهُوَ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۚ كَفَّرَ عَنْهُمْ سَيِّاٰتِهِمْ وَاَصْلَحَ بَالَهُمْ wallażīna āmanụ wa amiluṣ-ṣāliḥāti wa āmanụ bimā nuzzila alā muḥammadiw wa huwal-ḥaqqu mir rabbihim, kaffara an-hum sayyi`ātihim wa aṣlaḥa bālahumDan orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengerjakan kebajikan serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad; dan itulah kebenaran dari Tuhan mereka; Allah menghapus kesalahan-kesalahan mereka, dan memperbaiki keadaan بِاَنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوا اتَّبَعُوا الْبَاطِلَ وَاَنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّبَعُوا الْحَقَّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ كَذٰلِكَ يَضْرِبُ اللّٰهُ لِلنَّاسِ اَمْثَالَهُمْ żālika bi`annallażīna kafaruttaba’ul-bāṭila wa annallażīna āmanuttaba’ul-ḥaqqa mir rabbihim, każālika yaḍribullāhu lin-nāsi amṡālahumYang demikian itu, karena sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti yang batil sesat dan sesungguhnya orang-orang yang beriman mengikuti kebenaran dari Tuhan mereka. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi لَقِيْتُمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَضَرْبَ الرِّقَابِۗ حَتّٰٓى اِذَآ اَثْخَنْتُمُوْهُمْ فَشُدُّوا الْوَثَاقَۖ فَاِمَّا مَنًّاۢ بَعْدُ وَاِمَّا فِدَاۤءً حَتّٰى تَضَعَ الْحَرْبُ اَوْزَارَهَا ەۛ ذٰلِكَ ۛ وَلَوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ لَانْتَصَرَ مِنْهُمْ وَلٰكِنْ لِّيَبْلُوَا۟ بَعْضَكُمْ بِبَعْضٍۗ وَالَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ فَلَنْ يُّضِلَّ اَعْمَالَهُمْ fa iżā laqītumullażīna kafarụ fa ḍarbar-riqāb, ḥattā iżā aṡkhantumụhum fa syuddul-waṡāqa fa immā mannam ba’du wa immā fidā`an ḥattā taḍa’al-ḥarbu auzārahā, żālika walau yasyā`ullāhu lantaṣara min-hum wa lākil liyabluwa ba’ḍakum biba’ḍ, wallażīna qutilụ fī sabīlillāhi fa lay yuḍilla a’mālahumMaka apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir di medan perang, maka pukullah batang leher mereka. Selanjutnya apabila kamu telah mengalahkan mereka, tawanlah mereka, dan setelah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang selesai. Demikianlah, dan sekiranya Allah menghendaki niscaya Dia membinasakan mereka, tetapi Dia hendak menguji kamu satu sama lain. Dan orang-orang yang gugur di jalan Allah, Allah tidak menyia-nyiakan amal وَيُصْلِحُ بَالَهُمْۚsayahdīhim wa yuṣliḥu bālahumAllah akan memberi petunjuk kepada mereka dan memperbaiki keadaan mereka,وَيُدْخِلُهُمُ الْجَنَّةَ عَرَّفَهَا لَهُمْ wa yudkhiluhumul-jannata arrafahā lahumdan memasukkan mereka ke dalam surga yang telah diperkenalkan-Nya kepada الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ yā ayyuhallażīna āmanū in tanṣurullāha yanṣurkum wa yuṡabbit aqdāmakumWahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan كَفَرُوْا فَتَعْسًا لَّهُمْ وَاَضَلَّ اَعْمَالَهُمْ wallażīna kafarụ fa ta’sal lahum wa aḍalla a’mālahumDan orang-orang yang kafir maka celakalah mereka dan Allah menghapus segala بِاَنَّهُمْ كَرِهُوْا مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ فَاَحْبَطَ اَعْمَالَهُمْ żālika bi`annahum karihụ mā anzalallāhu fa aḥbaṭa a’mālahumYang demikian itu karena mereka membenci apa Al-Qur’an yang diturunkan Allah, maka Allah menghapus segala amal اَفَلَمْ يَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَيَنْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۗ دَمَّرَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ ۖوَلِلْكٰفِرِيْنَ اَمْثَالُهَا a fa lam yasīrụ fil-arḍi fa yanẓurụ kaifa kāna āqibatullażīna ming qablihim, dammarallāhu alaihim wa lil-kāfirīna amṡāluhāMaka apakah mereka tidak pernah mengadakan perjalanan di bumi sehingga dapat memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Allah telah membinasakan mereka, dan bagi orang-orang kafir akan menerima nasib yang serupa بِاَنَّ اللّٰهَ مَوْلَى الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَاَنَّ الْكٰفِرِيْنَ لَا مَوْلٰى لَهُمْżālika bi`annallāha maulallażīna āmanụ wa annal-kāfirīna lā maulā lahumYang demikian itu karena Allah pelindung bagi orang-orang yang beriman; sedang orang-orang kafir tidak ada pelindung bagi اللّٰهَ يُدْخِلُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ ۗوَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا يَتَمَتَّعُوْنَ وَيَأْكُلُوْنَ كَمَا تَأْكُلُ الْاَنْعَامُ وَالنَّارُ مَثْوًى لَّهُمْ innallāha yudkhilullażīna āmanụ wa amiluṣ-ṣāliḥāti jannātin tajrī min taḥtihal-an-hār, wallażīna kafarụ yatamatta’ụna wa ya`kulụna kamā ta`kulul-an’āmu wan-nāru maṡwal lahumSungguh, Allah akan memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang yang kafir menikmati kesenangan dunia dan mereka makan seperti hewan makan; dan kelak nerakalah tempat tinggal bagi مِّنْ قَرْيَةٍ هِيَ اَشَدُّ قُوَّةً مِّنْ قَرْيَتِكَ الَّتِيْٓ اَخْرَجَتْكَۚ اَهْلَكْنٰهُمْ فَلَا نَاصِرَ لَهُمْ wa ka`ayyim ming qaryatin hiya asyaddu quwwatam ming qaryatikallatī akhrajatk, ahlaknāhum fa lā nāṣira lahumDan betapa banyak negeri yang penduduknya lebih kuat dari penduduk negerimu Muhammad yang telah mengusirmu itu. Kami telah membinasakan mereka; maka tidak ada seorang pun yang menolong كَانَ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّهٖ كَمَنْ زُيِّنَ لَهٗ سُوْۤءُ عَمَلِهٖ وَاتَّبَعُوْٓا اَهْوَاۤءَهُمْ a fa mang kāna alā bayyinatim mir rabbihī kaman zuyyina lahụ sū`u amalihī wattaba’ū ahwā`ahumMaka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Tuhannya sama dengan orang yang dijadikan terasa indah baginya perbuatan buruknya itu dan mengikuti keinginannya?مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِيْ وُعِدَ الْمُتَّقُوْنَ ۗفِيْهَآ اَنْهٰرٌ مِّنْ مَّاۤءٍ غَيْرِ اٰسِنٍۚ وَاَنْهٰرٌ مِّنْ لَّبَنٍ لَّمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهٗ ۚوَاَنْهٰرٌ مِّنْ خَمْرٍ لَّذَّةٍ لِّلشّٰرِبِيْنَ ەۚ وَاَنْهٰرٌ مِّنْ عَسَلٍ مُّصَفًّى ۗوَلَهُمْ فِيْهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِ وَمَغْفِرَةٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ ۗ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِى النَّارِ وَسُقُوْا مَاۤءً حَمِيْمًا فَقَطَّعَ اَمْعَاۤءَهُمْmaṡalul-jannatillatī wu’idal-muttaqụn, fīhā an-hārum mim mā`in gairi āsin, wa an-hārum mil labanil lam yatagayyar ṭa’muh, wa an-hārum min khamril lażżatil lisy-syāribīn, wa an-hārum min asalim muṣaffā, wa lahum fīhā ming kulliṡ-ṡamarāti wa magfiratum mir rabbihim, kaman huwa khālidun fin-nāri wa suqụ mā`an ḥamīman fa qaṭṭa’a am’ā`ahumPerumpamaan taman surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa; di sana ada sungai-sungai yang airnya tidak payau, dan sungai-sungai air susu yang tidak berubah rasanya, dan sungai-sungai khamar anggur yang tidak memabukkan yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai madu yang murni. Di dalamnya mereka memperoleh segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka. Samakah mereka dengan orang yang kekal dalam neraka, dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga ususnya terpotong-potong?وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّسْتَمِعُ اِلَيْكَۚ حَتّٰىٓ اِذَا خَرَجُوْا مِنْ عِنْدِكَ قَالُوْا لِلَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ مَاذَا قَالَ اٰنِفًا ۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ طَبَعَ اللّٰهُ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ وَاتَّبَعُوْٓا اَهْوَاۤءَهُمْwa min-hum may yastami’u ilaīk, ḥattā iżā kharajụ min indika qālụ lillażīna ụtul-ilma māżā qāla ānifā, ulā`ikallażīna ṭaba’allāhu alā qulụbihim wattaba’ū ahwā`ahumDan di antara mereka ada orang yang mendengarkan perkataanmu Muhammad, tetapi apabila mereka telah keluar dari sisimu mereka berkata kepada orang yang telah diberi ilmu sahabat-sahabat Nabi, “Apakah yang dikatakannya tadi?” Mereka itulah orang-orang yang dikunci hatinya oleh Allah dan mengikuti اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَّاٰتٰىهُمْ تَقْوٰىهُمْ wallażīnahtadau zādahum hudaw wa ātāhum taqwāhumDan orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah akan menambah petunjuk kepada mereka dan menganugerahi ketakwaan يَنْظُرُوْنَ اِلَّا السَّاعَةَ اَنْ تَأْتِيَهُمْ بَغْتَةً ۚ فَقَدْ جَاۤءَ اَشْرَاطُهَا ۚ فَاَنّٰى لَهُمْ اِذَا جَاۤءَتْهُمْ ذِكْرٰىهُمْ fa hal yanẓurụna illas-sā’ata an ta`tiyahum bagtah, fa qad jā`a asyrāṭuhā, fa annā lahum iżā jā`at-hum żikrāhumMaka apalagi yang mereka tunggu-tunggu selain hari Kiamat, yang akan datang kepada mereka secara tiba-tiba, karena tanda-tandanya sungguh telah datang. Maka apa gunanya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila hari Kiamat itu sudah datang?فَاعْلَمْ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْۢبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِۚ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوٰىكُمْfa’lam annahụ lā ilāha illallāhu wastagfir liżambika wa lil-mu`minīna wal-mu`mināt, wallāhu ya’lamu mutaqallabakum wa maṡwākumMaka ketahuilah, bahwa tidak ada tuhan yang patut disembah selain Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas dosa orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat usaha dan tempat الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَوْلَا نُزِّلَتْ سُوْرَةٌ ۚفَاِذَآ اُنْزِلَتْ سُوْرَةٌ مُّحْكَمَةٌ وَّذُكِرَ فِيْهَا الْقِتَالُ ۙرَاَيْتَ الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ يَّنْظُرُوْنَ اِلَيْكَ نَظَرَ الْمَغْشِيِّ عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِۗ فَاَوْلٰى لَهُمْۚ wa yaqụlullażīna āmanụ lau lā nuzzilat sụrah, fa iżā unzilat sụratum muḥkamatuw wa żukira fīhal-qitālu ra`aitallażīna fī qulụbihim maraḍuy yanẓurụna ilaika naẓaral-magsyiyyi alaihi minal-maụt, fa aulā lahumDan orang-orang yang beriman berkata, “Mengapa tidak ada suatu surah tentang perintah jihad yang diturunkan?” Maka apabila ada suatu surah diturunkan yang jelas maksudnya dan di dalamnya tersebut perintah perang, engkau melihat orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit akan memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati. Tetapi itu lebih pantas bagi وَّقَوْلٌ مَّعْرُوْفٌۗ فَاِذَا عَزَمَ الْاَمْرُۗ فَلَوْ صَدَقُوا اللّٰهَ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْۚṭā’atuw wa qaulum ma’rụf, fa iżā azamal-amr, falau ṣadaqullāha lakāna khairal lahumYang lebih baik bagi mereka adalah taat kepada Allah dan bertutur kata yang baik. Sebab apabila perintah perang ditetapkan mereka tidak menyukainya. Padahal jika mereka benar-benar beriman kepada Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi عَسَيْتُمْ اِنْ تَوَلَّيْتُمْ اَنْ تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ وَتُقَطِّعُوْٓا اَرْحَامَكُمْ fa hal asaitum in tawallaitum an tufsidụ fil-arḍi wa tuqaṭṭi’ū ar-ḥāmakumMaka apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ لَعَنَهُمُ اللّٰهُ فَاَصَمَّهُمْ وَاَعْمٰٓى اَبْصَارَهُمْ ulā`ikallażīna la’anahumullāhu fa aṣammahum wa a’mā abṣārahumMereka itulah orang-orang yang dikutuk Allah; lalu dibuat tuli pendengarannya dan dibutakan يَتَدَبَّرُوْنَ الْقُرْاٰنَ اَمْ عَلٰى قُلُوْبٍ اَقْفَالُهَا a fa lā yatadabbarụnal-qur`āna am alā qulụbin aqfāluhāMaka tidakkah mereka menghayati Al-Qur’an ataukah hati mereka sudah terkunci?اِنَّ الَّذِيْنَ ارْتَدُّوْا عَلٰٓى اَدْبَارِهِمْ مِّنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْهُدَى الشَّيْطٰنُ سَوَّلَ لَهُمْۗ وَاَمْلٰى لَهُمْ innallażīnartaddụ alā adbārihim mim ba’di mā tabayyana lahumul-hudasy-syaiṭānu sawwala lahum, wa amlā lahumSesungguhnya orang-orang yang berbalik kepada kekafiran setelah petunjuk itu jelas bagi mereka, setanlah yang merayu mereka dan memanjangkan angan-angan بِاَنَّهُمْ قَالُوْا لِلَّذِيْنَ كَرِهُوْا مَا نَزَّلَ اللّٰهُ سَنُطِيْعُكُمْ فِيْ بَعْضِ الْاَمْرِۚ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ اِسْرَارَهُمْ żālika bi`annahum qālụ lillażīna karihụ mā nazzalallāhu sanuṭī’ukum fī ba’ḍil-amr, wallāhu ya’lamu isrārahumYang demikian itu, karena sesungguhnya mereka telah mengatakan kepada orang-orang Yahudi yang tidak senang kepada apa yang diturunkan Allah, “Kami akan mematuhi kamu dalam beberapa urusan,” tetapi Allah mengetahui rahasia اِذَا تَوَفَّتْهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ يَضْرِبُوْنَ وُجُوْهَهُمْ وَاَدْبَارَهُمْ fa kaifa iżā tawaffat-humul-malā`ikatu yaḍribụna wujụhahum wa adbārahumMaka bagaimana nasib mereka apabila malaikat maut mencabut nyawa mereka, memukul wajah dan punggung mereka?ذٰلِكَ بِاَنَّهُمُ اتَّبَعُوْا مَآ اَسْخَطَ اللّٰهَ وَكَرِهُوْا رِضْوَانَهٗ فَاَحْبَطَ اَعْمَالَهُمْ żālika bi`annahumuttaba’ụ mā askhaṭallāha wa karihụ riḍwānahụ fa aḥbaṭa a’mālahumYang demikian itu, karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan membenci apa yang menimbulkan keridaan-Nya; sebab itu Allah menghapus segala amal حَسِبَ الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ اَنْ لَّنْ يُّخْرِجَ اللّٰهُ اَضْغَانَهُمْ am ḥasiballażīna fī qulụbihim maraḍun al lay yukhrijallāhu aḍgānahumAtau apakah orang-orang yang dalam hatinya ada penyakit mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka?وَلَوْ نَشَاۤءُ لَاَرَيْنٰكَهُمْ فَلَعَرَفْتَهُمْ بِسِيْمٰهُمْ ۗوَلَتَعْرِفَنَّهُمْ فِيْ لَحْنِ الْقَوْلِۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ اَعْمَالَكُمْ walau nasyā`u la`arainākahum fa la’araftahum bisīmāhum, wa lata’rifannahum fī laḥnil-qaụl, wallāhu ya’lamu a’mālakumDan sekiranya Kami menghendaki, niscaya Kami perlihatkan mereka kepadamu Muhammad sehingga engkau benar-benar dapat mengenal mereka dengan tanda-tandanya. Dan engkau benar-benar akan mengenal mereka dari nada bicaranya, dan Allah mengetahui segala amal perbuatan حَتّٰى نَعْلَمَ الْمُجٰهِدِيْنَ مِنْكُمْ وَالصّٰبِرِيْنَۙ وَنَبْلُوَا۟ اَخْبَارَكُمْ wa lanabluwannakum ḥattā na’lamal-mujāhidīna mingkum waṣ-ṣābirīna wa nabluwa akhbārakumDan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu; dan akan Kami uji perihal الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَصَدُّوْا عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَشَاۤقُّوا الرَّسُوْلَ مِنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْهُدٰى لَنْ يَّضُرُّوا اللّٰهَ شَيْـًٔاۗ وَسَيُحْبِطُ اَعْمَالَهُمْ innallażīna kafarụ wa ṣaddụ an sabīlillāhi wa syāqqur-rasụla mim ba’di mā tabayyana lahumul-hudā lay yaḍurrullāha syai`ā, wa sayuḥbiṭu a’mālahumSesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi orang lain dari jalan Allah serta memusuhi rasul setelah ada petunjuk yang jelas bagi mereka, mereka tidak akan dapat memberi mudarat bahaya kepada Allah sedikit pun. Dan kelak Allah menghapus segala amal يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَلَا تُبْطِلُوْٓا اَعْمَالَكُمْyā ayyuhallażīna āmanū aṭī’ullāha wa aṭī’ur-rasụla wa lā tubṭilū a’mālakumWahai orang-orang yang beriman! Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul dan janganlah kamu merusakkan segala الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَصَدُّوْا عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ثُمَّ مَاتُوْا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَهُمْ innallażīna kafarụ wa ṣaddụ an sabīlillāhi ṡumma mātụ wa hum kuffārun fa lay yagfirallāhu lahumSesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi orang lain dari jalan Allah kemudian mereka mati dalam keadaan kafir, maka Allah tidak akan mengampuni تَهِنُوْا وَتَدْعُوْٓا اِلَى السَّلْمِۖ وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَۗ وَاللّٰهُ مَعَكُمْ وَلَنْ يَّتِرَكُمْ اَعْمَالَكُمْ fa lā tahinụ wa tad’ū ilas-salmi wa antumul-a’laụn, wallāhu ma’akum wa lay yatirakum a’mālakumMaka janganlah kamu lemah dan mengajak damai karena kamulah yang lebih unggul dan Allah pun beserta kamu dan Dia tidak akan mengurangi segala الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ ۗوَاِنْ تُؤْمِنُوْا وَتَتَّقُوْا يُؤْتِكُمْ اُجُوْرَكُمْ وَلَا يَسْـَٔلْكُمْ اَمْوَالَكُمْ innamal-ḥayātud-dun-yā la’ibuw wa lahw, wa in tu`minụ wa tattaqụ yu`tikum ujụrakum wa lā yas`alkum amwālakumSesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau. Jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta يَّسْـَٔلْكُمُوْهَا فَيُحْفِكُمْ تَبْخَلُوْا وَيُخْرِجْ اَضْغَانَكُمْ iy yas`alkumụhā fa yuḥfikum tabkhalụ wa yukhrij aḍgānakumSekiranya Dia meminta harta kepadamu lalu mendesak kamu agar memberikan semuanya niscaya kamu akan kikir dan Dia akan menampakkan هٰٓؤُلَاۤءِ تُدْعَوْنَ لِتُنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِۚ فَمِنْكُمْ مَّنْ يَّبْخَلُ ۚوَمَنْ يَّبْخَلْ فَاِنَّمَا يَبْخَلُ عَنْ نَّفْسِهٖ ۗوَاللّٰهُ الْغَنِيُّ وَاَنْتُمُ الْفُقَرَاۤءُ ۗ وَاِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْۙ ثُمَّ لَا يَكُوْنُوْٓا اَمْثَالَكُمْ hā`antum hā`ulā`i tud’auna litunfiqụ fī sabīlillāh, fa mingkum may yabkhal, wa may yabkhal fa innamā yabkhalu an nafsih, wallāhul-ganiyyu wa antumul-fuqarā`, wa in tatawallau yastabdil-qauman gairakum ṡumma lā yakụnū amṡālakumIngatlah, kamu adalah orang-orang yang diajak untuk menginfakkan hartamu di jalan Allah. Lalu di antara kamu ada orang yang kikir, dan barangsiapa kikir maka sesungguhnya dia kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah Yang Mahakaya dan kamulah yang membutuhkan karunia-Nya. Dan jika kamu berpaling dari jalan yang benar Dia akan menggantikan kamu dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan durhaka seperti kamu ini. Surat Al Fath Al Quran Juz 26 بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُّبِيْنًاۙinnā fataḥnā laka fat-ḥam mubīnāSungguh, Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang لَكَ اللّٰهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْۢبِكَ وَمَا تَاَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُّسْتَقِيْمًاۙliyagfira lakallāhu mā taqaddama min żambika wa mā ta`akhkhara wa yutimma ni’matahụ alaika wa yahdiyaka ṣirāṭam mustaqīmāAgar Allah memberikan ampunan kepadamu Muhammad atas dosamu yang lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan menunjukimu ke jalan yang lurus,وَّيَنْصُرَكَ اللّٰهُ نَصْرًا عَزِيْزًا wa yanṣurakallāhu naṣran azīzādan agar Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat banyak.هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ فِيْ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ لِيَزْدَادُوْٓا اِيْمَانًا مَّعَ اِيْمَانِهِمْ ۗ وَلِلّٰهِ جُنُوْدُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًاۙhuwallażī anzalas-sakīnata fī qulụbil-mu`minīna liyazdādū īmānam ma’a īmānihim, wa lillāhi junụdus-samāwāti wal-arḍ, wa kānallāhu alīman ḥakīmāDialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka yang telah ada. Dan milik Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana;لِّيُدْخِلَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا وَيُكَفِّرَ عَنْهُمْ سَيِّاٰتِهِمْۗ وَكَانَ ذٰلِكَ عِنْدَ اللّٰهِ فَوْزًا عَظِيْمًاۙliyudkhilal-mu`minīna wal-mu`mināti jannātin tajrī min taḥtihal-an-hāru khālidīna fīhā wa yukaffira an-hum sayyi`ātihim, wa kāna żālika indallāhi fauzan aẓīmāAgar Dia masukkan orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya dan Dia akan menghapus kesalahan-kesalahan mereka. Dan yang demikian itu menurut Allah suatu keuntungan yang besar,وَّيُعَذِّبَ الْمُنٰفِقِيْنَ وَالْمُنٰفِقٰتِ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَالْمُشْرِكٰتِ الظَّاۤنِّيْنَ بِاللّٰهِ ظَنَّ السَّوْءِۗ عَلَيْهِمْ دَاۤىِٕرَةُ السَّوْءِۚ وَغَضِبَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ وَلَعَنَهُمْ وَاَعَدَّ لَهُمْ جَهَنَّمَۗ وَسَاۤءَتْ مَصِيْرًا wa yu’ażżibal-munāfiqīna wal-munāfiqāti wal-musyrikīna wal-musyrikātiẓ-ẓānnīna billāhi ẓannas-saụ`, alaihim dā`iratus-saụ`, wa gaḍiballāhu alaihim wa la’anahum wa a’adda lahum jahannam, wa sā`at maṣīrādan Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, dan juga orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran azab yang buruk dan Allah murka kepada mereka dan mengutuk mereka serta menyediakan neraka Jahanam bagi mereka. Dan neraka Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali. وَلِلّٰهِ جُنُوْدُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَزِيْزًا حَكِيْمًاwa lillāhi junụdus-samāwāti wal-arḍ, wa kānallāhu azīzan ḥakīmāDan milik Allah bala tentara langit dan bumi. Dan Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana. اِنَّآ اَرْسَلْنٰكَ شَاهِدًا وَّمُبَشِّرًا وَّنَذِيْرًاۙinnā arsalnāka syāhidaw wa mubasysyiraw wa nażīrāSesungguhnya Kami mengutus engkau Muhammad sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan,لِّتُؤْمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَتُعَزِّرُوْهُ وَتُوَقِّرُوْهُۗ وَتُسَبِّحُوْهُ بُكْرَةً وَّاَصِيْلًا litu`minụ billāhi wa rasụlihī wa tu’azzirụhu wa tuwaqqirụh, wa tusabbiḥụhu bukrataw wa aṣīlāagar kamu semua beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan agama-Nya, membesarkan-Nya, dan bertasbih kepada-Nya pagi dan الَّذِيْنَ يُبَايِعُوْنَكَ اِنَّمَا يُبَايِعُوْنَ اللّٰهَ ۗيَدُ اللّٰهِ فَوْقَ اَيْدِيْهِمْ ۚ فَمَنْ نَّكَثَ فَاِنَّمَا يَنْكُثُ عَلٰى نَفْسِهٖۚ وَمَنْ اَوْفٰى بِمَا عٰهَدَ عَلَيْهُ اللّٰهَ فَسَيُؤْتِيْهِ اَجْرًا عَظِيْمًا innallażīna yubāyi’ụnaka innamā yubāyi’ụnallāh, yadullāhi fauqa aidīhim, fa man nakaṡa fa innamā yangkuṡu alā nafsih, wa man aufā bimā āhada alaihullāha fa sayu`tīhi ajran aẓīmāBahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepadamu Muhammad, sesungguhnya mereka hanya berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa melanggar janji, maka sesungguhnya dia melanggar atas janji sendiri; dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka Dia akan memberinya pahala yang besar. سَيَقُوْلُ لَكَ الْمُخَلَّفُوْنَ مِنَ الْاَعْرَابِ شَغَلَتْنَآ اَمْوَالُنَا وَاَهْلُوْنَا فَاسْتَغْفِرْ لَنَا ۚيَقُوْلُوْنَ بِاَلْسِنَتِهِمْ مَّا لَيْسَ فِيْ قُلُوْبِهِمْۗ قُلْ فَمَنْ يَّمْلِكُ لَكُمْ مِّنَ اللّٰهِ شَيْـًٔا اِنْ اَرَادَ بِكُمْ ضَرًّا اَوْ اَرَادَ بِكُمْ نَفْعًا ۗبَلْ كَانَ اللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرًا sayaqụlu lakal-mukhallafụna minal-a’rābi syagalatnā amwālunā wa ahlụnā fastagfir lanā, yaqụlụna bi`alsinatihim mā laisa fī qulụbihim, qul fa may yamliku lakum minallāhi syai`an in arāda bikum ḍarran au arāda bikum naf’ā, bal kānallāhu bimā ta’malụna khabīrāOrang-orang Badui yang tertinggal tidak turut ke Hudaibiyah akan berkata kepadamu, “Kami telah disibukkan oleh harta dan keluarga kami, maka mohonkanlah ampunan untuk kami.” Mereka mengucapkan sesuatu dengan mulutnya apa yang tidak ada dalam hatinya. Katakanlah, “Maka siapakah yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki bencana terhadap kamu atau jika Dia menghendaki keuntungan bagimu? Sungguh, Allah Mahateliti dengan apa yang kamu kerjakan.” بَلْ ظَنَنْتُمْ اَنْ لَّنْ يَّنْقَلِبَ الرَّسُوْلُ وَالْمُؤْمِنُوْنَ اِلٰٓى اَهْلِيْهِمْ اَبَدًا وَّزُيِّنَ ذٰلِكَ فِيْ قُلُوْبِكُمْ وَظَنَنْتُمْ ظَنَّ السَّوْءِۚ وَكُنْتُمْ قَوْمًاۢ بُوْرًا bal ẓanantum al lay yangqalibar-rasụlu wal-mu`minụna ilā ahlīhim abadaw wa zuyyina żālika fī qulụbikum wa ẓanantum ẓannas-saụ`, wa kuntum qaumam bụrāBahkan semula kamu menyangka bahwa Rasul dan orang-orang mukmin sekali-kali tidak akan kembali lagi kepada keluarga mereka selama-lamanya dan dijadikan terasa indah yang demikian itu di dalam hatimu, dan kamu telah berprasangka dengan prasangka yang buruk, karena itu kamu menjadi kaum yang binasa. وَمَنْ لَّمْ يُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ فَاِنَّآ اَعْتَدْنَا لِلْكٰفِرِيْنَ سَعِيْرًا wa mal lam yu`mim billāhi wa rasụlihī fa innā a’tadnā lil-kāfirīna sa’īrāDan barangsiapa tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir itu neraka yang menyala-nyala. وَلِلّٰهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ يَغْفِرُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًاwa lillāhi mulkus-samāwāti wal-arḍ, yagfiru limay yasyā`u wa yu’ażżibu may yasyā`, wa kānallāhu gafụrar raḥīmāDan hanya milik Allah kerajaan langit dan bumi. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan akan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًاsayaqụlul-mukhallafụna iżanṭalaqtum ilā magānima lita`khużụhā żarụnā nattabi’kum, yurīdụna ay yubaddilụ kalāmallāh, qul lan tattabi’ụnā każālikum qālallāhu ming qabl, fa sayaqụlụna bal taḥsudụnanā, bal kānụ lā yafqahụna illā qalīlāApabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak boleh mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali. قُلْ لِّلْمُخَلَّفِيْنَ مِنَ الْاَعْرَابِ سَتُدْعَوْنَ اِلٰى قَوْمٍ اُولِيْ بَأْسٍ شَدِيْدٍ تُقَاتِلُوْنَهُمْ اَوْ يُسْلِمُوْنَ ۚ فَاِنْ تُطِيْعُوْا يُؤْتِكُمُ اللّٰهُ اَجْرًا حَسَنًا ۚ وَاِنْ تَتَوَلَّوْا كَمَا تَوَلَّيْتُمْ مِّنْ قَبْلُ يُعَذِّبْكُمْ عَذَابًا اَلِيْمًا qul lil-mukhallafīna minal-a’rābi satud’auna ilā qaumin ulī ba`sin syadīdin tuqātilụnahum au yuslimụn, fa in tuṭī’ụ yu`tikumullāhu ajran ḥasanā, wa in tatawallau kamā tawallaitum ming qablu yu’ażżibkum ażāban alīmāKatakanlah kepada orang-orang Badui yang tertinggal, “Kamu akan diajak untuk memerangi kaum yang mempunyai kekuatan yang besar, kamu harus memerangi mereka kecuali mereka menyerah. Jika kamu patuhi ajakan itu Allah akan memberimu pahala yang baik, tetapi jika kamu berpaling seperti yang kamu perbuat sebelumnya, Dia akan mengazab kamu dengan azab yang pedih.” لَيْسَ عَلَى الْاَعْمٰى حَرَجٌ وَّلَا عَلَى الْاَعْرَجِ حَرَجٌ وَّلَا عَلَى الْمَرِيْضِ حَرَجٌ ۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ يُدْخِلْهُ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ ۚ وَمَنْ يَّتَوَلَّ يُعَذِّبْهُ عَذَابًا اَلِيْمًا laisa alal-a’mā ḥarajuw wa lā alal-a’raji ḥarajuw wa lā alal-marīḍi ḥaraj, wa may yuṭi’illāha wa rasụlahụ yudkhil-hu jannātin tajrī min taḥtihal-an-hār, wa may yatawalla yu’ażżib-hu ażāban alīmāTidak ada dosa atas orang-orang yang buta, atas orang-orang yang pincang, dan atas orang-orang yang sakit apabila tidak ikut berperang. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; tetapi barangsiapa berpaling, Dia akan mengazabnya dengan azab yang pedih. ۞ لَقَدْ رَضِيَ اللّٰهُ عَنِ الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ يُبَايِعُوْنَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِيْ قُلُوْبِهِمْ فَاَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ عَلَيْهِمْ وَاَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيْبًاۙlaqad raḍiyallāhu anil-mu`minīna iż yubāyi’ụnaka taḥtasy-syajarati fa alima mā fī qulụbihim fa anzalas-sakīnata alaihim wa aṡābahum fat-ḥang qarībāSungguh, Allah telah meridai orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu Muhammad di bawah pohon, Dia mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu Dia memberikan ketenangan atas mereka dan memberi balasan dengan kemenangan yang dekat,وَّمَغَانِمَ كَثِيْرَةً يَّأْخُذُوْنَهَا ۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَزِيْزًا حَكِيْمًا wa magānima kaṡīratay ya`khużụnahā, wa kānallāhu azīzan ḥakīmādan harta rampasan perang yang banyak yang akan mereka peroleh. Dan Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana. وَعَدَكُمُ اللّٰهُ مَغَانِمَ كَثِيْرَةً تَأْخُذُوْنَهَا فَعَجَّلَ لَكُمْ هٰذِهٖ وَكَفَّ اَيْدِيَ النَّاسِ عَنْكُمْۚ وَلِتَكُوْنَ اٰيَةً لِّلْمُؤْمِنِيْنَ وَيَهْدِيَكُمْ صِرَاطًا مُّسْتَقِيْمًاۙwa adakumullāhu magānima kaṡīratan ta`khużụnahā fa ajjala lakum hāżihī wa kaffa aidiyan-nāsi angkum, wa litakụna āyatal lil-mu`minīna wa yahdiyakum ṣirāṭam mustaqīmāAllah menjanjikan kepadamu harta rampasan perang yang banyak yang dapat kamu ambil, maka Dia segerakan harta rampasan perang ini untukmu dan Dia menahan tangan manusia dari membinasakanmu agar kamu mensyukuri-Nya dan agar menjadi bukti bagi orang-orang mukmin dan agar Dia menunjukkan kamu ke jalan yang lurus. وَّاُخْرٰى لَمْ تَقْدِرُوْا عَلَيْهَا قَدْ اَحَاطَ اللّٰهُ بِهَا ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرًا wa ukhrā lam taqdirụ alaihā qad aḥāṭallāhu bihā, wa kānallāhu alā kulli syai`ing qadīrāDan kemenangan-kemenangan atas negeri-negeri lain yang tidak dapat kamu perkirakan, tetapi sesungguhnya Allah telah menentukannya. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. وَلَوْ قَاتَلَكُمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوَلَّوُا الْاَدْبَارَ ثُمَّ لَا يَجِدُوْنَ وَلِيًّا وَّلَا نَصِيْرًا walau qātalakumullażīna kafarụ lawallawul-adbāra ṡumma lā yajidụna waliyyaw wa lā naṣīrāDan sekiranya orang-orang yang kafir itu memerangi kamu pastilah mereka akan berbalik melarikan diri kalah dan mereka tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong. سُنَّةَ اللّٰهِ الَّتِيْ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلُ ۖوَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللّٰهِ تَبْدِيْلًا sunnatallāhillatī qad khalat ming qabl, wa lan tajida lisunnatillāhi tabdīlāDemikianlah hukum Allah, yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tidak akan menemukan perubahan pada hukum Allah itu. وَهُوَ الَّذِيْ كَفَّ اَيْدِيَهُمْ عَنْكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ عَنْهُمْ بِبَطْنِ مَكَّةَ مِنْۢ بَعْدِ اَنْ اَظْفَرَكُمْ عَلَيْهِمْ ۗوَكَانَ اللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرًا wa huwallażī kaffa aidiyahum angkum wa aidiyakum an-hum bibaṭni makkata mim ba’di an aẓfarakum alaihim, wa kānallāhu bimā ta’malụna baṣīrāDan Dialah yang mencegah tangan mereka dari membinasakan kamu dan mencegah tangan kamu dari membinasakan mereka di tengah kota Mekah setelah Allah memenangkan kamu atas mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. هُمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَصَدُّوْكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَالْهَدْيَ مَعْكُوْفًا اَنْ يَّبْلُغَ مَحِلَّهٗ ۚوَلَوْلَا رِجَالٌ مُّؤْمِنُوْنَ وَنِسَاۤءٌ مُّؤْمِنٰتٌ لَّمْ تَعْلَمُوْهُمْ اَنْ تَطَـُٔوْهُمْ فَتُصِيْبَكُمْ مِّنْهُمْ مَّعَرَّةٌ ۢبِغَيْرِ عِلْمٍ ۚ لِيُدْخِلَ اللّٰهُ فِيْ رَحْمَتِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُۚ لَوْ تَزَيَّلُوْا لَعَذَّبْنَا الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْهُمْ عَذَابًا اَلِيْمًاhumullażīna kafarụ wa ṣaddụkum anil-masjidil-ḥarāmi wal-hadya ma’kụfan ay yabluga maḥillah, walau lā rijālum mu`minụna wa nisā`um mu`minātul lam ta’lamụhum an taṭa’ụhum fa tuṣībakum min-hum ma’arratum bigairi ilm, liyudkhilallāhu fī raḥmatihī may yasyā`, lau tazayyalụ la’ażżabnallażīna kafarụ min-hum ażāban alīmāMerekalah orang-orang kafir yang menghalang-halangi kamu masuk Masjidilharam dan menghambat hewan-hewan kurban sampai ke tempat penyembelihannya. Dan kalau bukanlah karena ada beberapa orang beriman laki-laki dan perempuan yang tidak kamu ketahui, tentulah kamu akan membunuh mereka yang menyebabkan kamu ditimpa kesulitan tanpa kamu sadari. Karena Allah hendak memasukkan siapa yang Dia kehendaki ke dalam rahmat-Nya. Sekiranya mereka terpisah, tentu Kami akan mengazab orang-orang yang kafir di antara mereka dengan azab yang pedih. اِذْ جَعَلَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فِيْ قُلُوْبِهِمُ الْحَمِيَّةَ حَمِيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ فَاَنْزَلَ اللّٰهُ سَكِيْنَتَهٗ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَعَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ وَاَلْزَمَهُمْ كَلِمَةَ التَّقْوٰى وَكَانُوْٓا اَحَقَّ بِهَا وَاَهْلَهَا ۗوَكَانَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا iż ja’alallażīna kafarụ fī qulụbihimul-ḥamiyyata ḥamiyyatal-jāhiliyyati fa anzalallāhu sakīnatahụ alā rasụlihī wa alal-mu`minīna wa alzamahum kalimatat-taqwā wa kānū aḥaqqa bihā wa ahlahā, wa kānallāhu bikulli syai`in alīmāKetika orang-orang yang kafir menanamkan kesombongan dalam hati mereka yaitu kesombongan jahiliah, lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin; dan Allah mewajibkan kepada mereka tetap taat menjalankan kalimat takwa dan mereka lebih berhak dengan itu dan patut memilikinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. لَقَدْ صَدَقَ اللّٰهُ رَسُوْلَهُ الرُّءْيَا بِالْحَقِّ ۚ لَتَدْخُلُنَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ اٰمِنِيْنَۙ مُحَلِّقِيْنَ رُءُوْسَكُمْ وَمُقَصِّرِيْنَۙ لَا تَخَافُوْنَ ۗفَعَلِمَ مَا لَمْ تَعْلَمُوْا فَجَعَلَ مِنْ دُوْنِ ذٰلِكَ فَتْحًا قَرِيْبًا laqad ṣadaqallāhu rasụlahur-ru`yā bil-ḥaqq, latadkhulunnal-masjidal-ḥarāma in syā`allāhu āminīna muḥalliqīna ru`ụsakum wa muqaṣṣirīna lā takhāfụn, fa alima mā lam ta’lamụ fa ja’ala min dụni żālika fat-ḥang qarībāSungguh, Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya bahwa kamu pasti akan memasuki Masjidilharam, jika Allah menghendaki dalam keadaan aman, dengan menggundul rambut kepala dan memendekkannya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tidak kamu ketahui dan selain itu Dia telah memberikan kemenangan yang الَّذِيْٓ اَرْسَلَ رَسُوْلَهٗ بِالْهُدٰى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهٗ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهٖ ۗوَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًا huwallażī arsala rasụlahụ bil-hudā wa dīnil-ḥaqqi liyuẓ-hirahụ alad-dīni kullih, wa kafā billāhi syahīdāDialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi. مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللّٰهِ ۗوَالَّذِيْنَ مَعَهٗٓ اَشِدَّاۤءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاۤءُ بَيْنَهُمْ تَرٰىهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَّبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيْمَاهُمْ فِيْ وُجُوْهِهِمْ مِّنْ اَثَرِ السُّجُوْدِ ۗذٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ ۖوَمَثَلُهُمْ فِى الْاِنْجِيْلِۚ كَزَرْعٍ اَخْرَجَ شَطْـَٔهٗ فَاٰزَرَهٗ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوٰى عَلٰى سُوْقِهٖ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيْظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗوَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنْهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا muḥammadur rasụlullāh, wallażīna ma’ahū asyiddā`u alal-kuffāri ruḥamā`u bainahum tarāhum rukka’an sujjaday yabtagụna faḍlam minallāhi wa riḍwānan sīmāhum fī wujụhihim min aṡaris-sujụd, żālika maṡaluhum fit-taurāti wa maṡaluhum fil-injīl, kazar’in akhraja syaṭ`ahụ fa āzarahụ fastaglaẓa fastawā alā sụqihī yu’jibuz-zurrā’a liyagīẓa bihimul-kuffār, wa’adallāhullażīna āmanụ wa amiluṣ-ṣāliḥāti min-hum magfirataw wa ajran aẓīmāMuhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka yang diungkapkan dalam Taurat dan sifat-sifat mereka yang diungkapkan dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir dengan kekuatan orang-orang mukmin. Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala yang besar. Surat Al Hujurat Al Quran Juz 26 بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُقَدِّمُوْا بَيْنَ يَدَيِ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ yā ayyuhallażīna āmanụ lā tuqaddimụ baina yadayillāhi wa rasụlihī wattaqullāh, innallāha samī’un alīmWahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَرْفَعُوْٓا اَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلَا تَجْهَرُوْا لَهٗ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ اَنْ تَحْبَطَ اَعْمَالُكُمْ وَاَنْتُمْ لَا تَشْعُرُوْنَ yā ayyuhallażīna āmanụ lā tarfa’ū aṣwātakum fauqa ṣautin-nabiyyi wa lā taj-harụ lahụ bil-qauli kajahri ba’ḍikum liba’ḍin an taḥbaṭa a’mālukum wa antum lā tasy’urụnWahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap yang lain, nanti pahala segala amalmu bisa terhapus sedangkan kamu tidak menyadari. اِنَّ الَّذِيْنَ يَغُضُّوْنَ اَصْوَاتَهُمْ عِنْدَ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ امْتَحَنَ اللّٰهُ قُلُوْبَهُمْ لِلتَّقْوٰىۗ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّاَجْرٌ عَظِيْمٌ innallażīna yaguḍḍụna aṣwātahum inda rasụlillāhi ulā`ikallażīnamtaḥanallāhu qulụbahum lit-taqwā, lahum magfiratuw wa ajrun aẓīmSesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah, mereka itulah orang-orang yang telah diuji hatinya oleh Allah untuk bertakwa. Mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang الَّذِيْنَ يُنَادُوْنَكَ مِنْ وَّرَاۤءِ الْحُجُرٰتِ اَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُوْنَ innallażīna yunādụnaka miw warā`il-ḥujurāti akṡaruhum lā ya’qilụnSesungguhnya orang-orang yang memanggil engkau Muhammad dari luar kamarmu kebanyakan mereka tidak mengerti. وَلَوْ اَنَّهُمْ صَبَرُوْا حَتّٰى تَخْرُجَ اِلَيْهِمْ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌwalau annahum ṣabarụ ḥattā takhruja ilaihim lakāna khairal lahum, wallāhu gafụrur raḥīmDan sekiranya mereka bersabar sampai engkau keluar menemui mereka, tentu akan lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ yā ayyuhallażīna āmanū in jā`akum fāsiqum binaba`in fa tabayyanū an tuṣībụ qaumam bijahālatin fa tuṣbiḥụ alā mā fa’altum nādimīnWahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan kecerobohan, yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu. وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ فِيْكُمْ رَسُوْلَ اللّٰهِ ۗ لَوْ يُطِيْعُكُمْ فِيْ كَثِيْرٍ مِّنَ الْاَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ حَبَّبَ اِلَيْكُمُ الْاِيْمَانَ وَزَيَّنَهٗ فِيْ قُلُوْبِكُمْ وَكَرَّهَ اِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الرَّاشِدُوْنَۙwa’lamū anna fīkum rasụlallāh, lau yuṭī’ukum fī kaṡīrim minal-amri la’anittum wa lākinnallāha ḥabbaba ilaikumul-īmāna wa zayyanahụ fī qulụbikum wa karraha ilaikumul-kufra wal-fusụqa wal-iṣyān, ulā`ika humur-rāsyidụnDan ketahuilah olehmu bahwa di tengah-tengah kamu ada Rasulullah. Kalau dia menuruti kemauan kamu dalam banyak hal pasti kamu akan mendapatkan kesusahan. Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,فَضْلًا مِّنَ اللّٰهِ وَنِعْمَةً ۗوَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ faḍlam minallāhi wa ni’mah, wallāhu alīmun ḥakīmsebagai karunia dan nikmat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui, طَاۤىِٕفَتٰنِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اقْتَتَلُوْا فَاَصْلِحُوْا بَيْنَهُمَاۚ فَاِنْۢ بَغَتْ اِحْدٰىهُمَا عَلَى الْاُخْرٰى فَقَاتِلُوا الَّتِيْ تَبْغِيْ حَتّٰى تَفِيْۤءَ اِلٰٓى اَمْرِ اللّٰهِ ۖفَاِنْ فَاۤءَتْ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَاَقْسِطُوْا ۗاِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ wa in ṭā`ifatāni minal-mu`minīnaqtatalụ fa aṣliḥụ bainahumā, fa im bagat iḥdāhumā alal-ukhrā fa qātilullatī tabgī ḥattā tafī`a ilā amrillāh, fa in fā`at fa aṣliḥụ bainahumā bil-adli wa aqsiṭụ, innallāha yuḥibbul-muqsiṭīnDan apabila ada dua golongan orang-orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zalim terhadap golongan yang lain, maka perangilah golongan yang berbuat zalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali kepada perintah Allah, maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlakulah adil. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ innamal-mu`minụna ikhwatun fa aṣliḥụ baina akhawaikum wattaqullāha la’allakum tur-ḥamụnSesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu yang berselisih dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ yā ayyuhallażīna āmanụ lā yaskhar qaumum ming qaumin asā ay yakụnụ khairam min-hum wa lā nisā`um min nisā`in asā ay yakunna khairam min-hunn, wa lā talmizū anfusakum wa lā tanābazụ bil-alqāb, bi`sa lismul-fusụqu ba’dal-īmān, wa mal lam yatub fa ulā`ika humuẓ-ẓālimụnWahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain karena boleh jadi mereka yang diperolok-olokkan lebih baik dari mereka yang mengolok-olok dan jangan pula perempuan-perempuan mengolok-olokkan perempuan lain karena boleh jadi perempuan yang diperolok-olokkan lebih baik dari perempuan yang mengolok-olok. Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah panggilan yang buruk fasik setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌyā ayyuhallażīna āmanujtanibụ kaṡīram minaẓ-ẓanni inna ba’ḍaẓ-ẓanni iṡmuw wa lā tajassasụ wa lā yagtab ba’ḍukum ba’ḍā, a yuḥibbu aḥadukum ay ya`kula laḥma akhīhi maitan fa karihtumụh, wattaqullāh, innallāha tawwābur raḥīmWahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ yā ayyuhan-nāsu innā khalaqnākum min żakariw wa unṡā wa ja’alnākum syu’ụbaw wa qabā`ila lita’ārafụ, inna akramakum indallāhi atqākum, innallāha alīmun khabīrWahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. ۞ قَالَتِ الْاَعْرَابُ اٰمَنَّا ۗ قُلْ لَّمْ تُؤْمِنُوْا وَلٰكِنْ قُوْلُوْٓا اَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْاِيْمَانُ فِيْ قُلُوْبِكُمْ ۗوَاِنْ تُطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ لَا يَلِتْكُمْ مِّنْ اَعْمَالِكُمْ شَيْـًٔا ۗاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ qālatil-a’rābu āmannā, qul lam tu`minụ wa lāking qụlū aslamnā wa lammā yadkhulil-īmānu fī qulụbikum, wa in tuṭī’ullāha wa rasụlahụ lā yalitkum min a’mālikum syai`ā, innallāha gafụrur raḥīmOrang-orang Arab Badui berkata, “Kami telah beriman.” Katakanlah kepada mereka, “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah Kami telah tunduk Islam,’ karena iman belum masuk ke dalam hatimu. Dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun pahala amal perbuatanmu. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الصّٰدِقُوْنَ innamal-mu`minụnallażīna āmanụ billāhi wa rasụlihī ṡumma lam yartābụ wa jāhadụ bi`amwālihim wa anfusihim fī sabīlillāh, ulā`ika humuṣ-ṣādiqụnSesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang اَتُعَلِّمُوْنَ اللّٰهَ بِدِيْنِكُمْۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ qul a tu’allimụnallāha bidīnikum, wallāhu ya’lamu mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wallāhu bikulli syai`in alīmKatakanlah kepada mereka, “Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah tentang agamamu keyakinanmu, padahal Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” يَمُنُّوْنَ عَلَيْكَ اَنْ اَسْلَمُوْا ۗ قُلْ لَّا تَمُنُّوْا عَلَيَّ اِسْلَامَكُمْ ۚبَلِ اللّٰهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ اَنْ هَدٰىكُمْ لِلْاِيْمَانِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ yamunnụna alaika an aslamụ, qul lā tamunnụ alayya islāmakum, balillāhu yamunnu alaikum an hadākum lil-īmāni ing kuntum ṣādiqīnMereka merasa berjasa kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah, “Janganlah kamu merasa berjasa kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjukkan kamu kepada keimanan, jika kamu orang yang benar.” اِنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ غَيْبَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَاللّٰهُ بَصِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ innallāha ya’lamu gaibas-samāwāti wal-arḍ, wallāhu baṣīrum bimā ta’malụnSungguh, Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Surat Qaf Al Quran Juz 26 بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ قۤ ۗوَالْقُرْاٰنِ الْمَجِيْدِ ۖ qāf, wal-qur`ānil-majīdQaf. Demi Al-Qur’an yang mulia. بَلْ عَجِبُوْٓا اَنْ جَاۤءَهُمْ مُّنْذِرٌ مِّنْهُمْ فَقَالَ الْكٰفِرُوْنَ هٰذَا شَيْءٌ عَجِيْبٌ ۚbal ajibū an jā`ahum munżirum min-hum fa qālal-kāfirụna hāżā syai`un ajībMereka tidak menerimanya bahkan mereka tercengang karena telah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari kalangan mereka sendiri, maka berkatalah orang-orang kafir, “Ini adalah suatu yang sangat ajaib.” ءَاِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا ۚ ذٰلِكَ رَجْعٌۢ بَعِيْدٌ a iżā mitnā wa kunnā turābā, żālika raj’um ba’īdApakah apabila kami telah mati dan sudah menjadi tanah akan kembali lagi? Itu adalah suatu pengembalian yang tidak mungkin. قَدْ عَلِمْنَا مَا تَنْقُصُ الْاَرْضُ مِنْهُمْ ۚوَعِنْدَنَا كِتٰبٌ حَفِيْظٌ qad alimnā mā tangquṣul-arḍu min-hum, wa indanā kitābun ḥafīẓSungguh, Kami telah mengetahui apa yang ditelan bumi dari tubuh mereka, sebab pada Kami ada kitab catatan yang terpelihara baik. بَلْ كَذَّبُوْا بِالْحَقِّ لَمَّا جَاۤءَهُمْ فَهُمْ فِيْٓ اَمْرٍ مَّرِيْجٍ bal każżabụ bil-ḥaqqi lammā jā`ahum fa hum fī amrim marījBahkan mereka telah mendustakan kebenaran ketika kebenaran itu datang kepada mereka, maka mereka berada dalam keadaan kacau balau. اَفَلَمْ يَنْظُرُوْٓا اِلَى السَّمَاۤءِ فَوْقَهُمْ كَيْفَ بَنَيْنٰهَا وَزَيَّنّٰهَا وَمَا لَهَا مِنْ فُرُوْجٍ a fa lam yanẓurū ilas-samā`i fauqahum kaifa banaināhā wa zayyannāhā wa mā lahā min furụjMaka tidakkah mereka memperhatikan langit yang ada di atas mereka, bagaimana cara Kami membangunnya dan menghiasinya dan tidak terdapat retak-retak sedikit pun? وَالْاَرْضَ مَدَدْنٰهَا وَاَلْقَيْنَا فِيْهَا رَوَاسِيَ وَاَنْۢبَتْنَا فِيْهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍۙ wal-arḍa madadnāhā wa alqainā fīhā rawāsiya wa ambatnā fīhā ming kulli zaujim bahījDan bumi yang Kami hamparkan dan Kami pancangkan di atasnya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan di atasnya tanam-tanaman yang indah, تَبْصِرَةً وَّذِكْرٰى لِكُلِّ عَبْدٍ مُّنِيْبٍ tabṣirataw wa żikrā likulli abdim munībuntuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi setiap hamba yang kembali tunduk kepada Allah. وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً مُّبٰرَكًا فَاَنْۢبَتْنَا بِهٖ جَنّٰتٍ وَّحَبَّ الْحَصِيْدِۙwa nazzalnā minas-samā`i mā`am mubārakan fa ambatnā bihī jannātiw wa ḥabbal-ḥaṣīdDan dari langit Kami turunkan air yang memberi berkah lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pepohonan yang rindang dan biji-bijian yang dapat dipanen. وَالنَّخْلَ بٰسِقٰتٍ لَّهَا طَلْعٌ نَّضِيْدٌۙwan-nakhla bāsiqātil lahā ṭal’un naḍīdDan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun, رِّزْقًا لِّلْعِبَادِۙ وَاَحْيَيْنَا بِهٖ بَلْدَةً مَّيْتًاۗ كَذٰلِكَ الْخُرُوْجُ rizqal lil-ibādi wa aḥyainā bihī baldatam maitā, każālikal-khurụjsebagai rezeki bagi hamba-hamba Kami, dan Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati tandus. Seperti itulah terjadinya kebangkitan dari kubur. كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوْحٍ وَّاَصْحٰبُ الرَّسِّ وَثَمُوْدُ każżabat qablahum qaumu nụḥiw wa aṣ-ḥābur-rassi wa ṡamụdSebelum mereka, kaum Nuh, penduduk Rass dan Samud telah mendustakan rasul-rasul, وَعَادٌ وَّفِرْعَوْنُ وَاِخْوَانُ لُوْطٍۙwa āduw wa fir’aunu wa ikhwānu lụṭdan demikian juga kaum Ad, kaum Firaun dan kaum Lut, وَّاَصْحٰبُ الْاَيْكَةِ وَقَوْمُ تُبَّعٍۗ كُلٌّ كَذَّبَ الرُّسُلَ فَحَقَّ وَعِيْدِwa aṣ-ḥābul-aikati wa qaumu tubba’, kullung każżabar-rusula fa ḥaqqa wa’īddan juga penduduk Aikah serta kaum Tubba. Semuanya telah mendustakan rasul-rasul maka berlakulah ancaman-Ku atas mereka. اَفَعَيِيْنَا بِالْخَلْقِ الْاَوَّلِۗ بَلْ هُمْ فِيْ لَبْسٍ مِّنْ خَلْقٍ جَدِيْدٍa fa ayīnā bil-khalqil-awwal, bal hum fī labsim min khalqin jadīdMaka apakah Kami letih dengan penciptaan yang pertama? Sama sekali tidak bahkan mereka dalam keadaan ragu-ragu tentang penciptaan yang baru. وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهٖ نَفْسُهٗ ۖوَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِ wa laqad khalaqnal-insāna wa na’lamu mā tuwaswisu bihī nafsuh, wa naḥnu aqrabu ilaihi min ḥablil-warīdDan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. اِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيٰنِ عَنِ الْيَمِيْنِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيْدٌ iż yatalaqqal-mutalaqqiyāni anil-yamīni wa anisy-syimāli qa’īdIngatlah ketika dua malaikat mencatat perbuatannya, yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ mā yalfiẓu ming qaulin illā ladaihi raqībun atīdTidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap mencatat. وَجَاۤءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ۗذٰلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيْدُwa jā`at sakratul-mauti bil-ḥaqq, żālika mā kunta min-hu taḥīdDan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang dahulu hendak kamu hindari. وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِۗ ذٰلِكَ يَوْمُ الْوَعِيْدِ wa nufikha fiṣ-ṣụr, żālika yaumul-wa’īdDan ditiuplah sangkakala. Itulah hari yang diancamkan. وَجَاۤءَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَّعَهَا سَاۤىِٕقٌ وَّشَهِيْدٌ wa jā`at kullu nafsim ma’ahā sā`iquw wa syahīdSetiap orang akan datang bersama malaikat penggiring dan malaikat saksi. لَقَدْ كُنْتَ فِيْ غَفْلَةٍ مِّنْ هٰذَا فَكَشَفْنَا عَنْكَ غِطَاۤءَكَ فَبَصَرُكَ الْيَوْمَ حَدِيْدٌ laqad kunta fī gaflatim min hāżā fa kasyafnā angka giṭā`aka fa baṣarukal-yauma ḥadīdSungguh, kamu dahulu lalai tentang peristiwa ini, maka Kami singkapkan tutup yang menutupi matamu, sehingga penglihatanmu pada hari ini sangat tajam. وَقَالَ قَرِيْنُهٗ هٰذَا مَا لَدَيَّ عَتِيْدٌۗwa qāla qarīnuhụ hāżā mā ladayya atīdDan malaikat yang menyertainya berkata, “Inilah catatan perbuatan yang ada padaku.” اَلْقِيَا فِيْ جَهَنَّمَ كُلَّ كَفَّارٍ عَنِيْدٍ alqiyā fī jahannama kulla kaffārin anīdAllah berfirman, “Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka Jahanam semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala, مَنَّاعٍ لِّلْخَيْرِ مُعْتَدٍ مُّرِيْبٍۙmannā’il lil-khairi mu’tadim murībyang sangat enggan melakukan kebajikan, melampaui batas dan bersikap ragu-ragu, ۨالَّذِيْ جَعَلَ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ فَاَلْقِيٰهُ فِى الْعَذَابِ الشَّدِيْدِ allażī ja’ala ma’allāhi ilāhan ākhara fa alqiyāhu fil-ażābisy-syadīdyang mempersekutukan Allah dengan tuhan lain, maka lemparkanlah dia ke dalam azab yang keras.” ۞ قَالَ قَرِيْنُهٗ رَبَّنَا مَآ اَطْغَيْتُهٗ وَلٰكِنْ كَانَ فِيْ ضَلٰلٍۢ بَعِيْدٍ qāla qarīnuhụ rabbanā mā aṭgaituhụ wa lāking kāna fī ḍalālim ba’īdSetan yang menyertainya berkata pula, “Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya tetapi dia sendiri yang berada dalam kesesatan yang jauh.” قَالَ لَا تَخْتَصِمُوْا لَدَيَّ وَقَدْ قَدَّمْتُ اِلَيْكُمْ بِالْوَعِيْدِ qāla lā takhtaṣimụ ladayya wa qad qaddamtu ilaikum bil-wa’īdAllah berfirman, “Janganlah kamu bertengkar di hadapan-Ku, dan sungguh, dahulu Aku telah memberikan ancaman kepadamu. مَا يُبَدَّلُ الْقَوْلُ لَدَيَّ وَمَآ اَنَا۠ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيْدِ mā yubaddalul-qaulu ladayya wa mā ana biẓallāmil lil-abīdKeputusan-Ku tidak dapat diubah dan Aku tidak menzalimi hamba-hamba-Ku.” يَوْمَ نَقُوْلُ لِجَهَنَّمَ هَلِ امْتَلَـْٔتِ وَتَقُوْلُ هَلْ مِنْ مَّزِيْدٍ yauma naqụlu lijahannama halimtala`ti wa taqụlu hal mim mazīdIngatlah pada hari ketika Kami bertanya kepada Jahanam, “Apakah kamu sudah penuh?” Ia menjawab, “Masih adakah tambahan?” وَاُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِيْنَ غَيْرَ بَعِيْدٍ wa uzlifatil-jannatu lil-muttaqīna gaira ba’īdSedangkan surga didekatkan kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tidak jauh dari mereka. هٰذَا مَا تُوْعَدُوْنَ لِكُلِّ اَوَّابٍ حَفِيْظٍۚhāżā mā tụ’adụna likulli awwābin ḥafīẓKepada mereka dikatakan, “Inilah nikmat yang dijanjikan kepadamu, yaitu kepada setiap hamba yang senantiasa bertobat kepada Allah dan memelihara semua peraturan-peraturan-Nya. مَنْ خَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِ وَجَاۤءَ بِقَلْبٍ مُّنِيْبٍۙman khasyiyar-raḥmāna bil-gaibi wa jā`a biqalbim munībYaitu orang yang takut kepada Allah Yang Maha Pengasih sekalipun tidak kelihatan olehnya dan dia datang dengan hati yang bertobat, ۨادْخُلُوْهَا بِسَلٰمٍ ۗذٰلِكَ يَوْمُ الْخُلُوْدِ udkhulụhā bisalām, żālika yaumul-khulụdmasuklah ke dalam surga dengan aman dan damai. Itulah hari yang abadi.” لَهُمْ مَّا يَشَاۤءُوْنَ فِيْهَا وَلَدَيْنَا مَزِيْدٌ lahum mā yasyā`ụna fīhā wa ladainā mazīdMereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki, dan pada Kami ada tambahannya. وَكَمْ اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنْ قَرْنٍ هُمْ اَشَدُّ مِنْهُمْ بَطْشًا فَنَقَّبُوْا فِى الْبِلَادِۗ هَلْ مِنْ مَّحِيْصٍ wa kam ahlaknā qablahum ming qarnin hum asyaddu min-hum baṭsyan fa naqqabụ fil-bilād, hal mim maḥīṣDan betapa banyak umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal mereka lebih hebat kekuatannya daripada mereka umat yang belakangan ini. Mereka pernah menjelajah di beberapa negeri. Adakah tempat pelarian dari kebinasaan bagi mereka? اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَذِكْرٰى لِمَنْ كَانَ لَهٗ قَلْبٌ اَوْ اَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيْدٌ inna fī żālika lażikrā limang kāna lahụ qalbun au alqas-sam’a wa huwa syahīdSungguh, pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya. وَلَقَدْ خَلَقْنَا السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍۖ وَّمَا مَسَّنَا مِنْ لُّغُوْبٍ wa laqad khalaqnas-samāwāti wal-arḍa wa mā bainahumā fī sittati ayyāmiw wa mā massanā mil lugụbDan sungguh, Kami telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami tidak merasa letih sedikit pun. فَاصْبِرْ عَلٰى مَا يَقُوْلُوْنَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوْبِ faṣbir alā mā yaqụlụna wa sabbiḥ biḥamdi rabbika qabla ṭulụ’isy-syamsi wa qablal-gurụbMaka bersabarlah engkau Muhammad terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum matahari terbit dan sebelum terbenam. وَمِنَ الَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَاَدْبَارَ السُّجُوْدِ wa minal-laili fa sabbiḥ-hu wa adbāras-sujụdDan bertasbihlah kepada-Nya pada malam hari dan setiap selesai salat. وَاسْتَمِعْ يَوْمَ يُنَادِ الْمُنَادِ مِنْ مَّكَانٍ قَرِيْبٍ wastami’ yauma yunādil-munādi mim makāning qarībDan dengarkanlah seruan pada hari ketika penyeru malaikat menyeru dari tempat yang dekat. يَوْمَ يَسْمَعُوْنَ الصَّيْحَةَ بِالْحَقِّ ۗذٰلِكَ يَوْمُ الْخُرُوْجِ yauma yasma’ụnaṣ-ṣaiḥata bil-ḥaqq, żālika yaumul-khurụjYaitu pada hari ketika mereka men-dengar suara dahsyat dengan sebenarnya. Itulah hari keluar dari kubur. اِنَّا نَحْنُ نُحْيٖ وَنُمِيْتُ وَاِلَيْنَا الْمَصِيْرُۙinnā naḥnu nuḥyī wa numītu wa ilainal-maṣīrSungguh, Kami yang menghidupkan dan mematikan dan kepada Kami tempat kembali semua makhluk. يَوْمَ تَشَقَّقُ الْاَرْضُ عَنْهُمْ سِرَاعًا ۗذٰلِكَ حَشْرٌ عَلَيْنَا يَسِيْرٌ yauma tasyaqqaqul-arḍu an-hum sirā’ā, żālika ḥasyrun alainā yasīrYaitu pada hari ketika bumi terbelah, mereka keluar dengan cepat. Yang demikian itu adalah pengumpulan yang mudah bagi Kami. نَحْنُ اَعْلَمُ بِمَا يَقُوْلُوْنَ وَمَآ اَنْتَ عَلَيْهِمْ بِجَبَّارٍۗ فَذَكِّرْ بِالْقُرْاٰنِ مَنْ يَّخَافُ وَعِيْدِ naḥnu a’lamu bimā yaqụlụna wa mā anta alaihim bijabbār, fażakkir bil-qur`āni may yakhāfu wa’īdKami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan engkau Muhammad bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. Maka berilah peringatan dengan Al-Qur’an kepada siapa pun yang takut kepada ancaman-Ku. Surat Adz Zariyat 1-30 Al Quran Juz 26 بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَالذّٰرِيٰتِ ذَرْوًاۙważ-żāriyāti żarwāDemi angin yang menerbangkan debu, فَالْحٰمِلٰتِ وِقْرًاۙfal-ḥāmilāti wiqrādan awan yang mengandung hujan,فَالْجٰرِيٰتِ يُسْرًاۙfal-jāriyāti yusrādan kapal-kapal yang berlayar dengan mudah, فَالْمُقَسِّمٰتِ اَمْرًاۙfal-muqassimāti amrādan malaikat-malaikat yang membagi-bagi urusan,اِنَّمَا تُوْعَدُوْنَ لَصَادِقٌۙinnamā tụ’adụna laṣādiqsungguh, apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar, وَّاِنَّ الدِّيْنَ لَوَاقِعٌۗwa innad-dīna lawāqi’dan sungguh, hari pembalasan pasti ذَاتِ الْحُبُكِۙwas-samā`i żātil-ḥubukDemi langit yang mempunyai jalan-jalan,اِنَّكُمْ لَفِيْ قَوْلٍ مُّخْتَلِفٍۙinnakum lafī qaulim mukhtalifsungguh, kamu benar-benar dalam keadaan berbeda-beda pendapat,يُّؤْفَكُ عَنْهُ مَنْ اُفِكَۗyu`faku an-hu man ufikdipalingkan darinya Al-Qur’an dan Rasul orang yang الْخَرَّاصُوْنَۙqutilal-kharrāṣụnTerkutuklah orang-orang yang banyak berdusta,الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ غَمْرَةٍ سَاهُوْنَۙallażīna hum fī gamratin sāhụnyaitu orang-orang yang terbenam dalam kebodohan dan kelalaian, يَسْـَٔلُوْنَ اَيَّانَ يَوْمُ الدِّيْنِۗyas`alụna ayyāna yaumud-dīnmereka bertanya, “Kapankah hari pembalasan itu?”يَوْمَ هُمْ عَلَى النَّارِ يُفْتَنُوْنَ yauma hum alan-nāri yuftanụnHari pembalasan itu ialah pada hari ketika mereka diazab di dalam api neraka. ذُوْقُوْا فِتْنَتَكُمْۗ هٰذَا الَّذِيْ كُنْتُمْ بِهٖ تَسْتَعْجِلُوْنَ żụqụ fitnatakum, hāżallażī kuntum bihī tasta’jilụnDikatakan kepada mereka, “Rasakanlah azabmu ini. Inilah azab yang dahulu kamu minta agar disegerakan.” اِنَّ الْمُتَّقِيْنَ فِيْ جَنّٰتٍ وَّعُيُوْنٍۙinnal-muttaqīna fī jannātiw wa uyụnSesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman surga dan mata air,اٰخِذِيْنَ مَآ اٰتٰىهُمْ رَبُّهُمْ ۗ اِنَّهُمْ كَانُوْا قَبْلَ ذٰلِكَ مُحْسِنِيْنَۗākhiżīna mā ātāhum rabbuhum, innahum kānụ qabla żālika muḥsinīnmereka mengambil apa yang diberikan Tuhan kepada mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik;كَانُوْا قَلِيْلًا مِّنَ الَّيْلِ مَا يَهْجَعُوْنَ kānụ qalīlam minal-laili mā yahja’ụnmereka sedikit sekali tidur pada waktu malam;وَبِالْاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ wa bil-as-ḥāri hum yastagfirụndan pada akhir malam mereka memohon ampunan kepada Allah.وَفِيْٓ اَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِّلسَّاۤىِٕلِ وَالْمَحْرُوْمِ wa fī amwālihim ḥaqqul lis-sā`ili wal-maḥrụmDan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta. وَفِى الْاَرْضِ اٰيٰتٌ لِّلْمُوْقِنِيْنَۙwa fil-arḍi āyātul lil-mụqinīnDan di bumi terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang yakin,وَفِيْٓ اَنْفُسِكُمْ ۗ اَفَلَا تُبْصِرُوْنَ wa fī anfusikum, a fa lā tubṣirụndan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?وَفِى السَّمَاۤءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوْعَدُوْنَ wa fis-samā`i rizqukum wa mā tụ’adụnDan di langit terdapat sebab-sebab rezekimu dan apa yang dijanjikan السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ اِنَّهٗ لَحَقٌّ مِّثْلَ مَآ اَنَّكُمْ تَنْطِقُوْنَfa wa rabbis-samā`i wal-arḍi innahụ laḥaqqum miṡla mā annakum tanṭiqụnMaka demi Tuhan langit dan bumi, sungguh, apa yang dijanjikan itu pasti terjadi seperti apa yang kamu ucapkan. هَلْ اَتٰىكَ حَدِيْثُ ضَيْفِ اِبْرٰهِيْمَ الْمُكْرَمِيْنَۘ hal atāka ḥadīṡu ḍaifi ibrāhīmal-mukramīnSudahkah sampai kepadamu Muhammad cerita tamu Ibrahim malaikat-malaikat yang dimuliakan?اِذْ دَخَلُوْا عَلَيْهِ فَقَالُوْا سَلٰمًا ۗقَالَ سَلٰمٌۚ قَوْمٌ مُّنْكَرُوْنَ iż dakhalụ alaihi fa qālụ salāmā, qāla salām, qaumum mungkarụnIngatlah ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan, “Salaman” salam, Ibrahim menjawab, “Salamun” salam. Mereka itu orang-orang yang belum dikenalnya. فَرَاغَ اِلٰٓى اَهْلِهٖ فَجَاۤءَ بِعِجْلٍ سَمِيْنٍۙfa rāga ilā ahlihī fa jā`a bi’ijlin samīnMaka diam-diam dia Ibrahim pergi menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk yang dibakar,فَقَرَّبَهٗٓ اِلَيْهِمْۚ قَالَ اَلَا تَأْكُلُوْنَ fa qarrabahū ilaihim, qāla alā ta`kulụnlalu dihidangkannya kepada mereka tetapi mereka tidak mau makan. Ibrahim berkata, “Mengapa tidak kamu makan.”فَاَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيْفَةً ۗقَالُوْا لَا تَخَفْۗ وَبَشَّرُوْهُ بِغُلٰمٍ عَلِيْمٍ fa aujasa min-hum khīfah, qālụ lā takhaf, wa basysyarụhu bigulāmin alīmMaka dia Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata, “Janganlah kamu takut,” dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan kelahiran seorang anak yang alim Ishak. فَاَقْبَلَتِ امْرَاَتُهٗ فِيْ صَرَّةٍ فَصَكَّتْ وَجْهَهَا وَقَالَتْ عَجُوْزٌ عَقِيْمٌ fa aqbalatimra`atuhụ fī ṣarratin fa ṣakkat waj-hahā wa qālat ajụzun aqīmKemudian istrinya datang memekik tercengang lalu menepuk wajahnya sendiri seraya berkata, “Aku ini seorang perempuan tua yang mandul.” قَالُوْا كَذٰلِكِۙ قَالَ رَبُّكِ ۗاِنَّهٗ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ ۔qālụ każāliki qāla rabbuk, innahụ huwal-ḥakīmul-alīmMereka berkata, “Demikianlah Tuhanmu berfirman. Sungguh, Dialah Yang Mahabijaksana, Maha Mengetahui.” Kita sudah sampai pada akhir artikel bacaan al quran juz 26 latin, arab, dan terjemahan Indonesia. Mudah-mudahan menjadi amal kebaikan bagi pembaca dan juga bagi admin. Aamiin adalah website al quranul karim tercepat dan hemat kuota internet di Indonesia. ۞ وَلَا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِلَّا الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْهُمْ ۖ وَقُولُوا آمَنَّا بِالَّذِي أُنزِلَ إِلَيْنَا وَأُنزِلَ إِلَيْكُمْ وَإِلَـٰهُنَا وَإِلَـٰهُكُمْ وَاحِدٌ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ ﴿٤٦﴾ 46 Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim , di antara mereka, dan katakanlah "Kami telah beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri". وَكَذَ‌ٰلِكَ أَنزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ ۚ فَالَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۖ وَمِنْ هَـٰؤُلَاءِ مَن يُؤْمِنُ بِهِ ۚ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلَّا الْكَافِرُونَ ﴿٤٧﴾ 47 Dan demikian pulalah Kami turunkan kepadamu Al Kitab Al Qur'an, maka orang-orang yang telah Kami berikan kepada mereka Al Kitab Taurat mereka beriman kepadanya Al Qur'an; dan di antara mereka ; orang-orang kafir Mekah ada yang beriman kepadanya. Dan tidak adalah yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang kafir. وَمَا كُنتَ تَتْلُو مِن قَبْلِهِ مِن كِتَابٍ وَلَا تَخُطُّهُ بِيَمِينِكَ ۖ إِذًا لَّارْتَابَ الْمُبْطِلُونَ ﴿٤٨﴾ 48 Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya Al Qur'an sesuatu Kitabpun dan kamu tidak pernah menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; andai kata kamu pernah membaca dan menulis, benar-benar ragulah orang yang mengingkari mu. بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ ۚ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ ﴿٤٩﴾ 49 Sebenarnya, Al Qur'an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu . Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim. وَقَالُوا لَوْلَا أُنزِلَ عَلَيْهِ آيَاتٌ مِّن رَّبِّهِ ۖ قُلْ إِنَّمَا الْآيَاتُ عِندَ اللَّهِ وَإِنَّمَا أَنَا نَذِيرٌ مُّبِينٌ ﴿٥٠﴾ 50 Dan orang-orang kafir Mekah berkata "Mengapa tidak diturunkan kepadanya mu'jizat-mu'jizat dari Tuhannya?" Katakanlah "Sesungguhnya mu'jizat-mu'jizat itu terserah kepada Allah. Dan sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan yang nyata". أَوَلَمْ يَكْفِهِمْ أَنَّا أَنزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ يُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ ۚ إِنَّ فِي ذَ‌ٰلِكَ لَرَحْمَةً وَذِكْرَىٰ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ ﴿٥١﴾ 51 Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab Al Qur'an sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam Al Qur'an itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. قُلْ كَفَىٰ بِاللَّهِ بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ شَهِيدًا ۖ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۗ وَالَّذِينَ آمَنُوا بِالْبَاطِلِ وَكَفَرُوا بِاللَّهِ أُولَـٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ ﴿٥٢﴾ 52 Katakanlah "Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan antaramu. Dia mengetahui apa yang di langit dan di bumi. Dan orang-orang yang percaya kepada yang bathil dan ingkar kepada Allah, mereka itulah orang-orang yang merugi. وَيَسْتَعْجِلُونَكَ بِالْعَذَابِ ۚ وَلَوْلَا أَجَلٌ مُّسَمًّى لَّجَاءَهُمُ الْعَذَابُ وَلَيَأْتِيَنَّهُم بَغْتَةً وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ ﴿٥٣﴾ 53 Dan mereka meminta kepadamu supaya segera diturunkan azab. Kalau tidaklah karena waktu yang telah ditetapkan , benar-benar telah datang azab kepada mereka, dan azab itu benar-benar akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba, sedang mereka tidak menyadarinya. يَسْتَعْجِلُونَكَ بِالْعَذَابِ وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيطَةٌ بِالْكَافِرِينَ ﴿٥٤﴾ 54 Mereka meminta kepadamu supaya segera diturunkan azab. Dan sesungguhnya Jahannam benar-benar meliputi orang-orang yang kafir, يَوْمَ يَغْشَاهُمُ الْعَذَابُ مِن فَوْقِهِمْ وَمِن تَحْتِ أَرْجُلِهِمْ وَيَقُولُ ذُوقُوا مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿٥٥﴾ 55 pada hari mereka ditutup oleh azab dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka dan Allah berkata kepada mereka "Rasailah pembalasan dari apa yang telah kamu kerjakan" يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ أَرْضِي وَاسِعَةٌ فَإِيَّايَ فَاعْبُدُونِ ﴿٥٦﴾ 56 Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, sesungguhnya bumi-Ku luas, maka sembahlah Aku saja. كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۖ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ ﴿٥٧﴾ 57 Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَنُبَوِّئَنَّهُم مِّنَ الْجَنَّةِ غُرَفًا تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ نِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ ﴿٥٨﴾ 58 Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang tinggi di dalam surga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal, الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ﴿٥٩﴾ 59 yaitu yang bersabar dan bertawakkal kepada Tuhannya. وَكَأَيِّن مِّن دَابَّةٍ لَّا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ﴿٦٠﴾ 60 Dan berapa banyak binatang yang tidak dapat membawa mengurus rezkinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ ۖ فَأَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ ﴿٦١﴾ 61 Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka "Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" Tentu mereka akan menjawab "Allah", maka betapakah mereka dapat dipalingkan dari jalan yang benar. اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ ﴿٦٢﴾ 62 Allah melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia pula yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّن نَّزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ مِن بَعْدِ مَوْتِهَا لَيَقُولُنَّ اللَّهُ ۚ قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ ﴿٦٣﴾ 63 Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka "Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?" Tentu mereka akan menjawab "Allah". Katakanlah "Segala puji bagi Allah", tetapi kebanyakan mereka tidak memahami nya. وَمَا هَـٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ ﴿٦٤﴾ 64 Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui. فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ ﴿٦٥﴾ 65 Maka apabila mereka naik kapal mereka mendo'a kepada Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka kembali mempersekutukan Allah, لِيَكْفُرُوا بِمَا آتَيْنَاهُمْ وَلِيَتَمَتَّعُوا ۖ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ ﴿٦٦﴾ 66 agar mereka mengingkari ni'mat yang telah Kami berikan kepada mereka dan agar mereka hidup bersenang-senang dalam kekafiran. Kelak mereka akan mengetahui akibat perbuatannya. أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا جَعَلْنَا حَرَمًا آمِنًا وَيُتَخَطَّفُ النَّاسُ مِنْ حَوْلِهِمْ ۚ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَةِ اللَّهِ يَكْفُرُونَ ﴿٦٧﴾ 67 Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan negeri mereka tanah suci yang aman, sedang manusia sekitarnya rampok-merampok. Maka mengapa sesudah nyata kebenaran mereka masih percaya kepada yang bathil dan ingkar kepada ni'mat Allah? وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِالْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُ ۚ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِّلْكَافِرِينَ ﴿٦٨﴾ 68 Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak tatkala yang hak itu datang kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir? وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ ﴿٦٩﴾ 69 Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhaan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. Bacaan Juz 26 Al Qur’an full lengkap yang dimulai dari surah Al Ahqaf ayat 1 yang diawali dengan bacaan حمٓ dan selesai pada surah Adz Dzariyat ayat 30. Berikut daftar urutan surah Juz 26 Alquran. Al Ahqaf Surah Ke 46 35 ayat Bukit-bukit PasirMuhammad Surah Ke 47 38 ayat Nabi MuhammadAl Fath Surah Ke 48 29 ayat KemenanganAl Hujurat Surah Ke 49 18 ayat Kamar-kamarQaf Surah Ke 50 45 ayat QafAdz Dzariyat Surah Ke 51 60 ayat Angin yang Menerbangkan Baca Juga Juz 26 Al Quran PdfJuz 26 Al Quran Latin Berikut adalah bacaan Juz 26 dan Juz 27 Al Quran berupa teks dan tulisan pada huruf yang diketik tebal. Juz 26 Surah Al Ahqaf Ayat 1 – 5 Juz 26 Surah Al Ahqaf Ayat 6 – 14 Juz 26 Surah Al Ahqaf Ayat 15 – 20 Juz 26 Surah Al Ahqaf Ayat 21 – 28 Juz 26 Surah Al Ahqaf Ayat 29 – 35 Juz 26 Surah Muhammad Ayat 1 – 11 Juz 26 Surah Muhammad Ayat 12 – 19 Juz 26 Surah Muhammad Ayat 20 – 29 Juz 26 Surah Muhammad Ayat 30 – 38 Juz 26 Surah Al Fath Ayat 1 – 9 Juz 26 Surah Al Fath Ayat 10 – 15 Juz 26 Surah Al Fath Ayat 16 – 23 Juz 26 Surah Al Fath Ayat 24 – 28 Juz 26 Surah Al Fath Ayat 29dan Surah Al Hujurat Ayat 1 – 4 Juz 26 Surah Al Hujurat Ayat 5 – 11 Juz 26 Surah Al Hujurat Ayat 12 – 18 Juz 26 Surah Qaf Ayat 1 – 15 Juz 26 Surah Qaf Ayat 16 – 35 Juz 26 Surah Qaf Ayat 36 – 45dan Surah Az Zariyat Ayat 1 – 6 Juz 26 Surah Az Zariyat Ayat 7 – 30 DOWNLOAD Pdf Tafsir juz 26 JUZ 26 Ditulis oleh Abul Fida’ Hanif bin Abil Abbas Ar-riyawi DAMMAJ بسم الله الرحمن الرحيم Kata Pengantar الحمد لله رب العالمين وصلي الله وسلم على نبينا محمد وعلى اله وأصحابه أجمعين أما بعد Sesungguhnya Al-Qur’an merupakan nikmat Alloh Y yang besar bagi para hamba, padanya terdapat kebahagian dunia dan akhirat, dan bagi yang membacanya akan diberi pahala yang besar pula, sebagaimana dalam hadits Ibnu Mas’ud t مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لاَ أَقُولُ الْم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ. “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Alloh Y maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu digandakan sepuluh kali lipat, akau tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, akan tetapi alif itu satu huruf dan lam satu huruf dan mim satu huruf”. HR. Tirmidzi Dan Alloh Y memerintahkan untuk mentadabburi Al-Qur’an dan memahaminya sebagaimana Alloh Y berfirman أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci? Dan untuk memahami Al-Qur’an butuh penjelasan dari ulama’ yang mana mereka telah mengambil penjelasan tersebut dari para salaf yang menimba ilmu dari Rosululloh r, sehingga kita dapat memahami Al-Qur’an dengan pemahaman yang benar yang tidak didasari oleh akal belaka. Lebih-lebih dari kalangan manusia yang bukan dari keturunan arab, jangankan makna ayat, artinya sajapun kebanyakan dari mereka tidak mengetahuinya, maka bagaimana akan memahaminya. Maka kami menghadiahkan tulisan ini kepada para pembaca, sebagai keterangan ringkas untuk memudahkan para pemula dalam memahami terjemah dari ayat Al-Qur’an, karena sekedar membaca terjemah terkadang tidak dapat memahami maksud yang sebenarnya. SEBAB PENULISAN Sebab yang mendorong penulis untuk menyusun tulisan ini adalah permintaan salah seorang teman di Makassar, beliau meminta kami agar dituliskan keterangan ringkas juz 26-27 untuk memudahkan menghafal, karena jika seseorang faham akan maksud ayat, maka hal itu akan membantunya dan memudahkannya menghafal ayat tersebut. Maka kami pun berusaha untuk meluangkan waktu agar bisa memenuhi permintaan tersebut, karena kami lihat hal ini memiliki manfaat yang besar bagi para pemula yang tidak mampu memahami bahasa arab. Dan Alhamdulillah telah kami selesaikan untuk juz 26, selanjutnya untuk juz 27 akan menyusul dan mudah-mudahan kami bisa menyelesaikannya sampai juz 30, adapun selanjutnya maka kami hanya bisa berharap, mudah-mudahan ada yang menyelesaikan semuanya. PENYUSUNAN TULISAN Adapun cara yang kami lakukan dalam penyusunan tulisan ini, maka kami awali dengan menyebutkan ayat, kemudian kami sebutkan terjemahnya, dan kami ambil terjemah tersebut dari terjemahan Indonesia yang terdapat dalam maktabah syamilah, kemudian kami cocokkan dengan penjelasan Ibnu Katsir dalam tafsirnya, jika kami lihat ada kalimat yang kurang sesuai dengan penjelasan Ibnu Katsir maka kami perbaiki kalimat tersebut dan kami sesuaikan dengan tafsirnya, kemudian kami sebutkan di bawahnya keterangan untuk memahamkan terjemahan dan ayat tersebut. Dan cara kami dalam memberi keterangan, kami berpedoman dengan tafsir Ibnu Katsir, dan kami simpulkan keterangan beliau. Dan kami berusaha untuk menyusun kesimpulan tersebut dengan bahasa yang mudah dan ringkas, akan tetapi terkadang keterangan kami lebih panjang dari penjelasan beliau, hal itu terjadi karena keadaan menuntut, demi memahamkan maksud. Adapun hadits-hadits yang disebutkan oleh Ibnu Katsir maka banyak sekali yang kami tinggalkan, dan kami hanya mengambil satu atau dua hadits sesuai kebutuhan. Maka tentu saja tulisan ini memiliki banyak kekurangan, karena itu kami tidak menyarankan untuk berpedoman dengan tulisan ini bagi yang bisa memahami bahasa arab, karena lebih utama baginya untuk langsung membaca tafsir Ibnu Katsir. Dan perlu digarisbawahi bahwa tujuan utama kami bukan menjelaskan semua masalah yang berkaitan dengan ayat tersebut, akan tetapi tujuan kami hanyalah memberi keterangan untuk memahamkan terjemah dari ayat tersebut. Kemudian kami tambahkan dalam catatan kaki masalah-masalah yang penting yang berkaitan dengan keyakinan ahlu sunnah yang ditunjukkan oleh ayat tersebut dalam bentuk yang ringkas pula, demi memudahkan para pemula. Dan kami jelaskan pula keadaan hadits yang kami sebutkan dalam keterangan itu dan kami sebutkan jalannya, walaupun sebenarnya bisa menyulitkan pembaca yang belum mengenal ilmu hadits, maka cukup baginya kesimpulannya apakah hadits tersebut sohih ataukan dhoif lemah. Dan kami sebutkan jalannya berikut cacatnya karena bisa jadi ada yang mengetahui ilmu hadits dan kemudian menuntut bukti akan sohih atau lemahnya hadits tersebut, maka apa yang telah tercantum cukup menjadi jawaban atas tuntutan tersebut. Adapun hukum yang kami tetapkan untuk hadits tersebut, sohih ataupun dhoif, itu semua hanya sebatas ijtihad dan kemampuan kami, tidak menutup kemungkinan kami salah dan keliru. Maka jika kami benar maka itu adalah karunia dari Alloh Y, dan jika kami keliru maka itu adalah sebab dari kekurangan ilmu yang kami miliki, dan kami sangat berterimakasih jika ada yang meluruskan kekeliruan itu. Kami berharap mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi ummat, dan menjadi harta simpanan kami di akherat kelak untuk dapat meraih surga yang dijanjikan Alloh Y bagi hambaNya yang bertaqwa. SURAT AL-AHQOF بسم الله الرحمن الرحيم حم 1 تَنْزِيلُ الْكِتَابِ مِنَ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ 2 1. Haa Miim 2. Kitab ini diturunkan dari Alloh yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dalam ayat ini Alloh Y mengkhabarkan bahwa Al-Qur’an diturunkan dari sisi-Nya, diturunkan pada Rosul-Nya Muhammad صلى الله عليه وسلم[1]. مَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَجَلٍ مُسَمًّى وَالَّذِينَ كَفَرُوا عَمَّا أُنْذِرُوا مُعْرِضُونَ 3 3. Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan tujuan yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka. Alloh  menjelaskan bahwa Alloh  menciptakan langit dan bumi dan yang ada antara keduanya bukan untuk perkara yang sia-sia. Sedangkan orang-orang kafir mereka terus berpaling dari apa yang telah diturunkan Alloh  kepada para Rosul-Nya. قُلْ أَرَأَيْتُمْ مَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَرُونِي مَاذَا خَلَقُوا مِنَ الْأَرْضِ أَمْ لَهُمْ شِرْكٌ فِي السَّمَاوَاتِ ائْتُونِي بِكِتَابٍ مِنْ قَبْلِ هَذَا أَوْ أَثَارَةٍ مِنْ عِلْمٍ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ 4 4. Katakanlah “Terangkanlah kepadaku tentang apa yang kalian seru selain Alloh; perlihatkan kepada-Ku apakah yang telah mereka ciptakan dari bumi ini atau adakah mereka berserikat dengan Alloh dalam penciptaan langit? bawalah kepada-Ku kitab yang sebelum Al Quran ini atau peninggalan dari pengetahuan orang-orang dahulu, jika kalian adalah orang-orang yang benar” Yaitu kaum musyrikin mereka mempersekutukan Alloh , maka Alloh  menuntut mereka untuk menunjukkan tempat yang telah diciptakan oleh sekutu-sekutu mereka dari bumi ini sehingga mereka berhak disembah dari selain Alloh , ataukah sekutu-sekutu mereka itu berserikat dengan Alloh  dalam penciptaan langit dan bumi ini, tentunya ini mustahil, karena mereka tidak memiliki hak sedikitpun walaupun hanya sekulit biji kurma. Karena itu Alloh  menantang mereka untuk mendatangkan kitab-kitab Alloh  yang telah diturunkan kepada para nabi sebelumnya yang memerintahkan untuk menyembah berhala-berhala itu, atau bukti yang nyata yang membenarkan jalan yang mereka tempuh itu. Tentu mereka tidak mampu mendatangkan itu semua. وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَنْ لَا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُونَ 5 5. dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyeru sembahan-sembahan selain Alloh yang tiada dapat mengabulkan doa nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari doa mereka. Yaitu tidak ada orang yang lebih sesat daripada orang yang menyembah selain Alloh , sedangkan berhala-berhala itu lalai dari doa mereka, tidak bisa mendengar, tidak pula melihat, tidak mampu mendatangkan manfaat untuk dirinya tidak pula menolak mudarat dari dirinya, maka bagaimana mungkin bisa mengabulkan doa mereka? وَإِذَا حُشِرَ النَّاسُ كَانُوا لَهُمْ أَعْدَاءً وَكَانُوا بِعِبَادَتِهِمْ كَافِرِينَ 6 6. dan apabila manusia dikumpulkan pada hari kiamat niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari peribadatan mereka. Yaitu para makhluk yang mereka sembah dulu di dunia akan menjadi musuh dan mengingkari peribadatan mereka di hari kiamat kelak, sebagaimana Alloh  kisahkan dalam surat Maryam ayat 81-82 dan surat Al-Ankabut ayat 52. وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ قَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُمْ هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ 7 7. dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang jelas, berkatalah orang-orang yang mengingkari kebenaran ketika kebenaran itu datang kepada mereka “Ini adalah sihir yang nyata”. Demikianlah keadaan kaum musyrikin, mereka kufur dan ingkar terhadap ayat-ayat Alloh  yang telah jelas bagi mereka, sedangkan mereka tidak memiliki hujjah dan bukti nyata melainkan hanya ucapan ” ini adalah sihir”. أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ إِنِ افْتَرَيْتُهُ فَلَا تَمْلِكُونَ لِي مِنَ اللَّهِ شَيْئًا هُوَ أَعْلَمُ بِمَا تُفِيضُونَ فِيهِ كَفَى بِهِ شَهِيدًا بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ 8 8. bahkan mereka mengatakan “Dia Muhammad telah mengada-adakannya Al Quran”. Katakanlah “Jika aku mengada-adakannya, Maka kalian tiada mempunyai kuasa sedikitpun mempertahankan aku dari azab Alloh itu. Dia lebih mengetahui apa-apa yang kamu percakapkan tentang Al Quran itu. Cukuplah Dia menjadi saksi antaraku dan antara kalian dan Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. Yaitu jika aku berdusta atas-Nya dan aku mengaku-ngaku bahwa Alloh  telah mengutusku sedangkan Alloh tidak mengutusku tentu Alloh Y akan mengadzabku dengan adzab yang sangat pedih, dan tidak seorangpun mampu melindungiku dari adzab-Nya, sebagaimana Alloh Y berfirman dalam surat Al-Haqqoh ayat 44-47 وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ الْأَقَاوِيلِ 44 لَأَخَذْنَا مِنْهُ بِالْيَمِينِ 45 ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِينَ 46 فَمَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ عَنْهُ حَاجِزِينَ 47 44. seandainya Dia Muhammad mengadakan sebagian perkataan atas nama Kami, 45. niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya diadzab 46. kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya. 47. Maka sekali-kali tidak ada seorangpun dari kalian yang dapat menghalangi Kami, dari pemotongan urat nadi itu. Kemudian Alloh  menyebutkan dua nama-Nya yang agung yaitu Al-Ghofur yang mengandung sifat ampunan dan Ar-Rohim yang mengandung sifat rohmah dan kasih sayang, maka dalam ayat ini Alloh menganjurkan pada mereka agar segera bertaubat dan kembali kepada Alloh . قُلْ مَا كُنْتُ بِدْعًا مِنَ الرُّسُلِ وَمَا أَدْرِي مَا يُفْعَلُ بِي وَلَا بِكُمْ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَى إِلَيَّ وَمَا أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ مُبِينٌ 9 9. Katakanlah “Aku bukanlah Rasul yang pertama di antara Rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak pula terhadap kalian. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang jelas”. Yaitu aku bukanlah awal Rosul dan bukan pembawa sesuatu yang tidak ada contoh sebelumnya sehingga kalian mengingkari dan menganggap jauh akan pengutusanku ini, sesungguhnya Alloh  telah mengutus para Nabi dari sebelumku. Dan Firman Alloh “Dan aku Rosululloh r tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak pula terhadap kalian”. Di sini ada dua pendapat, ada yang mengatakan bahwa ayat ini sudah dihapus dengan surat Al-Fath ayat 2 yang menjelaskan bahwa Alloh  telah mengampuni dosa Rosululloh r yang telah lalu dan yang akan datang, dan beliau dijanjikan surga. Pendapat kedua yaitu aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku di dunia ini, apakah aku akan diusir sebagaimana para Nabi dulu diusir, ataukah aku akan dibunuh sebagaimana para Nabi dulu dibunuh?! Dan aku tidak tahu apakah kalian akan ditenggelamkan ke dalam bumi ataukah akan dihujani dengan batu?! Adapun di Akhirat maka telah dipastikan bahwa Rosululloh r masuk surga dan juga para pengikutnya. Pendapat kedua inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir. قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كَانَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَكَفَرْتُمْ بِهِ وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى مِثْلِهِ فَآمَنَ وَاسْتَكْبَرْتُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ 10 10. Katakanlah “Terangkanlah kepadaKu, Bagaimanakah pendapat kalian jika Al Quran itu datang dari sisi Alloh, sedangkan kalian mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui kebenaran yang serupa dengan yang tersebut dalam Al Quran lalu Dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Alloh tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”. Yaitu Al-Qur’an itu diturunkan dari Alloh , dan kitab-kitab sebelumnya yang telah diturunkan kepada para Rosul telah menjadi saksi akan kebenaran Al-Qur’an, dan seorang saksi dari bani isroil ini pun telah beriman akan kebenarannya. Yang dimaksud dengan seorang saksi itu adalah Abdulloh bin Salam sebagaimana diriwayatkan Bukhori dan Muslim. وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ آمَنُوا لَوْ كَانَ خَيْرًا مَا سَبَقُونَا إِلَيْهِ وَإِذْ لَمْ يَهْتَدُوا بِهِ فَسَيَقُولُونَ هَذَا إِفْكٌ قَدِيمٌ 11 11. Dan orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman “Kalau Sekiranya di Al Quran adalah suatu yang baik, tentulah mereka tiada mendahului Kami beriman kepadanya. dan karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya maka mereka akan berkata “Ini adalah dusta yang lama”. Yaitu mereka menganggap bahwa diri mereka memiliki kedudukan di sisi Alloh  sehingga layak untuk mendapatkan perhatian, karena itu mereka mengatakan seandainya Al-Qur’an itu baik tentu mereka yang terlebih dahulu beriman, bukan orang-orang seperti Bilal dan Suhaib dan Khubab dan yang semisal mereka dari kalangan orang lemah dan budak. Mereka telah keliru, menganggap diri mereka punya kedudukan di sisi Alloh  dan yang pantas mendapatkan perhatian, padahal tidaklah demikian. Kemudian mereka mengatakan bahwa Al-Qur’an itu kedustaan lama, yaitu mewarisi dari orang-orang sebelumnya. وَمِنْ قَبْلِهِ كِتَابُ مُوسَى إِمَامًا وَرَحْمَةً وَهَذَا كِتَابٌ مُصَدِّقٌ لِسَانًا عَرَبِيًّا لِيُنْذِرَ الَّذِينَ ظَلَمُوا وَبُشْرَى لِلْمُحْسِنِينَ 12 12. dan sebelum Al Quran itu telah ada kitab Musa sebagai petunjuk dan rahmat. dan ini Al Quran adalah kitab yang membenarkannya dalam bahasa Arab untuk memberi peringatan kepada orang-orang yang zalim dan memberi kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. Yaitu sebelum turunnya Al-Qur’an telah diturunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa r, dan Al-Qur’an ini adalah kitab yang membenarkan kitab-kitab sebelumnya yang mencakup peringatan terhadap orang kafir dan kabar gembira untuk kaum mukminin. إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ 13 أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ 14 13. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan “Tuhan Kami ialah Alloh”, kemudian mereka tetap istiqamah, Maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada pula berduka cita. 14. mereka Itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. Yaitu mereka tidak khawatir atas apa yang akan datang dan tidak pula berduka cita atas apa yang telah lalu. Dan surga itu sebagai balasan atas amalan mereka. Maknanya adalah amalan itu merupakan sebab untuk mendapatkan rahmat Alloh sehingga mereka masuk surga, bukan maknanya seseorang itu masuk surga karena amalannya, akan tetapi masuk surga karena rahmat Alloh , dan amalan merupakan sebab untuk mendapatkan rahmat Alloh , sebagaimana dalam hadits Abu Huroiroh t قاربوا وسددوا واعلموا أنه لن ينجو أحد منكم بعمله قالوا يا رسول الله ولا أنت ؟ قال ولا أنا إلا أن يتغمدني الله برحمة منه وفضل “Bersedang-sedanglah dalam amalan, tidak berlebihan tidak pula lalai dan istiqomahlah di atas al-haq, dan ketahuilah, tidaklah selamat salah seorang dari kalian karena amalannya,” Mereka berkata “Wahai Rosululloh, Anda juga tidak?”, beliau menjawab “Aku juga tidak, melainkan Alloh melimpahkan kepadaku rohmat-Nya dan fadhilah-Nya”. HR. Muslim. وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ 15 15. Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah pula. Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan memberi kebaikan kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”. Dalam ayat ini Alloh  memerintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tua setelah menyebutkan ayat-ayat tauhid, sebagaimana Alloh  telah mengiringkan kedua kewajiban ini dalam ayat yang lain seperti yang tercantum dalam surat A-Baqoroh ayat 83, dan An-Nisa’ ayat 36, dan Al-An’am ayat 151, dan Al-Isro’ ayat 23, ini menunjukkan akan agungnya dua kewajiban ini yang harus kita tunaikan dengan semestinya, bahkan Rosululloh r mendudukkan kewajiban berbakti kepada kedua orang tua sebelum kewajiban jihad fisabilillah sebagaimana dalam hadits Ibnu Mas’ud t أي الأعمال أحب إلى الله ؟ قال الصلاة على وقتها قلت ثم أي ؟ قال ثم بر الوالدين قلت ثم أي ؟ قال ثم الجهاد في سبيل الله “Apa amalan yang paling dicintai di sisi Alloh , Rosululloh r menjawab “Solat tepat pada waktunya,” Kemudian apa lagi, beliau menjawab “Kemudian berbakti kepada kedua orang tua“, kemudian apa lagi, beliau menjawab “Kemudian jihad fisabilillah.” HR. Muslim. Kemudian kewajiban mentaati kedua orang tua ini selama mereka tidak memerintahkan dalam kemaksiatan sebagaimana Alloh  berfirman وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا وَإِنْ جَاهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ “Dan Kami wajibkan manusia berbuat kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya. hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” Al-Ankabut ayat 8 وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” Luqman ayat 15 Dan ibu lebih berhak mendapatkan pergaulan baik dari pada ayah, sebagaimana dalam hadits Abu Huroiroh t جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي قَالَ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوكَ ” Seorang lelaki datang kepada Rosululloh t dan berkata “Wahai Rosululloh siapakah yang berhak mendapatka baiknya pergaulanku?” Beliau menjawab “Ibumu“, Dia berkata “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab, “Kemudian ibumu“, Dia bertanya “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab “Kemudian ibumu“, Dia bertanya “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab “Kemudian ayahmu“. HR. Bukhori Muslim. Yang demikian itu karena ibu telah mengalami segala kesusahan dalam mengandungnya hingga melahirkannya sebagaimana yang telah Alloh  sebutkan dalam ayatnya. Dan firman Alloh  “Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan” mengandung masalah fiqhiyyah. Ulama’ berdalil dengan ayat ini dan ayat 14 dari surat luqman وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ “Dan menyapihnya dalam dua tahun” dan ayat 233 dari surat Al-Baqoroh وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh.” Bahwa paling sedikitnya waktu mengandung adalah 6 bulan. Segi pendalilannya adalah Alloh telah menyebutkan dalam dua ayat yang terakhir bahwa menyusui selama dua tahun, dua tahun sama dengan 24 bulan, dan dalam ayat pertama Alloh  menyebutkan bahwa masa menyusui dengan masa kehamilan seluruhnya 30 bulan, telah disebutkan bahwa masa menyusui selama 24 bulan maka sisa 6 bulan itulah masa kehamilan, dan pendalilan ini dikuatkan oleh Ibnu Katsir –semoga Alloh merahmatinya-. Kemudian Alloh  memberi bimbingan agar bertaubat dan kembali kepada Alloh  ketika telah mencapai umur 40 tahun. أُولَئِكَ الَّذِينَ نَتَقَبَّلُ عَنْهُمْ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَنَتَجَاوَزُ عَنْ سَيِّئَاتِهِمْ فِي أَصْحَابِ الْجَنَّةِ وَعْدَ الصِّدْقِ الَّذِي كَانُوا يُوعَدُونَ 16 16. Mereka Itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka. Yaitu orang-orang yang bertaubat kepada Alloh  dan kembali kepadanya, dan meminta ampun kepadanya atas kesalahan yang pernah mereka lakukan, mereka itulah yang diterima amal baik mereka dan diampuni kesalahan mereka dan mereka termasuk dari penduduk surga yang telah dijanjikan Alloh  bagi orang-orang yang bertaubat kepada-Nya. وَالَّذِي قَالَ لِوَالِدَيْهِ أُفٍّ لَكُمَا أَتَعِدَانِنِي أَنْ أُخْرَجَ وَقَدْ خَلَتِ الْقُرُونُ مِنْ قَبْلِي وَهُمَا يَسْتَغِيثَانِ اللَّهَ وَيْلَكَ آمِنْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَيَقُولُ مَا هَذَا إِلَّا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ 17 أُولَئِكَ الَّذِينَ حَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ فِي أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ إِنَّهُمْ كَانُوا خَاسِرِينَ 18 17. dan orang yang berkata kepada dua orang ibu bapaknya “Cis bagi kamu keduanya, Apakah kamu keduanya memperingatkan kepadaku bahwa aku akan dibangkitkan, Padahal sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumku?” Lalu kedua ibu bapaknya itu memohon pertolongan kepada Alloh seraya mengatakan “Celaka kamu, berimanlah! Sesungguhnya janji Alloh adalah benar”. lalu Dia berkata “Ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu belaka”. 18. mereka Itulah orang-orang yang telah pasti ketetapan azab atas mereka bersama umat-umat yang telah berlalu sebelum mereka dari jin dan manusia. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi. Setelah Alloh  menyebutkan keadaan orang yang berbakti kepada kedua orang tua, dan balasan baik yang telah dijanjikan Alloh  untuknya berupa kesenangan dan keselamatan, Alloh  menyebutkan keadaan orang yang durhaka kepada orang tua dan mengingkari hari kebangkitan yang telah ditetapkan Alloh , maka orang yang seperti ini akan mendapatkan adzab yang pedih sebagai balasan atas amal buruknya, maka menjadilah dia termasuk dari orang yang merugi. وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا وَلِيُوَفِّيَهُمْ أَعْمَالَهُمْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ 19 19. dan bagi masing-masing mereka tingkatan menurut apa yang telah mereka kerjakan dan agar Alloh mencukupkan bagi mereka balasan amalan-amalan mereka sedang mereka tiada didzolimi. Yaitu Adzab mereka bertingkat-tingkat, dan masing-masing akan mendapatkan tingkatan adzab dalam neraka sesuai dengan amalan mereka tanpa Alloh mendzolimi mereka. Berkata Abdur Rohman bin Zaid bin Aslam “Tingkatan dalam neraka itu semakin ke bawah, sedangkan tingkatan dalam surga itu semakin ke atas.” وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِينَ كَفَرُوا عَلَى النَّارِ أَذْهَبْتُمْ طَيِّبَاتِكُمْ فِي حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَا فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنْتُمْ تَفْسُقُونَ 20 20. dan di hari ketika orang-orang kafir dihadapkan ke neraka kepada mereka dikatakan “Kalian telah menghabiskan rezki kalian yang baik dalam kehidupan duniawi kalian saja dan kalian telah bersenang-senang dengannya; Maka pada hari ini kalian dibalasi dengan azab yang menghinakan karena kalian telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan karena kalian telah fasik”. Yaitu orang-orang kafir telah menghabiskan kesenangan mereka di dunia sehingga mereka tidak lagi mendapatkan kesenangan di Akhirat. Maka mereka di Akhirat akan mendapatkan adzab yang hina, dan pedih berikut penyesalan karena mereka telah menyombongkan diri dari mengikut kebenaran, menghabiskan kesenangan mereka di dunia dengan melakukan kefasikan dan kemaksiatan. Bahkan Umar bin Khottob tmenghindari makanan dan minuman yang ledzat karena takut akan menjadi seperti orang yang tidak mendapatkan kesenangan lagi di Akhirat. وَاذْكُرْ أَخَا عَادٍ إِذْ أَنْذَرَ قَوْمَهُ بِالْأَحْقَافِ وَقَدْ خَلَتِ النُّذُرُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّهَ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ 21 21. dan ingatlah Hud saudara kaum Aad Yaitu ketika Dia memberi peringatan kepada kaumnya di Al Ahqaaf dan Sesungguhnya telah terdahulu beberapa orang pemberi peringatan yang telah diutus kepada orang-orang yang ada di sekitar negeri mereka dengan mengatakan “Janganlah kalian menyembah selain Alloh, Sesungguhnya aku khawatir kalian akan ditimpa azab hari yang besar”. Alloh  menghibur Rosululloh r ketika didustakan oleh kaumnya agar Rosululloh r mengingat Hud r yang juga telah didustakan oleh kaumnya ketika Hud r diutus kepada mereka yang tinggal di Ahqof yang berada di Hadhoromaut Yaman, padahal Alloh  telah mengutus para Rosul yang memberi peringatan kepada orang-orang yang tinggal di negeri di sekitar negeri mereka. Begitupun mereka masih mendustakan Hud r dan mengatakan قَالُوا أَجِئْتَنَا لِتَأْفِكَنَا عَنْ آلِهَتِنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ 22 22. mereka menjawab “Apakah kamu datang kepada Kami untuk menghalangi Kami dari menyembah sesembahan kami? Maka datangkanlah kepada Kami azab yang telah kamu ancamkan kepada Kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar”. Mereka menantang untuk disegerakan adzab kepada mereka, karena mereka menganggap bahwa apa yang diancamkan kepada mereka itu jauh untuk terjadi, maka Hud r pun menjawab قَالَ إِنَّمَا الْعِلْمُ عِنْدَ اللَّهِ وَأُبَلِّغُكُمْ مَا أُرْسِلْتُ بِهِ وَلَكِنِّي أَرَاكُمْ قَوْمًا تَجْهَلُونَ 23 23. Hud r berkata “Sesungguhnya pengetahuan tentang itu hanya pada sisi Alloh dan aku hanya menyampaikan kepadamu apa yang aku diutus dengan membawanya tetapi aku lihat kalian adalah kaum yang bodoh”. Yaitu Allohlah Yang tahu tentang kalian, jika memang kalian berhak untuk disegerakan adzab kepada kalian, adapun aku maka tugasku hanyalah menyampaikan apa yang aku diutus dengannya, akan tetapi kalian orang-orang yang tidak berfikir dan tidak memahami. فَلَمَّا رَأَوْهُ عَارِضًا مُسْتَقْبِلَ أَوْدِيَتِهِمْ قَالُوا هَذَا عَارِضٌ مُمْطِرُنَا بَلْ هُوَ مَا اسْتَعْجَلْتُمْ بِهِ رِيحٌ فِيهَا عَذَابٌ أَلِيمٌ 24 تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍ بِأَمْرِ رَبِّهَا فَأَصْبَحُوا لَا يُرَى إِلَّا مَسَاكِنُهُمْ كَذَلِكَ نَجْزِي الْقَوْمَ الْمُجْرِمِينَ 25 24. Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka “Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami”. Bukan! bahkan Itulah azab yang kalian minta supaya datang dengan segera yaitu angin yang mengandung azab yang pedih, 25. yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, Maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali bekas-bekas tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa. Ketika mereka melihat mendung datang ke arah mereka, mereka merasa senang dan gembira, karena mereka mengira bahwa itu adalah mendung yang akan mendatangkan hujan yang mereka tunggu-tunggu karena mereka sangat membutuhkannya, namun mereka salah menduga, bahkan itu adalah adzab yang mereka minta kepada Hud r untuk disegerakan. Maka angin itu menghancurkan negeri itu dan penduduknya tanpa tersisa dengan idzin Alloh , maka itulah hukuman Alloh  terhadap orang-orang yang mendustakan para Rosul-Nya dan menyelisihi perintah Alloh . وَلَقَدْ مَكَّنَّاهُمْ فِيمَا إِنْ مَكَّنَّاكُمْ فِيهِ وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًا وَأَبْصَارًا وَأَفْئِدَةً فَمَا أَغْنَى عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلَا أَبْصَارُهُمْ وَلَا أَفْئِدَتُهُمْ مِنْ شَيْءٍ إِذْ كَانُوا يَجْحَدُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ 26 26. dan Sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit pun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Alloh dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya. Yaitu Alloh  memberi peringatan agar tidak seperti orang-orang yang telah diberi kedudukan oleh Alloh  di dunia berupa harta dan keturunan, dan diberi pendengaran, penglihatan dan hati, namun semua itu tidak berguna bagi mereka, karena mereka selalu ingkar dan mengolok-olok ayat-ayat Alloh  sehingga mereka berhak mendapat siksa dari Alloh . وَلَقَدْ أَهْلَكْنَا مَا حَوْلَكُمْ مِنَ الْقُرَى وَصَرَّفْنَا الْآيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ 27 27. dan Sesungguhnya Kami telah membinasakan negeri-negeri di sekitarmu dan Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran Kami supaya mereka kembali bertaubat. Yaitu Alloh  telah membinasakan negeri-negeri di sekitar Mekkah, seperti kaum Aad yang tinggal di Ahqof yang berada di Hadhoromaut-Yaman, dan seperti kaum Tsamud yang tinggal di antara Mekkah dan Syam, dan juga kaum Saba’ yang tinggal di Ma’rib-Yaman dan juga penduduk Madyan dan kaumnya Luth r. فَلَوْلَا نَصَرَهُمُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ قُرْبَانًا آلِهَةً بَلْ ضَلُّوا عَنْهُمْ وَذَلِكَ إِفْكُهُمْ وَمَا كَانُوا يَفْتَرُونَ 28 28. Maka mengapa sesuatu selain Alloh yang mereka jadikan sebagai sesembahan untuk mendekatkan diri kepada Alloh tidak dapat menolong mereka? Bahkan sesembahan-sesembahan itu telah lenyap dari mereka? Itulah akibat kebohongan mereka dan apa yang dahulu mereka ada-adakan. Yaitu sesembahan yang mereka sembah tidak mampu menolong mereka di kala mereka membutuhkan pertolongan itu, karena semua itu hanyalah kebohongan yang mereka ada-adakan. وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْآنَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوا أَنْصِتُوا فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَى قَوْمِهِمْ مُنْذِرِينَ 29 29. dan ingatlah ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, Maka tatkala mereka menghadiri pembacaan nya lalu mereka berkata “Diamlah kalian untuk mendengarkannya”. Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya untuk memberi peringatan. Ayat ini mengkisahkan tentang serombongan jin yang mendengarkan Al-Qur’an kemudian mereka beriman dan kemudian menyeru kaumnya untuk beriman pula, yang mana kebiasaan mereka adalah mencuri berita dari langit, namun pada kali ini mereka tidak bisa mencuri berita dari langit dan mereka dilempar dengan batu api, sehingga mereka bertanya-tanya apa sebenarnya yang menghalangi mereka untuk bisa mencuri berita, maka ketika itulah mereka berjalan mencari penyebab yang menghalangi mereka hingga mereka mendengarkan ayat Al-Qur’an dari Rosululloh r yang menyebabkan mereka beriman, sebagaimana kisah ini diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari haditsnya Ibnu Abbas t انْطَلَقَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي طَائِفَةٍ مِنْ أَصْحَابِهِ عَامِدِينَ إِلَى سُوقِ عُكَاظٍ وَقَدْ حِيلَ بَيْنَ الشَّيَاطِينِ وَبَيْنَ خَبَرِ السَّمَاءِ وَأُرْسِلَتْ عَلَيْهِمْ الشُّهُبُ فَرَجَعَتْ الشَّيَاطِينُ إِلَى قَوْمِهِمْ فَقَالُوا مَا لَكُمْ فَقَالُوا حِيلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَ خَبَرِ السَّمَاءِ وَأُرْسِلَتْ عَلَيْنَا الشُّهُبُ قَالُوا مَا حَالَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ خَبَرِ السَّمَاءِ إِلَّا شَيْءٌ حَدَثَ فَاضْرِبُوا مَشَارِقَ الْأَرْضِ وَمَغَارِبَهَا فَانْظُرُوا مَا هَذَا الَّذِي حَالَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ خَبَرِ السَّمَاءِ فَانْصَرَفَ أُولَئِكَ الَّذِينَ تَوَجَّهُوا نَحْوَ تِهَامَةَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ بِنَخْلَةَ عَامِدِينَ إِلَى سُوقِ عُكَاظٍ وَهُوَ يُصَلِّي بِأَصْحَابِهِ صَلَاةَ الْفَجْرِ فَلَمَّا سَمِعُوا الْقُرْآنَ اسْتَمَعُوا لَهُ فَقَالُوا هَذَا وَاللَّهِ الَّذِي حَالَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ خَبَرِ السَّمَاءِ فَهُنَالِكَ حِينَ رَجَعُوا إلَى قَوْمِهِمْ وَقَالُوا يَا قَوْمَنَا {إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّا بِهِ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا} فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَلَى نَبِيِّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ{قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ}وَإِنَّمَا أُوحِيَ إِلَيْهِ قَوْلُ الْجِنِّ “Rosululloh r berjalan bersama sekelompok dari para sahabatnya menuju ke pasar Ukadz, dan telah dihalangi antara setan dan khobar langit dan dikirim kepada mereka batu api, maka para setan itu kembali kepada kaumnya dan kaumnya berkata “Ada apa dengan kalian?” Mereka menjawab “Telah dihalangi antara kami dan antara khobar langit dan dikirimkan kepada kami batu api”, Kaumnya berkata “Tidaklah menghalangi antara kalian dan antara khobar langit melainkan sesuatu yang terjadi, maka pergilah kalian ke timur dan barat bumi dan lihatlah apa ini yang telah menghalangi antara kalian dan antara khobar langit”, Maka berjalanlah mereka yang menuju ke daerah Tihamah kepada Rosululloh r dan beliau berada di Nakhlah pohon kurma bersama sahabatnya menuju pasar Ukadz dan beliau sedang solat subuh berjama’ah bersama sahabatnya, dan ketika para setan itu mendengar Al-Qur’an mereka menyimaknya dan mereka berkata “Demi Alloh inilah dia yang menghalangi antara kalian dan antara khobar langit,” Maka di situlah ketika mereka kembali kepada kaumnya dan mereka berkata “Wahai kaum kami! Sesungguhnya Kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan, yang memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu Kami beriman kepadanya. dan Kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan Kami. Maka Alloh  menurunkan kepada Rosululloh r {قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ} , dan sesungguhnya yang diwahyukan kepada Rosululloh r adalah perkataan jin.” Ayat ini memberikan faedah bahwa di kalangan jin ada juga pemberi peringatan, tapi bukan berarti dari kalangan jin ada Nabi dan Rosul, karena sesungguhnya Nabi dan Rosul itu hanyalah dari kalangan manusia, Alloh  tidak mengutus Nabi dan Rosul dari kalangan jin, berdasarkan firman Alloh  وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ مِنْ أَهْلِ الْقُرَى ”Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya di antara penduduk negeri” Adapun Firman Alloh  يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ 130. Hai golongan jin dan manusia, Apakah belum datang kepadamu Rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, Yang dimaksud dengan “golongan kalian” adalah manusia, bukan manusia dan jin. Dan setelah diutusnya Ibrohim r, maka semua Nabi yang diutus adalah dari keturunannya, berdasarkan firman Alloh  وَوَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَجَعَلْنَا فِي ذُرِّيَّتِهِ النُّبُوَّةَ وَالْكِتَابَ 27. dan Kami anugrahkan kepada Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub, dan Kami jadikan kenabian dan Al kitab pada keturunannya Ibrohim. . قَالُوا يَا قَوْمَنَا إِنَّا سَمِعْنَا كِتَابًا أُنْزِلَ مِنْ بَعْدِ مُوسَى مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ وَإِلَى طَرِيقٍ مُسْتَقِيمٍ 30 30. mereka berkata “Hai kaum Kami, Sesungguhnya Kami telah mendengarkan kitab Al Quran yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan Kitab-Kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. Setelah mereka mendengar Al-Qur’an dari lisan Rosululloh r dan mereka telah beriman kepadanya, mereka pun kembali kepada kaumnya dengan membawa peringatan dan mengkhabarkan bahwa Al-Qur’an ini membenarkan kitab-kitab sebelumnya dan membawa kebenaran yang membimbing kepada jalan yang lurus. Dan dalam ayat ini Alloh menjelaskan bahwa Al-Qur’an itu diturunkan setelah nabi Musa r yaitu setelah kitab taurat, padahal sebelum Al-Qur’an adalah kitab Injil dan Taurat diturunkan sebelum Injil, yang demikian itu karena kitab Injil pada hakikatnya adalah penyempurna Taurat, maka yang menjadi pondasi utama adalah Taurat, maka layak dikatakan bahwa Al-Qur’an diturunkan setelah Taurat. يَا قَوْمَنَا أَجِيبُوا دَاعِيَ اللَّهِ وَآمِنُوا بِهِ يَغْفِرْ لَكُمْ مِنْ ذُنُوبِكُمْ وَيُجِرْكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ 31 31. Hai kaum kami, terimalah seruan orang yang menyeru kepada Alloh dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Alloh akan mengampuni dosa-dosa kalian dan melepaskan kalian dari azab yang pedih. Ayat ini merupakan dalil bahwa Rosululloh r diutus kepada jin dan manusia. وَمَنْ لَا يُجِبْ دَاعِيَ اللَّهِ فَلَيْسَ بِمُعْجِزٍ فِي الْأَرْضِ وَلَيْسَ لَهُ مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءُ أُولَئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ 32 32. dan orang yang tidak menerima seruan orang yang menyeru kepada Alloh maka dia tidak akan melepaskan diri dari azab Alloh di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Alloh. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata”. Maka mereka telah menyeru kaumnya untuk beriman dengan memberi harapan dan ancaman, sehingga banyak dari kaumnya yang datang kepada Rosululloh r dan beriman dengannya أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَمْ يَعْيَ بِخَلْقِهِنَّ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ يُحْيِيَ الْمَوْتَى بَلَى إِنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ 33 33. dan Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Alloh yang menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, kuasa menghidupkan orang-orang mati? Ya bahkan Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yaitu Tidakkah mereka orang-orang yang mengingkari hari kebangkitan itu memperhatikan bahwa Alloh  mampu menciptakan langit dan bumi, maka tentu Alloh  lebih mampu untuk membangkitkan manusia, lalu kenapa mereka mengingkarinya?! Padahal Alloh maha kuasa atas segala sesuatu. وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِينَ كَفَرُوا عَلَى النَّارِ أَلَيْسَ هَذَا بِالْحَقِّ قَالُوا بَلَى وَرَبِّنَا قَالَ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ 34 34. dan ingatlah hari ketika orang-orang kafir dihadapkan kepada neraka, Dikatakan kepada mereka “Bukankah azab ini benar?” mereka menjawab “Ya benar, demi Tuhan kami”. Alloh berfirman “Maka rasakanlah azab ini disebabkan kalian selalu ingkar”. Maka mereka tidak bisa lagi untuk mengingkari melainkan harus mengaku. فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِلْ لَهُمْ كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا سَاعَةً مِنْ نَهَارٍ بَلَاغٌ فَهَلْ يُهْلَكُ إِلَّا الْقَوْمُ الْفَاسِقُونَ 35 35. Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari Rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan azab bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka merasa seolah-olah tidak tinggal di dunia melainkan sesaat pada siang hari. inilah suatu pelajaran yang cukup, Maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik. Dalam ayat ini Alloh Y memerintahkan Rosululloh r untuk bersabar sebagaimana Ulul Azmi dari para Rosul itu bersabar, yang dimaksud dengan Ulul Azmi adalah yang memiliki keteguhan dalam ujian[2]. Dan orang-orang kafir ketika telah menyaksikan adzab yang mengerikan, mereka merasa bahwa selama ini mereka tinggal di dunia hanyalah sesaat. SURAT MUHAMMAD بسم الله الرحمن الرحيم الَّذِينَ كَفَرُوا وَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ أَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ 1 وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَآمَنُوا بِمَا نُزِّلَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَهُوَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ كَفَّرَ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَأَصْلَحَ بَالَهُمْ 2 1. orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari jalan Alloh, Alloh menyesatkan perbuatan-perbuatan mereka. 2. dan orang-orang mu’min dan beramal soleh serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad dan Itulah yang haq dari Tuhan mereka, Alloh menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki Keadaan mereka. Yaitu orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Alloh Y dan menghalangi orang lain dari jalan Alloh, maka Alloh Y membatalkan amalan-amalan mereka, mereka tidak mendapatkan balasan dan pahala. Sedangkan orang-orang yang beriman kepada Alloh dengan hati mereka lahir dan bathin mereka tunduk kepadanya serta beriman terhadap Al-Qur’an maka Alloh Y membalas amal mereka dengan menghapus kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki urusan dan keadaan mereka. ذَلِكَ بِأَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا اتَّبَعُوا الْبَاطِلَ وَأَنَّ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّبَعُوا الْحَقَّ مِنْ رَبِّهِمْ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ لِلنَّاسِ أَمْثَالَهُمْ 3 3. yang demikian adalah karena sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti yang bathil dan sesungguhnya orang-orang mukmin mengikuti yang haq dari Tuhan mereka. Demikianlah Alloh membuat untuk manusia perbandingan-perbandingan bagi mereka. Yaitu Alloh membatalkan amalan-amalan orang kafir karena mereka ingkar dan lebih memilih yang bathil daripada kebenaran. Sedangkan Alloh menghapus kesalahan orang-orang yang beriman karena mereka mengikuti kebenaran, demikianlah Alloh menjelaskan kepada mereka akan akibat dari amalan mereka dan kemana tempat mereka di hari kiamat nanti. فَإِذَا لَقِيتُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا فَضَرْبَ الرِّقَابِ حَتَّى إِذَا أَثْخَنْتُمُوهُمْ فَشُدُّوا الْوَثَاقَ فَإِمَّا مَنًّا بَعْدُ وَإِمَّا فِدَاءً حَتَّى تَضَعَ الْحَرْبُ أَوْزَارَهَا ذَلِكَ وَلَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لَانْتَصَرَ مِنْهُمْ وَلَكِنْ لِيَبْلُوَ بَعْضَكُمْ بِبَعْضٍ وَالَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَلَنْ يُضِلَّ أَعْمَالَهُمْ 4 4. apabila kalian bertemu dengan orang-orang kafir di medan perang maka pancunglah batang leher mereka. sehingga apabila kalian telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kalian boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berakhir. Demikianlah apabila Alloh menghendaki niscaya Alloh akan membinasakan mereka tetapi Alloh hendak menguji sebahagian kalian dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang terbunuh di jalan Alloh, Alloh tidak akan menyia-nyiakan amal mereka. Dalam ayat ini Alloh Y memberi bimbingan kapada kaum mu’minin ketika mereka berhadapan dengan kaum musyrikin di medan tempur agar kaum mu’minin memenggal kepala-kepala kaum musyrikin hingga kaum musyrikin binasa, kemudian menawan mereka, kemudian setelah perang selesai maka Alloh Y memberi pilihan kepada kaum mu’minin akan tawanan-tawanan itu, boleh mereka dibebaskan dengan gratis tanpa bayar tebusan, dan boleh juga mereka dibebaskan dengan syarat harus membayar tebusan. Dan jika Alloh Y menghendaki, maka Alloh Y bisa membinasakan mereka dengan menurunkan bencana kepada mereka, akan tetapi Alloh Y ingin menguji kaum mu’minin sehingga Alloh Y mensyari’atkan jihad dan bertempur dengan kaum musyrikin yang hikmahnya telah disebutkan oleh Alloh Y dalam surat Ali Imron dan Baro’ah. Kemudian Alloh Y menjelaskan keutamaan orang-orang yang gugur di jalan Alloh, bahwa Alloh Y tidak akan menyia-nyiakan amalan baik mereka bahkan Alloh Y melipatgandakannya. Sangat banyak keutamaan yang didapatkan oleh orang yang gugur dalam membela jalan Alloh Y, di antara keutamaan tersebut adalah yang disebutkan Alloh Y dalam ayat setelahnya bahwa Alloh Y akan memasukkannya kedalam surga. Mereka tetap hidup dan diberi nikmat oleh Alloh Y, sebagaimana Alloh Y berfirman وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ 169 فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ 170 يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ 171 169. janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Alloh itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. 170. mereka dalam Keadaan gembira disebabkan karunia Alloh yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. 171. mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Alloh, dan bahwa Alloh tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. Mereka mendapat ampunan dari Alloh Y dan semua kesalahan mereka diampuni, Alloh berfirman وَلَئِنْ قُتِلْتُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ مُتُّمْ لَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرَحْمَةٌ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ 157 157. dan sungguh kalau kalian gugur di jalan Alloh atau meninggal bukan karena perang, tentulah ampunan Alloh dan rahmat-Nya lebih baik bagi kalian dari harta rampasan yang mereka kumpulkan. Dan Rosululloh r bersabda dari hadits Abu Qotadah t يغفر للشهيد كل ذنب إلا الدين “Seseorang yang mati syahid diampuni semua dosanya kecuali hutang” HR. Muslim. Dan di antara keutamaannya adalah apa yang tersebut dalam hadits Miqdam bin Ma’dikarib t للشهيد عند الله ست خصال يغفر له في أول دفعة ويرى مقعده من الجنة ويجار من عذاب القبر ويأمن من الفزع الأكبر ويوضع على رأسه تاج الوقار الياقوتة منها خير من الدنيا وما فيها ويزوج اثنتين وسبعين زوجة من الحور العين ويشفع في سبعين من أقاربه “Seseorang yang mati syahid dia mendapat enam bagian di sisi Alloh, dia diampuni di awal kali dia terbunuh, dan diperlihatkan kepadanya tempat tinggalnya di surga, dan dilindungi dari adzab kubur, dan mendapat keamanan dari tiupan sangkakala, dan diletakkan di atas kepalanya mahkota kewibawaan yang terbuat dari yaqut jenis mutiara yang lebih baik dari pada dunia dan seisinya, dan dinikahkan dengan 72 bidadari surga, dan memberi syafaat untuk 70 orang dari kerabatnya.[3] Atau haditsnya Qois Al-Judzamy t يُعْطَى الشَّهِيدُ سِتَّ خِصَالٍ عِنْدَ أَوَّلِ قَطْرَةٍ مِنْ دَمِهِ يُكَفَّرُ عَنْهُ كُلُّ خَطِيئَةٍ وَيُرَى مَقْعَدَهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَيُزَوَّجُ مِنْ الْحُورِ الْعِينِ وَيُؤَمَّنُ مِنْ الْفَزَعِ الْأَكْبَرِ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَيُحَلَّى حُلَّةَ الْإِيمَانِ “Seseorang yang mati syahid diberi enam bagian diawal kali tertumpah darahnya, yaitu dihapus darinya semua kesalahannya, dan diperlihatkan tempat duduknya di dalam surga, dan dinikahkan dengan bidadari surga, dan mendapat keamanan diwaktu tiupan sangkakala dan keamanan dari adzab kubur dan dihiasi dengan hiasan iman.[4] Dan Rosululloh t bersabda dalam hadits Abu Huroiroh t رباط يوم وليلة خير من صيام شهر وقيامه وإن مات جرى عليه عمله الذي كان يعمله وأجري عليه رزقه وأمن الفتان “Ribath sehari dan semalam lebih baik dari pada puasa dan solat malam dalam sebulan, dan jika dia mati maka amalannya yang dulu dia amalkan terus mengalir padanya, dan dia diberi rezeki dan dia mendapat keamanan dari soal kubur.” HR. Muslim. Dan masih banyak dalil-dalil yang menyebutkan keutamaan yang didapatkan oleh seseorang yang mati di jalan Alloh Y, mudah-mudahan Alloh Y menjadikan kita termasuk dari mereka. سَيَهْدِيهِمْ وَيُصْلِحُ بَالَهُمْ 5 وَيُدْخِلُهُمُ الْجَنَّةَ عَرَّفَهَا لَهُمْ 6 5. Alloh akan memberi bimbingan kepada mereka dan memperbaiki keadaan dan perkara mereka, 6. dan memasukkan mereka ke dalam Jannah yang telah diperkenankanNya kepada mereka. Yaitu jika mereka masuk surga, mereka akan tahu tempat tinggal mereka di dalam surga dengan bimbingan Alloh Y, seakan-akan mereka telah tinggal sebelumnya di dalam surga, mereka tidak akan keliru sehingga memasuki tempat tinggalnya orang lain. Rosululloh r bersabda dari hadits Abu Sa’id Al-Khudry t يَخْلُصُ الْمُؤْمِنُونَ مِنْ النَّارِ فَيُحْبَسُونَ عَلَى قَنْطَرَةٍ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ فَيُقَصُّ لِبَعْضِهِمْ مِنْ بَعْضٍ مَظَالِمُ كَانَتْ بَيْنَهُمْ فِي الدُّنْيَا حَتَّى إِذَا هُذِّبُوا وَنُقُّوا أُذِنَ لَهُمْ فِي دُخُولِ الْجَنَّةِ فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَأَحَدُهُمْ أَهْدَى بِمَنْزِلِهِ فِي الْجَنَّةِ مِنْهُ بِمَنْزِلِهِ كَانَ فِي الدُّنْيَا “Kaum mu’minin selamat dari api neraka, kemudian mereka ditahan qontoroh jembatan antara surga dan neraka, kemudian diqisos antara sebagian mereka dengan sebagian yang lain akan kedzoliman yang terjadi antara mereka dulu di dunia, sehingga apabila mereka sudah dibersihkan dan dimurnikan mereka diizinkan untuk masuk kedalam surga, demi dzat yang jiwa Muhammad berada di tangannya, salah seorang dari mereka lebih tahu akan tempat tinggalnya disurga dari pada tempat tinggalnya dulu di dunia.” HR. Bukhori. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ 7 7. Hai orang-orang mu’min, jika kalian menolong agama Alloh, niscaya Dia akan menolong kalian dan mengokohkan kalian. Ayat ini sangat jelas maknanya, yaitu barang siapa yang menolong agama Alloh Y dengan menegakkan kalimat alhaq maka Alloh Y akan menolongnya, sesungguhnya pertolongan itu hanyalah dari Alloh Y, sebagaimana Alloh Y berfirman وَمَا النَّصْرُ إِلَّا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ “Dan pertolongan kemenanganmu itu hanyalah dari Alloh yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” Demikianlah balasan bagi orang yang berbuat kebaikan, karena sesungguhnya balasan itu dari jenis amalan, yaitu jika amalan baik maka balasannya adalah kebaikan dan jika amalan buruk maka balasannya adalah keburukan. وَالَّذِينَ كَفَرُوا فَتَعْسًا لَهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ 8 ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ 9 8. dan orang-orang yang kafir, Maka kecelakaanlah bagi mereka dan Alloh menyesatkan amal-amal mereka. 9. yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Alloh Al Quran lalu Alloh menghapuskan pahala-pahala amal-amal mereka. Sedangkan orang kafir balasan mereka adalah kecelakaan yang akan menimpa mereka dan disesatkan amalan-amalan mereka oleh Alloh Y dan Alloh Y hapus amal-amal mereka. Yang demikian itu karena mereka benci dan tidak menyukai agama Alloh Y, kebalikan daripada kaum mu’minin. أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ دَمَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَلِلْكَافِرِينَ أَمْثَالُهَا 10 10. Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi sehingga mereka dapat memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka; Alloh telah menimpakan kebinasaan atas mereka dan orang-orang kafir akan menerima akibat-akibat seperti itu. Yaitu kaum musyrikin yang mempersekutukan Alloh Y dan orang-orang yang mendustakan para Rosul-Nya, tidakkah mereka itu berjalan dan menelusuri bumi sehingga mereka bisa melihat akibat buruk dan kebinasaan orang-orang kafir sebelum mereka, sedangkan Alloh Y menyelamatkan kaum mu’minin, tidakkah mereka bisa mengambil pelajaran dari itu semua?! ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ مَوْلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَأَنَّ الْكَافِرِينَ لَا مَوْلَى لَهُمْ 11 11. yang demikian itu karena sesungguhnya Alloh adalah pelindung orang-orang yang beriman dan karena sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak mempunyai Pelindung. Sebagaimana dalam hadits Baro’ bin Azib t إِنَّ لَنَا الْعُزَّى وَلَا عُزَّى لَكُمْ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا تُجِيبُوا لَهُ قَالَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا نَقُولُ قَالَ قُولُوا اللَّهُ مَوْلَانَا وَلَا مَوْلَى لَكُمْ “ ketika Abu Sufyan berkata “ sesungguhnya kami punya Uzza dan tidak ada Uzza bagi kalian, maka Rosululloh r berkata “Tidakkah kalian menjawabnya?” Mereka para sahabat berkata “Apa yang akan kami katakan wahai Rosululloh?” Beliau menjawab “Katakanlah Allohlah penolong kami dan tidak ada penolong bagi kalian.” HR. Bukhori إِنَّ اللَّهَ يُدْخِلُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ الْأَنْعَامُ وَالنَّارُ مَثْوًى لَهُمْ 12 12. Sesungguhnya Alloh memasukkan orang-orang mu’min dan beramal saleh ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. dan orang-orang kafir bersenang-senang di dunia dan mereka makan seperti makannya binatang. Dan Jahannam adalah tempat tinggal mereka. Demikianlah balasan bagi orang yang beriman, Alloh Y memasukkan mereka kedalam surga-Nya dengan rahmat-Nya. Sedangkan orang-orang kafir tujuan mereka hanyalah kesenangan di dunia, makan dan minum seperti makannya binatang yang kerjanya hanyalah makan dan minum, maka neraka jahannam balasan bagi mereka. وَكَأَيِّنْ مِنْ قَرْيَةٍ هِيَ أَشَدُّ قُوَّةً مِنْ قَرْيَتِكَ الَّتِي أَخْرَجَتْكَ أَهْلَكْنَاهُمْ فَلَا نَاصِرَ لَهُمْ 13 13. dan betapa banyaknya negeri yang penduduknya lebih kuat dari pada penduduk negerimu Muhammad yang telah mengusirmu itu. Kami telah membinasakan mereka, maka tidak ada seorang penolongpun bagi mereka. Ini merupakan ancaman keras dari Alloh Y untuk penduduk Mekkah yang telah mendustakan Rosululloh r berikut mengusirnya, para ummat sebelum mereka yang keadaannya jauh lebih kuat dari mereka seperti kaum Aad yang memiliki kekuatan luar biasa itu saja dimusnahkan oleh Alloh Y, maka sangat mudah bagi Alloh Y untuk membinasakan mereka penduduk Mekkah yang keadaannya jauh lebih lemah daripada umat-umat sebelumnya. Dan jika Alloh Y tidak menurunkan adzab untuk mereka di dunia, maka itu karena adanya Rosululloh Y yang membawa berkah. أَفَمَنْ كَانَ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّهِ كَمَنْ زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءَهُمْ 14 14. Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Robbnya sama dengan orang yang syaitan menjadikan dia memandang baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti hawa nafsunya? Yaitu tidaklah sama orang yang berada di atas ilmu, petunjuk dan keyakinan dalam agama Alloh Y dengan orang yang memandang baik amalan buruknya, seperti dalam firman Alloh Y أَفَمَنْ يَعْلَمُ أَنَّمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ الْحَقُّ كَمَنْ هُوَ أَعْمَى 19. Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? لَا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُونَ 20. tidaklah sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni jannah; penghuni-penghuni jannah Itulah orang-orang yang beruntung. مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى وَلَهُمْ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ 15 15. sifat Jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa, di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang sangat bersih; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, samakah mereka itu dengan orang yang kekal dalam Jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya? Demikianlah di antara sifat jannah yang dijanjikan untuk orang yang bertaqwa, tidaklah sama air di dalam jannah dengan air di dunia, demikian juga dengan susu dan madunya, demikian pula khamarnya tidaklah sama dengan khamar di dunia, sesungguhnya khamar di dunia itu memabukkan dan berbau busuk yang tidak kalah baunya dengan kotoran hewan, adapun khamar di Jannah maka dia sangat ledzat rasanya dan enak baunya. Dan tidaklah penduduk Jannah yang demikian itu sifatnya itu sama dengan penduduk Jahannam dan kekal di dalamnya yang mereka itu diberi minum dari air mendidih yang akan memutus usus-usus mereka. وَمِنْهُمْ مَنْ يَسْتَمِعُ إِلَيْكَ حَتَّى إِذَا خَرَجُوا مِنْ عِنْدِكَ قَالُوا لِلَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ مَاذَا قَالَ آنِفًا أُولَئِكَ الَّذِينَ طَبَعَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءَهُمْ 16 16. dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan perkataanmu sehingga apabila mereka keluar dari sisimu orang-orang berkata kepada orang yang telah diberi ilmu pengetahuan sahabat-sahabat Nabi “Apakah yang dikatakannya tadi?” mereka Itulah orang-orang yang dikunci mati hati mereka oleh Alloh dan mengikuti hawa nafsu mereka. Alloh mengkhabarkan tentang kaum munafiqin akan kedunguan dan tidak fahamnya mereka, yang mana mereka duduk di sisi Rosululloh r dan mendengarkan ucapannya, namun tidak dapat memahami sedikitpun akan ucapannya, sehingga jika mereka keluar dari majelis Rosululloh r mereka bertanya kepada orang-orang yang berilmu dari kalangan sahabat Nabi r “Apa yang dia katakan tadi” mereka tidak dapat memahami apa yang dikatakan oleh Rosululloh r tidak pula memperhatikan apa yang beliau katakan. Mereka itulah yang telah ditutup oleh Alloh Y pintu hati mereka dan mereka hanya mengikuti hawa nafsu mereka. وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ 17 17. dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Alloh menambah petunjuk kepada mereka dan mengilhamkan bimbingan kepada mereka. Sedangkan orang-orang yang mencari hidayah petunjuk –yaitu kaum mu’minin-maka Alloh Y akan memberi taufiq kepada mereka sehingga Alloh Y memberi petunjuk kepada mereka dan mengokohkan mereka di atasnya bahkan menambahnya dan memberi bimbingan kepada mereka فَهَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا السَّاعَةَ أَنْ تَأْتِيَهُمْ بَغْتَةً فَقَدْ جَاءَ أَشْرَاطُهَا فَأَنَّى لَهُمْ إِذَا جَاءَتْهُمْ ذِكْرَاهُمْ 18 18. Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat yaitu kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka Apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila kiamat sudah datang? Kaum kafir hanyalah menunggu hari kiamat yang akan mendatangi mereka secara tiba-tiba sedangkan mereka lalai darinya, sungguh telah datang tanda-tanda dekatnya hari kiamat, Alloh Y berfirman اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُعْرِضُونَ 1. Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling daripadanya. Diutusnya Rosululloh r itu adalah salah satu tanda dekatnya hari kiamat, sebagaimana dalam hadits Sahl bin Sa’d t beliau r berkata رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بِإِصْبَعَيْهِ هَكَذَا بِالْوُسْطَى وَالَّتِي تَلِي الْإِبْهَامَ بُعِثْتُ وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ “Aku melihat Rosululloh r mengisyaratkan dengan dua jarinya seperti ini yaitu jari tengah dan jari telunjuk seraya berkata “Aku dan hari kiamat diutus seperti ini.” Dan jika hari kiamat itu telah datang, barulah kaum kafir sadar dan mengaku beriman, namun tiada lagi berguna kesadaran mereka itu, telah tegak hujjah atas mereka, sebagaimana Alloh Y berfirman وَجِيءَ يَوْمَئِذٍ بِجَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ يَتَذَكَّرُ الْإِنْسَانُ وَأَنَّى لَهُ الذِّكْرَى 23. dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dan Alloh Y berfirman يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا 158. pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu[5], tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia belum mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ 19 19. Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah sesembahan yang berhak disembah selain Alloh dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi dosa orang-orang mu’min, laki-laki dan perempuan. dan Alloh mengetahui tempat kamu berusaha di siang hari/ di dunia dan tempat kamu tinggal di malam hari/ diakherat. Ini merupakan perintah dari AllohY untuk mengilmui kalimat Laa ilaha Illalloh, sehingga para ulama’ berdalil dengan ayat ini bahwa di antara syaratnya adalah ilmu. Kemudian Alloh Y memerintahkan untuk meminta ampun kepada-Nya atas dosa yang telah dia lakukan, sebagaimana dalam hadits Abu Musa t bahwa Rosululloh r اللهم اغفر لي خطيئتي وجهلي وإسرافي في أمري وما أنت أعلم به مني اللهم اغفر لي جدي وهزلي وخطئي وعمدي وكل ذلك عندي اللهم اغفر لي ما قدمت وما أخرت وما أسررت وما أعلنت وما أنت أعلم به مني أنت المقدم وأنت المؤخر وأنت على كل شيء قدير “Ya Alloh ampunilah kesalahanku dan kebodohanku dan berlebih-lebihanku dalam urusanku dan yang Engkau lebih tahu dengannya dariku, ya Alloh ampunilah keseriusanku dan gurauku dan kesalahanku yang tidak sengaja dan yang aku sengaja dan semua itu ada padaku, ya Alloh ampunilah yang aku dahulukan dan aku akhirkan dan yang aku sembunyikan dan yang aku nampakkan dan yang Engkau lebih tahu drngannya dariku, Engkau mendahulukan dan Engkau mengakhirkan dan Engkau maha mampu atas segala sesuatu.” HR. Bukhori Muslim Dan dalam hadits Abu Sa’id Al-Khudri t bahwa Rosululloh r bersabda إِنَّ إِبْلِيسَ قَالَ لِرَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَعِزَّتِكَ وَجَلَالِكَ لَا أَبْرَحُ أُغْوِي بَنِي آدَمَ مَا دَامَتْ الْأَرْوَاحُ فِيهِمْ فَقَالَ لَهُ رَبُّهُ عَزَّ وَجَلَّ فَبِعِزَّتِي وَجَلَالِي لَا أَبْرَحُ أَغْفِرُ لَهُمْ مَا اسْتَغْفَرُونِي “ Sesungguhnya iblis berkata kepada Alloh “Demi keperkasaan dan keagunganmu aku akan senantiasa menyimpangkan anak Adam selama nyawa-nyawa mereka masih ada pada mereka”, Maka Alloh menjawabnya “Demi keperkasaan dan keagungan-Ku aku akan senantiasa mengampuni mereka selama mereka meminta ampun kepadaku.”[6] وَيَقُولُ الَّذِينَ آمَنُوا لَوْلَا نُزِّلَتْ سُورَةٌ فَإِذَا أُنْزِلَتْ سُورَةٌ مُحْكَمَةٌ وَذُكِرَ فِيهَا الْقِتَالُ رَأَيْتَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ نَظَرَ الْمَغْشِيِّ عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ فَأَوْلَى لَهُمْ 20 طَاعَةٌ وَقَوْلٌ مَعْرُوفٌ فَإِذَا عَزَمَ الْأَمْرُ فَلَوْ صَدَقُوا اللَّهَ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ 21 20. dan orang-orang yang beriman berkata “Mengapa tiada diturunkan suatu surat?” Maka apabila diturunkan suatu surat yang jelas Maksudnya dan disebutkan di dalamnya perintah perang, kamu lihat orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati, maka yang lebih utama bagi mereka adalah. 21. Ta’at dan mengucapkan perkataan yang baik. Dan apabila telah tetap perintah perang, dan kemudian jika mereka benar imannya terhadap Alloh, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka. Dalam ayat ini Alloh Y menkhabarkan tentang kaum mu’minin yang berangan-angan untuk diturunkan syariat jihad, dan ketika Alloh Y mewajibkan dan memerintahkannya, ternyata banyak dari mereka yang mental dan takut kematian akan menimpa mereka. Selayaknya bagi mereka untuk tunduk dan taat atas perintah Alloh Y, maka jika mereka mengikhlaskan niat mereka kepada Alloh Y ketika terjadi peperangan tentulah hal itu lebih baik bagi mereka. فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ 22 أُولَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ 23 22. Maka Apakah kiranya jika kamu berpaling kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? 23. mereka Itulah orang-orang yang dila’nati Alloh dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka Yaitu kiranya kamu berpaling dari jihad kamu akan kembali seperti masa jahiliyyah dengan menumpahkan darah dan memutus hubungan keluarga, orang- orang seperti ini diancam oleh Alloh Y. Maka ini adalah larangan dari Alloh Y untuk membuat kerusakan di muka bumi dalam bentuk apa saja, dan larangan untuk memutus hubungan keluarga sebagaimana Rosululloh r Bersabda dalam hadits Jubair bin Muth’im t لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ “Orang yang memutus tali keluarga tidak masuk surga”. HR. Bukhori Muslim Bahkan Alloh Y memerintahkan untuk menyambung hubungan keluarga yang memiliki keutamaan besar, sebagaimana dalam hadits Anas t مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ “Siapa yang senangnya untuk dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka sambunglah hubungan keluarganya.” HR. Bukhori Muslim Dan masih banyak dali-dalil yang memerintahkan untuk menyambung hubungan keluarga dan melarang untuk memutusnya. أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا 24 24. Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci? Sehingga hatinya tidak dapat memahami makna ayat alqur’an?! Diriwayatkan hadits mengkisahkan tentang ayat ini dari Urwah berkata تلا رسول الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّم يوما أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا فقال شاب من أهل اليمن بل عليها أقفالها، حتى يكون الله عزّ وجلّ يفتحها أو يفرجها، فما زال الشاب في نفس عمر رضي الله عنه حتى ولي فاستعان به “Di suatu hari Rosululloh r membacakan ayat أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا , berkata seorang pemuda dari Yaman “Bahkan dalam hatinya ada pengunci sampai Alloh Y membukanya dan membebaskannya”, Lelaki itu selalu teringat oleh Umar t sampai dia menjadi kholifah, kemudian dia meminta pertolongan dengannya.[7] إِنَّ الَّذِينَ ارْتَدُّوا عَلَى أَدْبَارِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْهُدَى الشَّيْطَانُ سَوَّلَ لَهُمْ وَأَمْلَى لَهُمْ 25 25. Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang kepada kekafiran? murtad sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, syaitan telah menghias-hiasi untuk mereka dan menipu mereka. Orang-orang yang murtad dari agama Alloh Y, mereka telah mengikuti rayuan syaitan, syaitanlah yang menghias-hiasi untuk mereka dan menipu mereka sehingga mereka menganggap baik perbuatan kufur mereka. ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا لِلَّذِينَ كَرِهُوا مَا نَزَّلَ اللَّهُ سَنُطِيعُكُمْ فِي بَعْضِ الْأَمْرِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِسْرَارَهُمْ 26 26. yang demikian itu karena sesungguhnya mereka orang-orang munafik itu berkata kepada orang-orang yang benci kepada apa yang diturunkan Alloh orang-orang Yahudi “Kami akan mematuhi kalian dalam beberapa urusan”, sedang Alloh mengetahui rahasia mereka. Demikianlah keadaan orang-orang munafiq, menyembunyikan kebatilan dalam hati mereka dan menampakkan kebaikan, jika bertemu dengan orang-orang beriman menrekapun mengaku beriman, dan jika mereka bertemu dengan orang-orang kafir merekapun mengaku bersama mereka, sebagaimana Alloh Yberfirman وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَى شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ 14. dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan “Kami telah beriman”. Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka pemimpin mereka, mereka mengatakan “Sesungguhnya Kami sependirian dengan kamu, Kami hanyalah berolok-olok.” Dan Alloh Y mengetahui apa yang mereka sembunyikan dalam hati mereka, seperti dalam firman Alloh Y وَيَقُولُونَ طَاعَةٌ فَإِذَا بَرَزُوا مِنْ عِنْدِكَ بَيَّتَ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ غَيْرَ الَّذِي تَقُولُ وَاللَّهُ يَكْتُبُ مَا يُبَيِّتُونَ 81. dan mereka orang-orang munafik mengatakan “Kewajiban Kami hanyalah taat”. tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebagian dari mereka mengatur siasat di malam hari mengambil keputusan lain dari yang telah mereka katakan tadi. Alloh menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu. فَكَيْفَ إِذَا تَوَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ 27 27. Bagaimanakah keadaan mereka apabila Malaikat mencabut nyawa mereka seraya memukul-mukul muka mereka dan punggung mereka? Yaitu ketika malaikat mencabut nyawa mereka, maka malaikat mencabutnya dengan keras dan paksa dengan memukul wajah dan punggung mereka seperti dalam firman Alloh Y وَلَوْ تَرَى إِذْ يَتَوَفَّى الَّذِينَ كَفَرُوا الْمَلائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ 50. kalau kamu melihat ketika Para Malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka. Itu merupakan akibat dari kekufuran mereka, karena itu Alloh Y berfirman dalam ayat setelahnya ذَلِكَ بِأَنَّهُمُ اتَّبَعُوا مَا أَسْخَطَ اللَّهَ وَكَرِهُوا رِضْوَانَهُ فَأَحْبطَ أَعْمَالَهُمْ 28 28. yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Alloh dan karena mereka membenci keridhaan-Nya, sebab itu Alloh menghapus pahala amal-amal mereka. أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ أَنْ لَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ أَضْغَانَهُمْ 29 29. atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Alloh tidak akan menampakkan kedengkian mereka ? Apakah orang-orang munafiq menyangka bahwa Alloh Y tidak akan membongkar kejelekan yang tersembunyi dalam hati mereka berupa kedengkian di hadapan kaum mu’minin?! Justru Alloh Y akan membongkarnya sehingga orang-orang yang berilmu faham akan mereka, dan Alloh Y telah membongkar kedok mereka dalam surat At-taubah. وَلَوْ نَشَاءُ لَأَرَيْنَاكَهُمْ فَلَعَرَفْتَهُمْ بِسِيمَاهُمْ وَلَتَعْرِفَنَّهُمْ فِي لَحْنِ الْقَوْلِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ أَعْمَالَكُمْ 30 30. dan kalau Kami kehendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat mengenal mereka dengan tanda-tandanya. dan kamu benar-benar akan Mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka dan Alloh mengetahui perbuatan-perbuatan kamu. Yaitu Jika Alloh Y menghendaki maka Alloh Y akan menunjukkan orang-orang munafiq itu kepada Rosululloh r, akan tetapi Alloh Y tidak melakukan hal itu agar mereka tertutupi dan dihukumi secara dzohir yang nampak sedangkan rahasianya diserahkan kepada Alloh Y, namun Alloh Y menunjukkan ciri-ciri mereka dari lisan mereka, akan nampak dari lisan mereka ucapan yang menunjukkan maksud dan isi hati mereka. Diriwayatkan dalam hadits Abu Mas’ud t bahwa Rosululloh r menyebutkan secara langsung sekelompok dari kalangan kaum munafiqin خطبنا رسول الله صلى الله عليه و سلم خطبة فحمد الله وأثنى عليه ثم قال ان فيكم منافقين فمن سميت فليقم ثم قال قم يا فلان قم يا فلان قم يا فلان حتى سمى ستة وثلاثين رجلا ثم قال ان فيكم أو منكم فاتقوا الله “Rosululloh r berkhutbah kepada kami dengan suatu khutbah, beliau memuji Alloh Y dan memujanya kemudian berkata “Sesungguhnya pada kalian ada kaum munafiqin, maka barangsiapa yang aku sebutkan namanya maka bangkitlah“, kemudian beliau berkata “Bangkitlah kamu wahai fulan, bangkitlah kamu wahai fulan, bangkitlah kamu wahai fulan” sampai beliau menyebutkan nama 36 orang, kemudian beliau berkata “Jika ada pada kalian atau dari kalian maka takutlah kepada Alloh”.[8] وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ 31 31. dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan baik buruknya hal ihwalmu. Yaitu Alloh Y akan menguji kita dengan perintah dan larangan. Dan firman Alloh Y “agar Kami mengetahui” bukan maknanya Alloh Y tidak mengetahui sebelum kejadian itu terjadi, Alloh Y telah mengetahui hal itu semua sebelum terjadi, maka makna ayat tadi adalah “sampai Alloh Y mengetahui atau melihat kejadiannya[9]” إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَشَاقُّوا الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْهُدَى لَنْ يَضُرُّوا اللَّهَ شَيْئًا وَسَيُحْبِطُ أَعْمَالَهُمْ 32 32. Sesungguhnya orang-orang kafir dan yang menghalangi manusia dari jalan Alloh serta memusuhi Rasul setelah petunjuk itu jelas bagi mereka, mereka tidak dapat memberi mudharat kepada Alloh sedikitpun. Dan Alloh akan menghapuskan pahala amal-amal mereka. Alloh Y mengkhabarkan tentang orang-orang yang murtad dari iman dan menghalangi manusia dari jalan Alloh Y setelah petunjuk itu jelas bagi mereka, bahwa mereka itu tidak dapat memudharatkan Alloh Y, bahkan hal itu hanya merugikan diri sendiri di hari kiamat kelak, Alloh Y tidak memberi pahala atas amalan mereka yang telah lalu bahkan Alloh Y akan menghapus semua amal kebaikan mereka yang telah lalu. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلَا تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ 33 33. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Alloh dan taatilah Rasul dan janganlah kalian membatalkan pahala amal-amal kalian. Setelah Alloh Y menyebutkan keadaan orang-orang yang murtad, Alloh Y memerintahkan kaum mu’minin agar taat kepada Alloh dan Rosul-Nya dan jangan membatalkan amalannya dengan perbuatan murtad. Imam Ibnu katsir menukilkan dari imam Muhammad bin Nasr dalam kitab “As-Sholah” tentang sebab turunnya ayat ini dari Abul Aliyah beliau berkata كان أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم يرون أنه لا يضر مع لا إله إلا الله ذنب، كما لا ينفع مع الشرك عمل، فنزلت {أَطِيعُوا اللهَ وأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلا تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ}، فخافوا أن يبطل الذنب العمل “Dahulu para sahabat memandang bahwa dosa tidak dapat memberi mudharat bersama kalimat La ilaha illalloh sebgaimana amalan itu tidak dapat memberi manfaat bersama kesyirikan kemudian turunlah ayat {أَطِيعُوا اللهَ وأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلا تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ} maka mereka takut bahwa dosa itu akan membatalkan amalan.[10] Dan dari Ibnu Umar t كنا معشر أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم نرى أنه ليس شيء من الحسنات إلا مقبول، حتى نزلت { أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلا تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ } ، فقلنا ما هذا الذي يبطل أعمالنا؟ فقلنا الكبائر الموجبات والفواحش، حتى نزلت { إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ } [ النساء 48 ]، فلما نزلت كففنا عن القول في ذلك، فكنا نخاف على من أصاب الكبائر والفواحش، ونرجو لمن لم يصيبها “Kami para sahabat Rosululloh r memandang bahwasannya tidak sedikitpun dari kebaikan itu melainkan diterima sampai turun ayat { أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلا تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ } maka kami berkata “Apa ini yang membatalkan amalan kita?” Maka kami katakan “Dosa-dosa besar yang mengharuskan dan perbuatan-perbuatan keji,” hingga turun ayat { إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ } dan ketika telah turun ayat kamipun menahan diri dari membicarakan hal itu, dan dulu kami takut atas orang yang melakukan dosa besar dan perbuatan keji batal amalannya dan kami berharap untuk orang tidak melakukannya tidak batal amalannya[11]. إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ مَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَهُمْ 34 34. Sesungguhnya orang-orang kafir dan yang menghalangi manusia dari jalan Alloh kemudian mereka mati dalam Keadaan kafir, maka sekali-kali Alloh tidak akan memberi ampun kepada mereka. Setelah Alloh Y melarang dari perbuatan murtad dan mengkhabarkan bahwa Alloh Y akan membatalkan amalan mereka, Alloh Y menyebutkan akibatnya bahwasannya orang-orang kafir dan yang menghalangi manusia dari jalan Alloh Y kemudian mati dalam keadaan kafir maka Alloh Y tidak akan mengampuni dosa mereka, sebagaimana Alloh Y berfirman إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا 48. Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari syirik itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Alloh, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. فَلَا تَهِنُوا وَتَدْعُوا إِلَى السَّلْمِ وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ وَاللَّهُ مَعَكُمْ وَلَنْ يَتِرَكُمْ أَعْمَالَكُمْ 35 35. janganlah kalian lemah dan minta damai padahal kalianlah yang di atas dan Alloh pun bersama kalian dan Dia sekali-kali tidak akan membatalkan pahala amal-amal kalian. Alloh Y melarang kaum muslimin untuk melemah dan meminta perdamaian ketika kaum muslimin di atas kejayaan dan mengalahkan musuh, adapun jika kaum muslimin masih lemah sedangkan kaum kafir mereka memiliki kekuatan maka boleh saja meminta perdamaian jika sang pemimpin melihat ada maslahatnya sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Rosululloh r dengan kaum Quroisy mekkah. Kemudian Alloh Y memberi kabar gembira bahwa Alloh Y bersama kaum mu’minin dan tidak akan membatalkan amalan mereka bahkan Alloh Y akan memenuhu ganjaran pahalanya dan tidak menguranginya sedikitpun. إِنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَإِنْ تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ وَلَا يَسْأَلْكُمْ أَمْوَالَكُمْ 36 36. Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertaqwa, Alloh akan memberikan pahala kepada kalian dan Dia tidak akan meminta harta-harta kalian. Alloh Y mengkhabarkan akan rendahnya dunia yang dia itu hanyalah permainan belaka, dan barangsiapa yang bertaqwa maka Alloh Y akan memberi ganjaran pahalanya, dan Alloh Y tidak akan meminta harta mereka sedikitpun, karena Alloh Y maha kaya dan tidak butuh sesuatupun dari hambanya, Alloh Y hanya mewajibkan zakat dan sedekah yang manfaatnya akan kembali kepada manusia berupa ganjaran pahala yang diberikan Alloh Yatas amalan itu, bukan kerena Alloh Y membutuhkan harta itu. إِنْ يَسْأَلْكُمُوهَا فَيُحْفِكُمْ تَبْخَلُوا وَيُخْرِجْ أَضْغَانَكُمْ 37 37. jika Dia meminta harta kepada kalian lalu mendesak kalian supaya memberikan semuanya niscaya kamu akan kikir dan Dia akan menampakkan kedengkianmu. Benarlah apa yang dikatakan oleh Qotadah bahwa Alloh Y mengetahui bahwa mengeluarkan harta itu adalah menampakkan kedengkian. هَا أَنْتُمْ هَؤُلَاءِ تُدْعَوْنَ لِتُنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَمِنْكُمْ مَنْ يَبْخَلُ وَمَنْ يَبْخَلْ فَإِنَّمَا يَبْخَلُ عَنْ نَفْسِهِ وَاللَّهُ الْغَنِيُّ وَأَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ وَإِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُونُوا أَمْثَالَكُمْ 38 38. Ingatlah, kalian ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan harta kalian pada jalan Alloh. Maka di antara kalian ada yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya Dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. dan Alloh-lah yang Maha Kaya sedangkan kalianlah orang-orang yang berkehendak kepada-Nya; dan jika kalian berpaling niscaya Dia akan mengganti kalian dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kalian ini. Yaitu orang-orang yang kikir ketika diseru untuk menafkahkan hartanya di jalan Alloh Y, mereka itu hanyalah mengurangi pahala dari dirinya dan akibatnya akan mengenai diri sendiri, Alloh Y maha kaya dari segalanya, dan semua makhluk butuh kepada Alloh Y. Dan jika kalian berpaling dari mentaati Alloh Y dan mengikuti syariatnya maka Alloh Y akan mengganti kaum yang lain yang taat dan tunduk kepada Alloh Y dari selain kalian. Diriwayatkan dari hadits Abu Huroiroh Y أن رسول الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّم تلا هذه الآية ﴿وَإِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لا يَكُونُوا أَمْثَالَكُمْ﴾ قالوا يا رسول الله من هؤلاء الذين إن تولَّينا استبدلوا بنا، ثم لا يكونوا أمثالنا، فضرب على فخذ سلمان قال هَذَا وَقَوْمُهُ، وَلَوْ كانَ الدِّينُ عِنْدَ الثُّرَيَّا لَتنَاولَهُ رِجالٌ مِنَ الفُرْسِ“ “Bahwa Rosululloh membacakan ayat ini ﴿وَإِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لا يَكُونُوا أَمْثَالَكُمْ﴾ para sahabat bertanya “Wahai Rosululloh siapakah mereka itu yang apabila kami berpaling maka mereka itu menggantikan kami kemudian mereka tidak seperti kami?” Kemudian Rosululloh memukul pahanya Salman dan berkata “Ini Salman dan kaumnya, seandainya agama itu di sisi Tsuroyya nama bintang maka para lelaki Faris Persia yang akan meraihnya”.[12] SURAT AL-FATH بسم الله الرحمن الرحيم إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا 1 1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata Surat ini turun kepada Rosululloh r ketika beliau kembali dari Hudaibiyyah pada bulan Dzul Qo’dah tahun keenam hijriyyah, ketika kaum musyrikin menghalangi beliau untuk menunaikan umroh ke masjidil harom. Kaum musyrikin menawarkan perdamaian dan Rosululloh r bersama para sahabat disuruh kembali tidak boleh melakukan umroh di tahun ini, kemudian boleh melakukan umroh di tahun yang akan datang, kemudian Rosululloh r menerima tawaran itu dalam keadaan sebagian sahabat tidak menyukai perdamaian itu, di antaranya Umar bin Khotthob t. Dan dijadikan perdamaian ini merupakan suatu kemenangan dengan tinjauan maslahatnya yang besar. Maka yang dimaksud dengan kemenangan dalam ayat ini adalah perdamaian Hudaibiyyah bukan kemenangan menaklukkan mekkah, sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Masud “Kalian menganggap yang dimaksud dengan kemenangan adalah kemenangan menaklukkan Mekkah, dan kami menganggapnya adalah perdamaiaan Hudaibiyyah” demikian juga dikatakan oleh Jabir dan Al-Baro’. Imam Bukhori meriwayatkan dari hadits Aslam t beliau berkata أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَسِيرُ فِي بَعْضِ أَسْفَارِهِ وَعُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ يَسِيرُ مَعَهُ لَيْلًا فَسَأَلَهُ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ عَنْ شَيْءٍ فَلَمْ يُجِبْهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ سَأَلَهُ فَلَمْ يُجِبْهُ ثُمَّ سَأَلَهُ فَلَمْ يُجِبْهُ فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ ثَكِلَتْ أُمُّ عُمَرَ نَزَرْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ كُلَّ ذَلِكَ لَا يُجِيبُكَ قَالَ عُمَرُ فَحَرَّكْتُ بَعِيرِي ثُمَّ تَقَدَّمْتُ أَمَامَ النَّاسِ وَخَشِيتُ أَنْ يُنْزَلَ فِيَّ قُرْآنٌ فَمَا نَشِبْتُ أَنْ سَمِعْتُ صَارِخًا يَصْرُخُ بِي فَقُلْتُ لَقَدْ خَشِيتُ أَنْ يَكُونَ نَزَلَ فِيَّ قُرْآنٌ فَجِئْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَقَالَ لَقَدْ أُنْزِلَتْ عَلَيَّ اللَّيْلَةَ سُورَةٌ لَهِيَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ ثُمَّ قَرَأَ ﴿إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا﴾ “Bahwasanya Rosululloh r berjalan di sebagian safarnya dan Umar bin Khotthob t berjalan bersamanya disuatu malam, kemudian Umar t menanyakan sesuatu kepada beliau dan beliau tidak menjawabnya, kemudian Umar t menanyakannya lagi beliau tidak menjawabnya, kemudian Umar t menanyakannya lagi beliaupun tidak menjawabnya, lalu Umar t berkata pada dirinya sendiri “Celakalah kamu Umar, kamu mendesak Rosululloh r sebanyak tiga kali, semua itu Rosululloh r tidak memenuhinya.” Umar berkata ”Aku gerakkan tungganganku kemudian aku maju di depan manusia karena khawatir akan diturunkan ayat padaku, tidak lama kemudian aku mendengar seseorang meneriaki aku, maka aku berkata “Aku telah takut akan turunnya ayat Alqur’an padaku maka aku datangi Rosululloh r dan aku mengucapkan salam kepadanya, kemudian beliau berkata “Telah diturunkan kepadaku malam ini suatu surat yang lebih aku sukai daripada terbitnya matahari“, kemudian beliau membaca ﴿إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا﴾ لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا 2 2. supaya Alloh memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan membimbing kamu kepada jalan yang lurus, Ini merupakan kekhususan Rosululloh r semua dosanya diampuni baik yang telah lalu ataupun yang akan datang, tidak seorangpun dari dari selain beliau yang mendapatkan keutamaan ini. Rosululloh r adalah makhluk yang paling mulia dari makhluk-makhluk Alloh Y, tidak ada seorangpun yang lebih mulia dari beliau, dan beliau adalah makhluk yang paling taat kepada Alloh Y, di antara wujud ketaatannya adalah beliau menerima tawaran perdamaian Hudaibiyyah yang itu tegak dengan perintah Alloh Y. Serta Alloh Y menyempurnakan nikmatnya kepada Rosululloh Y di dunia dan akhiratnya serta membimbingnya kepada jalan yang lurus berupa syariat yang telah disyariatkan Alloh Y. وَيَنْصُرَكَ اللَّهُ نَصْرًا عَزِيزًا 3 3. dan supaya Alloh menolongmu dengan pertolongan yang kuat banyak. Yang demikian itu karena Rosululloh r tunduk dan taat kepada perintah Alloh Y, dengan sebab itu Alloh Y mengangkat derajatnya dan menolongnya dalam mengalahkan musuh-musuhnya. Sebagaimana dalam hadits Abu Huroiroh t وما زاد الله عبدا بعفو إلا عزا وما تواضع أحد لله إلا رفعه الله “Tidaklah Alloh Y menambah kepada seorang hamba dengan sifat pemaafnya melainkan kemuliaan, dan tidaklah seseorang tawadhu’ karena Alloh Y melainkan Alloh Y akan mengangkat derajtnya.” HR. Muslim هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا 4 4. Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mu’min supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka yang telah ada. dan kepunyaan Alloh-lah tentara langit dan bumi dan adalah Alloh Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana, Yaitu menurunkan ketenangan di hati para sahabat pada hari perdamaian Hudaibiyyah, yang mana mereka memenuhi dan tunduk kepada perintah Alloh dan RosulNya. Dan ketika hati mereka tenang dan tentram maka keimanan merekapun bertambah dari pada sebelumnya[13]. لِيُدْخِلَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَيُكَفِّرَ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَكَانَ ذَلِكَ عِنْدَ اللَّهِ فَوْزًا عَظِيمًا 5 5. supaya Dia memasukkan orang-orang mu’min laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dan supaya Dia menghapusi kesalahan-kesalahan mereka. dan yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar di sisi Alloh, Demikianlah ganjaran untuk kaum mu’minin setelah Alloh Y menyebutkan ganjaran baik untuk Rosululloh r bahwa beliau diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang, sebagaimana dalam hadits Anas t نزل على النبي صلى الله عليه و سلم ﴿ليغفر لك الله ما تقدم من ذنبك وما تأخر﴾ مرجعنا من الحديبية فقال النبي صلى الله عليه و سلم لقد أنزلت على آية أحب إلى مما على الأرض ثم قرأها عليهم النبي صلى الله عليه و سلم فقالوا هنيئا مريئا يا رسول الله لقد بين الله عز و جل لك ماذا يفعل بك فماذا يفعل بنا فنزلت عليهم ﴿ليدخل المؤمنين والمؤمنات جنات﴾ حتى بلغ ﴿فوزا عظيما﴾ “Turun kepada Rosululloh r ﴿ليغفر لك الله ما تقدم من ذنبك وما تأخر﴾waktu kami kembali dari Hudaibiyyah, maka Rosululloh r berkata “Telah diturunkan kepadaku ayat yang lebih aku sukai dari pada yang ada di muka bumi” kemudian beliau membacakannya pada mereka, maka merekapun berkata alangkah senang dan baik wahai Rosululloh sungguh Alloh Y telah menjelaskan padamu apa yang akan dilakukan Alloh Y denganmu, maka apa yang akan dilakukan Alloh Y kepada kami?” maka turunlah ayat untuk mereka ﴿ليدخل المؤمنين والمؤمنات جنات﴾ sampai ﴿فوزا عظيما﴾ [14] Ganjaran ini merupakan keberuntungan yang besar bagi kaum mu’minin, seperti firman Alloh Y فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ 185. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. وَيُعَذِّبَ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ الظَّانِّينَ بِاللَّهِ ظَنَّ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ دَائِرَةُ السَّوْءِ وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَلَعَنَهُمْ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا 6 6. dan supaya Dia mengazab orang-orang munafiq laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Alloh Y. Mereka akan mendapat giliran kebinasaan yang amat buruk dan Alloh Y memurkai dan melaknat mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. dan neraka Jahannam Itulah seburuk-buruk tempat kembali. Mereka berprasangka buruk terhadap hukum Alloh Y dan mengira bahwa Rosululloh r dan para sahabatnya akan musnah dan binasa, maka Alloh Y murka dan melaknat mereka yaitu menjauhkan mereka dari rahmatnya. وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا 7 7. dan kepunyaan Alloh-lah tentara langit dan bumi dan adalah Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Ini merupakan bukti kekuatan Alloh Y, yang dimaksud dengan tentara langit dan bumi adalah para malaikatnya ataupun angin dan binatang. إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا 8 8. Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi dan pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, Yaitu Rosululloh r diutus sebagai saksi atas para makhluk dan pemberi kabar gembira buat kaum mu’minin dan pemberi peringatan untuk orang-orang kafir. لِتُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُعَزِّرُوهُ وَتُوَقِّرُوهُ وَتُسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا 9 9. supaya kamu sekalian beriman kepada Alloh dan Rasul-Nya, mengagungkanNya, memuliakannya-Nya. dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang. [15] إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ فَمَنْ نَكَثَ فَإِنَّمَا يَنْكُثُ عَلَى نَفْسِهِ وَمَنْ أَوْفَى بِمَا عَاهَدَ عَلَيْهُ اللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا 10 10. bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Alloh. Tangan Alloh di atas tangan mereka[16], Maka Barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri, dan barangsiapa menepati janjinya kepada Alloh Maka Alloh akan memberinya pahala yang besar. Ayat ini berkaitan dengan bai’at yang dikenal dengan bai’at ridhwan yaitu pada bulan Zulqo’dah tahun keenam Hijriyyah Rosululloh Y beserta para sahabat hendak mengunjungi Mekkah untuk melakukan umrah dan melihat keluarga-keluarga mereka yang telah lama ditinggalkan. Sesampai di Hudaibiyah[17] beliau berhenti dan mengutus Utsman bin Affan lebih dahulu ke Mekah untuk menyampaikan maksud kedatangan beliau dan kaum muslimin. mereka menanti-nanti kembalinya Utsman, tetapi tidak juga datang karena Utsman ditahan oleh kaum musyrikin kemudian tersiar lagi kabar bahwa Utsman telah dibunuh. Karena itu Nabi r menganjurkan agar kaum muslimin melakukan bai’ah janji setia kepada beliau. merekapun mengadakan janji setia kepada Nabi dan mereka akan memerangi kamu Quraisy bersama Nabi sampai kemenangan tercapai. Perjanjian setia ini telah diridhai Alloh Y sebagaimana tersebut dalam ayat 18 surat ini, karena itu disebut Bai’atur Ridwan. Bai’at ini dilakukan di bawah pohon Samur di Hudaibiyyah. Dan Bai’atur Ridwan ini menggetarkan kaum musyrikin, sehingga mereka melepaskan Utsman dan mengirim utusan untuk Mengadakan Perjanjian damai dengan kaum muslimin. Perjanjian ini terkenal dengan Shulhul Hudaibiyah. Sesungguhnya bai’at ini memiliki keutamaan yang sangat besar sebagaimana dalam hadits Jabir لا يدخل النار أحد ممن بايع تحت الشجرة “ Tidak akan masuk neraka seseorang yang ikut berbai’at di bawah pohon itu bai’at ridhwan”[18]. Karena itu Alloh Y memuji mereka dalam ayat ini. سَيَقُولُ لَكَ الْمُخَلَّفُونَ مِنَ الْأَعْرَابِ شَغَلَتْنَا أَمْوَالُنَا وَأَهْلُونَا فَاسْتَغْفِرْ لَنَا يَقُولُونَ بِأَلْسِنَتِهِمْ مَا لَيْسَ فِي قُلُوبِهِمْ قُلْ فَمَنْ يَمْلِكُ لَكُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا إِنْ أَرَادَ بِكُمْ ضَرًّا أَوْ أَرَادَ بِكُمْ نَفْعًا بَلْ كَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا 11 11. orang-orang Badwi yang tertinggal tidak turut ke Hudaibiyah akan mengatakan “Harta dan keluarga Kami telah merintangi kami, Maka mohonkanlah ampunan untuk kami”; mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya. Katakanlah “Maka siapakah gerangan yang dapat menghalang-halangi kehendak Alloh jika Dia menghendaki kemudharatan bagi kalian atau jika Dia menghendaki manfaat bagi kalian. Sebenarnya Alloh Maha mengetahui apa yang kalian kerjakan. Alloh Y mengkhabarkan tentang kaum yang tidak turut ke Hudaibiyyah, dan mereka meminta udzur kepada Rosululloh r dengan alasan bahwa mereka terhalangi dengan keluarga dan harta mereka, kemudian mereka meminta beliau agar memohonkan ampun untuk mereka. Dan ini hanyalah kedustaan mereka yang dilontarkan lewat lisan mereka, padahal dalam hati mereka tidaklah demikian. Karena itu Alloh Y mencela mereka, siapakah yang bisa menghalangi kehendak Alloh Y jika Alloh Y menginginkan kemudharatan bagi mereka ataupun manfaat, apakah jika mereka turut bersama Rosululloh r berarti mereka akan mengalami musibah, atau jika mereka tidak turut serta dengan beliau berarti mereka akan mendapat keselamatan?! Tidaklah demikian, di manapun mereka berada maka jika Alloh Y berkehendak akan keselamatan bagi mereka, maka mereka pasti selamat, dan jika berkehendak kebinasaan bagi mereka, pasti mereka akan binasa. بَلْ ظَنَنْتُمْ أَنْ لَنْ يَنْقَلِبَ الرَّسُولُ وَالْمُؤْمِنُونَ إِلَى أَهْلِيهِمْ أَبَدًا وَزُيِّنَ ذَلِكَ فِي قُلُوبِكُمْ وَظَنَنْتُمْ ظَنَّ السَّوْءِ وَكُنْتُمْ قَوْمًا بُورًا 12 12. tetapi kalian menyangka bahwa Rasul dan orang-orang mu’min tidak sekali-kali akan kembali kepada keluarga mereka selama-lamanya dan syaitan telah menjadikan kalian memandang baik dalam hati kalian persangkaan itu, dan kalian telah menyangka dengan sangkaan yang buruk dan kalian menjadi kaum yang binasa. Sesungguhnya tidak ikut sertanya mereka bersama Rosululloh r dalam berperang bukan berdasarkan udzur atau jenis ketertinggalan orang yang bermaksiat, akan tetapi jenis ketertinggalan orang yang punya sifat nifaq yang ada dalam hati mereka, sehingga mereka mengira bahwa Rosululloh r dan para sahabat mereka akan terbunuh dan binasa tidak akan kembali ke keluarga mereka. Ini adalah prasangka buruk mereka yang telah mereka anggap baik akibat rayuan syetan dan bujukannya, maka mereka itu adalah kaum yang binasa. وَمَنْ لَمْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ فَإِنَّا أَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ سَعِيرًا 13 13. dan barangsiapa yang tidak beriman kepada Alloh dan Rasul-Nya Maka Sesungguhnya Kami menyediakan untuk orang-orang yang kafir neraka yang bernyala-nyala. Barangsiapa yang tidak mengikhlaskan amalannya hanya kepada Alloh Y secara lahir dan batin maka Alloh Y akan mengadzabnya di dalam neraka Jahannam, walaupun dia menampakkan yang baik di hadapan manusia, sedangkan hatinya menyembunyikan kekufuran. وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا 14 14. dan hanya kepunyaan Alloh-lah kerajaan langit dan bumi. Dia memberikan ampun kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan mengazab siapa yang dikehendaki-Nya. dan Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Alloh Y hanya mengadzab orang-orang yang berhak untuk diadzab, Alloh Y tidak akan mendzolimi seorangpun, dan tidak akan mengadzab seseorang jika tidak berhak mendapatkannya, bahkan Alloh Y mengampuni dosa seseorang selama dosa itu bukan dosa syirik bagi orang yang Alloh Y kehendaki, sebagaimana Alloh Y berfirman إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا 48. Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari syirik itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Alloh, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. Dan sesungguhnya Alloh Y maha pengampun bagi orang yang bertaubat dan kembali kepadanya. سَيَقُولُ الْمُخَلَّفُونَ إِذَا انْطَلَقْتُمْ إِلَى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوهَا ذَرُونَا نَتَّبِعْكُمْ يُرِيدُونَ أَنْ يُبَدِّلُوا كَلَامَ اللَّهِ قُلْ لَنْ تَتَّبِعُونَا كَذَلِكُمْ قَالَ اللَّهُ مِنْ قَبْلُ فَسَيَقُولُونَ بَلْ تَحْسُدُونَنَا بَلْ كَانُوا لَا يَفْقَهُونَ إِلَّا قَلِيلًا 15 15. orang-orang Badwi yang tertinggal itu akan berkata apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan “Biarkanlah Kami, niscaya Kami mengikuti kamu”; mereka hendak merobah perkataan Alloh. Katakanlah “Kamu sekali-kali tidak boleh mengikuti kami; demikian Alloh telah mengatakan sebelumnya”; mereka akan mengatakan “Sebenarnya kamu dengki kepada kami”. bahkan mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali. Dalam ayat ini Alloh  mengkhabarkan tentang keadaaan orang-orang yang tidak ikut serta bersama Rosululloh r dalam peperangan Hudaibiyyah, ketika Rosululloh r bersama para sahabat berangkat dalam menaklukkan Khoibar. Setelah kaum mu’minin berhasil dalam menaklukkan Khoibar, tiba-tiba mereka yang tidak ikut perang meminta agar mereka diizinkan untuk pergi mengambil bagian dari ghonimah harta rampasan perang, sedangkan mereka tidak mau ikut serta dalam peperangan. Maka Alloh Y memerintahkan kepada Rosululloh r agar tidak mengizinkan mereka ikut andil dalam ghonimah tersebut sebagai hukuman atas dosa yang telah mereka perbuat. Sesungguhnya Alloh Y telah menjanjikan kaum mu’minin yang berangkat berperang menaklukkan Khoibar, mereka akan mendapatkan ghonimah yang hanya dibagikan untuk mereka saja, dan tidak diberikan kepada orang-orang yang tidak mau ikut perang. Dan tidaklah terjadi melainkan sebagaimana yang telah dijanjikan Alloh . Maka inilah makna firman Alloh Y “Mereka hendak merobah perkataan Alloh” yaitu hendak merobah janji Alloh Y yang telah dijanjikan kepada kaum mu’minin yang turut serta dalam peperangan Hudaibiyyah dalam menaklukkan Khoibar, sebagaimana yang dikatakan oleh Mujahid dan Qotadah dan Juwaibir dan inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir. Maka mereka dilarang untuk ikut keluar bersama kaum mu’minin dalam pembagian ghonimah, karena Alloh Y telah menjanjikan ghonimah itu hanya untuk kaum mu’minin dari sebelumnya, sehingga merekapun mengatakan “Sebenarnya kalian dengki kepada kami”, padahal tidaklah demikian, bahkan mereka itulah yang tidak dapat memahami. قُلْ لِلْمُخَلَّفِينَ مِنَ الْأَعْرَابِ سَتُدْعَوْنَ إِلَى قَوْمٍ أُولِي بَأْسٍ شَدِيدٍ تُقَاتِلُونَهُمْ أَوْ يُسْلِمُونَ فَإِنْ تُطِيعُوا يُؤْتِكُمُ اللَّهُ أَجْرًا حَسَنًا وَإِنْ تَتَوَلَّوْا كَمَا تَوَلَّيْتُمْ مِنْ قَبْلُ يُعَذِّبْكُمْ عَذَابًا أَلِيمًا 16 16. Katakanlah kepada orang-orang Badwi yang tertinggal “Kalian akan diajak untuk memerangi kaum yang mempunyai kekuatan yang besar, kalian akan memerangi mereka atau mereka menyerah masuk Islam. Maka jika kamu patuhi ajakan itu niscaya Alloh akan memberikan kepada kalian pahala yang baik dan jika kalian berpaling sebagaimana kalian telah berpaling sebelumnya, niscaya Dia akan mengazab kalian dengan azab yang pedih”. Mereka para badwi yang tidak ikut peperangan Hudaibiyyah akan diajak untuk memerangi suatu kaum yang memiliki kekuatan besar. Ahli tafsir berselisih tentang siapakah kaum tersebut. Maka Alloh Y mensyariatkan jihad dan memerangi mereka sampai mereka terkalahkan atau mereka menyerahkan diri dan kemudian masuk islam dengan keinginan mereka sendiri. Jika para badwi tersebut mau mentaati perintah Alloh Y tersebut maka Alloh Y akan memberi mereka ganjaran yang besar, akan tetapi jika mereka berpaling sebagaimana dulu mereka berpaling tidak ikut serta dalam peperangan maka Alloh  akan mengazab mereka dengan azab yang pedih. لَيْسَ عَلَى الْأَعْمَى حَرَجٌ وَلَا عَلَى الْأَعْرَجِ حَرَجٌ وَلَا عَلَى الْمَرِيضِ حَرَجٌ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَنْ يَتَوَلَّ يُعَذِّبْهُ عَذَابًا أَلِيمًا 17 17. tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang yang pincang dan atas orang yang sakit apabila tidak ikut berperang. dan Barangsiapa yang taat kepada Alloh dan Rasul-Nya; niscaya Alloh akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan barang siapa yang berpaling niscaya akan diazab-Nya dengan azab yang pedih. Dalam ayat ini Alloh Y menyebutkan tentang beberapa udzur yeng membolehkan mereka untuk tidak ikut serta dalam peperangan, seperti buta dan pincang, dan ini adalah udzur yang terus berlaku padanya, maka kewajiban jihad gugur darinya selama sifat buta dan pincang tersebut ada pada dirinya. Dan juga seperti sakit maka ini termasuk udzur baginya untuk tidak ikut serta dalam peperangan selama dia sakit, namun jika Alloh Y telah memberikan kesembuhan padanya maka kewajiban jihad itu kembali padanya. Maka barangsiapa yang mentaati Alloh dan RosulNya dalam seruan jihad maka Alloh Y akan memasukkannya kedalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan barang siapa yang berpaling dari seruan jihad maka Alloh Y akan mengazabnya dengan adzab yang pedih, di dunia diazab dengan kehinaan dan di Akhirat diazab dengan api neraka. لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا 18 18. Sesungguhnya Alloh telah ridha terhadap orang-orang mu’min ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, Maka Alloh mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi Balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat waktunya. Alloh Y mengkhabarkan tentang keridhoannya terhadap kaum mu’minin yang membai’at Rosululloh r dalam bai’at ridhwan di bawah pohon Samuroh di Hudibiyyah, dan Alloh Y mengetahui apa yang ada dalam hati mereka dari sifat kejujuran dan menunaikan janji dan juga ketaatan mereka, maka Alloh Y menurunkan ketenangan kepada mereka dan memberi kemenangan yang berawal dari perdamaian Hudaibiyyah hingga membuahkan kemenangan yang besar dalam penaklukkan Khoibar kemudian Mekkah dan negeri-negeri yang lain, dan banyaknya kebaikan yang mereka dapatkan berupa keperkasaan, kemenangan, derajat yang tinggi di dunia dan akhirat, dan juga harta ghonimah yang telah dijanjikan Alloh Y, karena itu Alloh Y mengatakan وَمَغَانِمَ كَثِيرَةً يَأْخُذُونَهَا وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا 19 19. serta harta rampasan yang banyak yang dapat mereka ambil. Dan adalah Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. وَعَدَكُمُ اللَّهُ مَغَانِمَ كَثِيرَةً تَأْخُذُونَهَا فَعَجَّلَ لَكُمْ هَذِهِ وَكَفَّ أَيْدِيَ النَّاسِ عَنْكُمْ وَلِتَكُونَ آيَةً لِلْمُؤْمِنِينَ وَيَهْدِيَكُمْ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا 20 20. Alloh menjanjikan kepada kalian harta rampasan yang banyak yang dapat kalian ambil, maka disegerakan-Nya ini untuk kalian dan Dia menahan tangan manusia dari membinasakan kalian agar kalian mensyukuri-Nya dan agar hal itu menjadi bukti bagi orang-orang mu’min dan agar Dia menunjuki kalian kepada jalan yang lurus. Yang dimaksud dengan disegerakan untuk mereka hal ini adalah ghonimah dalam penaklukkan Khoibar sebagaimana yang dikatakan oleh Mujahid. Dan dalam peperangan ini Alloh Y menjaga kaum mu’minin dari keburukan yang ditujukan oleh para musuh kepada kaum mu’minin dalam peperangan tersebut, dan Alloh Y juga menjaga keluarga dan isteri yang mereka tinggal dari keburukan, agar hal itu dijadikan sebagai pelajaran bagi mereka, sesungguhnya Alloh Y telah menjaga dan menolong mereka dari para musuh padahal jumlah mereka sangatlah sedikit dibanding dengan jumlah musuh, sesungguhnya Alloh Y maha mengetahui akan akibat baiknya suatu perkara dan bahwasannya kebaikan itu adalah apa yang telah dipilih Alloh Y untuk kaum mu’minin walaupun kaum mu’minin tidak menyukai yang tampak bagi mereka dari perkara itu, seperti dalam perdamaian Hudaibiyyah, sebagian kaum mu’minin tidak menyukai perdamaian itu karena secara tampak bagi mereka itu adalah kerendahan bagi kaum mu’minin, namun Alloh Y mengetahui akibatnya suatu perkara bahwa perdamaian ini akan membawa kebaikan yang sangat banyak bagi mereka. Dan Alloh  membimbing mereka kejalan yang lurus dengan sebab tunduknya mereka terhadap perintahNya dan mentaatiNya dan patuh terhadap Rosululloh r. وَأُخْرَى لَمْ تَقْدِرُوا عَلَيْهَا قَدْ أَحَاطَ اللَّهُ بِهَا وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرًا 21 21. dan telah menjanjikan pula kemenangan-kemenangan yang lain atas negeri-negeri yang kamu belum dapat menguasainya yang sungguh Alloh telah menentukan-Nya. dan adalah Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yaitu Alloh Y menjanjikan kepada kaum mu’minin akan ghonimah dan kemenangan-kemenangan yang lain atas negeri-negeri yang belum dapat mereka taklukkan, maka sungguh Alloh Y telah memudahkan hal itu bagi mereka dan telah menentukannya. Ahli tafsir berselisih tentang ghonimah dan kemenangan-kemenangan yang dimaksud dalam ayat ini, ada yang mengatakan dia adalah kemenangan dalam penaklukkan Khoibar, dan ada yang mengatakan dalam penaklukkan Mekkah, ada yang mengatakan penaklukkan Persia dan Rum dan ada yang mengatakan dia adalah semua kemenangan dan ghonimah. وَلَوْ قَاتَلَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوَلَّوُا الْأَدْبَارَ ثُمَّ لَا يَجِدُونَ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا 22 22. dan sekiranya orang-orang kafir itu memerangi kalian pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang kalah kemudian mereka tiada memperoleh pelindung dan tidak pula penolong. Ini merupakan kabar gembira untuk kaum mu’minin, bahwa Alloh Y akan menolong mereka, dan kaum musyrikin pasti akan melarikan diri membawa kekalahan, tidak mendapat pelindung tidak pula penolong karena mereka memerangi Alloh dan Rosul-Nya dan kaum mu’minin. سُنَّةَ اللَّهِ الَّتِي قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلُ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلًا 23 23. sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu. Yang demikian itu merupakan sunnatulloh dan kebiasaan-Nya terhadap makhluknya, Alloh Y akan memenangkan iman dan mengalahkan kekufuran, mengangkat kebenaran dan menghapus kebatilan, sebagaimana dalam perang Badar, Alloh  memenangkan kaum mu’minin dan menolong mereka padahal jumlah dan persiapan mereka sangatlah sedikit. وَهُوَ الَّذِي كَفَّ أَيْدِيَهُمْ عَنْكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ عَنْهُمْ بِبَطْنِ مَكَّةَ مِنْ بَعْدِ أَنْ أَظْفَرَكُمْ عَلَيْهِمْ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا 24 24. dan Dia-lah yang menahan tangan mereka dari membinasakan kalian dan menahan tangan kalian dari membinasakan mereka di tengah kota Mekah sesudah Alloh memenangkan kalian terhadap mereka, dan adalah Alloh Maha melihat apa yang kalian kerjakan. Ini merupakan karunia Alloh  kepada kaum mu’minin, Alloh  telah menahan kaum musyrikin untuk membinasakan kaum mu’minin, demikian pula sebaliknya, Alloh  telah menahan kaum mu’minin untuk memerangi kaum musyrikin sehingga tidak terjadi peperangan dimasjidil harom, maka Alloh  telah menjaga keduanya untuk saling berperang dan mewujudkan perdamaian yang membawa kebaikan yang sangat besar untuk kaum mu’minin. هُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا وَصَدُّوكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَالْهَدْيَ مَعْكُوفًا أَنْ يَبْلُغَ مَحِلَّهُ وَلَوْلَا رِجَالٌ مُؤْمِنُونَ وَنِسَاءٌ مُؤْمِنَاتٌ لَمْ تَعْلَمُوهُمْ أَنْ تَطَئُوهُمْ فَتُصِيبَكُمْ مِنْهُمْ مَعَرَّةٌ بِغَيْرِ عِلْمٍ لِيُدْخِلَ اللَّهُ فِي رَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ لَوْ تَزَيَّلُوا لَعَذَّبْنَا الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا 25 25. merekalah orang-orang yang kafir dan yang menghalangi kalian dari masuk Masjidil Haram dan menghalangi hewan korban sampai ke tempat penyembelihannya. dan kalau tidaklah karena laki-laki yang mu’min dan perempuan-perempuan yang mu’minah yang tiada kalian ketahui, bahwa kalian akan membunuh mereka yang menyebabkan kamu ditimpa kesusahan tanpa pengetahuanmu tentulah Alloh tidak akan menahan tanganmu dari membinasakan mereka. supaya Alloh memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Sekiranya mereka tidak bercampur-baur, tentulah Kami akan mengazab orang-orang yang kafir di antara mereka dengan azab yang pedih. Alloh  mengkhabarkan tentang kaum musyrikin dari kaum Quraiys bahwa merka itulah yang telah menghalangi kaum mu’minin untuk memasuki masjidil harom untuk melakukan haji dan menghalangi hewan korban mereka untuk sampai ketempat penyembeihannya, dan ini merupakan kekejian mereka terhadap kaum mu’minin. Kalaulah bukan karena adanya sebagian orang beriman di tengah-tengah kaum musyrikin dalam keadaan mereka menyembunyikan imannya karena takut kaum musyrikin akan membinasakan mereka, maka tentu Alloh  akan menguasakan kaum mu’minin untuk membinasakan kaum musyrikin dengan memerangi mereka. Akan tetapi Alloh  menahan kaum mu’minin dari peperangan karena sebagian orang-orang beriman yang menyembunyikan imannya ada di tengah-tengah kaum musyrikin yang tidak diketahui oleh kaum mu’minin, sehingga bisa jadi sebagian orang-orang yang beriman itu akan terbunuh di tangan kaum mu’minin sendiri sehinga mereka akan terjerumus dalam perbuatan dosa, maka Alloh  mengakhirkan kebinasanan kaum musyrikin demi menyelamatkan sebagian orang yang beriman yang berada di tengah-tengah mereka agar mereka kembali kepada islam. Seandainya kaum musyrikin itu terpisah dari sebagian orang beriman yang ada di tengah-tengah mereka, niscaya Alloh  akan menguasakan kaum mu’minin untuk memerangi mereka. Diriwayatkan dari hadits Abdulloh bin Mughoffal t bahwa beliau berkata كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْحُدَيْبِيَةِ فِي أَصْلِ الشَّجَرَةِ الَّتِي قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ، وَكَانَ يَقَعُ مِنْ أَغْصَانِ تِلْكَ الشَّجَرَةِ عَلَى ظَهْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ وَسُهَيْلُ بْنُ عَمْرٍو بَيْنَ يَدَيْهِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِعَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ اكْتُبْ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ» . فَأَخَذَ سُهَيْلُ بْنُ عَمْرٍو بِيَدِهِ، فَقَالَ مَا نَعْرِفُ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، اكْتُبْ فِي قَضِيَّتِنَا مَا نَعْرِفُ، قَالَ اكْتُبْ بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ» . فَكَتَبَ هَذَا مَا صَالَحَ عَلَيْهِ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَهْلَ مَكَّةَ» . فَأَمْسَكَ سُهَيْلُ بْنُ عَمْرٍو بِيَدِهِ، وَقَالَ لَقَدْ ظَلَمْنَاكَ إِنْ كُنْتَ رَسُولَهُ، اكْتُبْ فِي قَضِيَّتِنَا مَا نَعْرِفُ. فَقَالَ اكْتُبْ هَذَا مَا صَالَحَ عَلَيْهِ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، وَأَنَا رَسُولُ اللَّهِ» ، فَكَتَبَ. فَبَيْنَا نَحْنُ كَذَلِكَ إِذْ خَرَجَ عَلَيْنَا ثَلَاثُونَ شَابًّا عَلَيْهِمُ السِّلَاحُ، فَثَارُوا فِي وُجُوهِنَا، فَدَعَا عَلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَخَذَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِأَبْصَارِهِمْ [ص355]، فَقَدِمْنَا إِلَيْهِمْ فَأَخَذْنَاهُمْ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَلْ جِئْتُمْ فِي عَهْدِ أَحَدٍ، أَوْ هَلْ جَعَلَ لَكُمْ أَحَدٌ أَمَانًا؟» فَقَالُوا لَا، فَخَلَّى سَبِيلَهُمْ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ {وَهُوَ الَّذِي كَفَّ أَيْدِيَهُمْ عَنْكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ عَنْهُمْ بِبَطْنِ مَكَّةَ مِنْ بَعْدِ أَنْ أَظْفَرَكُمْ عَلَيْهِمْ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا} [الفتح 24] ” Kami dahulu bersama Rosululloh r di Hudaibiyyah di bawah pohon yang dikatakan oleh Alloh  dalam Al-Qur’an. Dan jatuh dari ranting pohon itu di atas punggung Rosululloh r sedangkan Ali bin Abi Tholib dan Suhail bin Amr berada di hadapan beliau, maka beliau r berkata kepada Ali t “Tulislah بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ,” maka Suhail bin Amr mengambil tangannya dan mengatakan “Kami tidak mengetahui الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ, tulislah dalam urusan kami apa yang kami ketahui”. Maka Rosululloh r berkata “Tulislah “ بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ» maka Ali t menulis “Ini adalah perdamaian Rosululloh r untuk penduduk Mekkah”, lalu Suhail bin Amr menahan tangannya dan mengatakan “Maka sungguh kami telah menzolimi kamu jika kamu adalah Rosul utusan Alloh, tulislah dalam urusan kami apa yang kami ketahui”, maka Rosululloh r mengatakan “Tulislah ini adalah perdamaian Muhammad bin Abdillah bin Abdil Muttholib dan aku adalah utusan Alloh”, maka Ali pun menulisnya. Ketika kami dalam keadaaan itu, tiba-tiba keluar 30 pemuda membawa senjata, maka mereka berhamburan di hadapan kami, lalu Rosululloh r mendoakan jelek atas mereka, maka Alloh r menghilangkan pandangan mereka, maka kami datangi mereka dan kami tangkap mereka, lalu Rosululloh r berkata “Apakah kalian datang dalam perjanjian seseorang, ataukah ada seseorang yang memberi keamanan untuk kalian?” Mereka menjawab “Tidak,” lalu Rosululloh  melepaskan mereka, maka Alloh  menurunkan ayat {وَهُوَ الَّذِي كَفَّ أَيْدِيَهُمْ عَنْكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ عَنْهُمْ بِبَطْنِ مَكَّةَ مِنْ بَعْدِ أَنْ أَظْفَرَكُمْ عَلَيْهِمْ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا} [19] إِذْ جَعَلَ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْحَمِيَّةَ حَمِيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَى رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَلْزَمَهُمْ كَلِمَةَ التَّقْوَى وَكَانُوا أَحَقَّ بِهَا وَأَهْلَهَا وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا 26 26. ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan yaitu kesombongan Jahiliyah lalu Alloh menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mu’min dan Alloh mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Alloh Maha mengetahui segala sesuatu. Yaitu ketika mereka menolak untuk ditulis بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ» dan هَذَا مَا صَالَحَ عَلَيْهِ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَهْلَ مَكَّةَ» karena kesombongan yang tertanam dalam hati mereka. Dan yang dimaksud dengan kalimat taqwa dalam ayat tadi adalah kalimat LAA ILAHA ILLALLOH. Dan tafsir ini dinukilkan dari Ali bin Abi Tholib[20], dan Ibnu Umar[21], Ibnu Abbas t[22], dan Atho’ bin Abi Robah, Miswar[23], Sa’id bin Abi Jubair, Atho’ Al-Khurosani[24], Qotadah dan Amr bin Maimun[25], dan Ikrimah[26] dan Mujahid[27]. Diriwayatkan dari Ubai bin Ka’b t bahwa dia mendengar Rosululloh r berkata {وَأَلْزَمَهُمْ كَلِمَةَ التَّقْوَى} [الفتح 26] قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ» “firman Alloh Alloh mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa, beliau mengatakan yaitu LAA ILAAHA ILLALLOH”.[28] لَقَدْ صَدَقَ اللَّهُ رَسُولَهُ الرُّؤْيَا بِالْحَقِّ لَتَدْخُلُنَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ آمِنِينَ مُحَلِّقِينَ رُءُوسَكُمْ وَمُقَصِّرِينَ لَا تَخَافُونَ فَعَلِمَ مَا لَمْ تَعْلَمُوا فَجَعَلَ مِنْ دُونِ ذَلِكَ فَتْحًا قَرِيبًا 27 27. Sesungguhnya Alloh akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya yaitu bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Alloh dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Alloh mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat. Sebelum terjadinya perdamaian Hudaibiyyah, Rosululloh r bermimpi bahwa beliau memasuki Mekkah dan melakukan tawaf di Ka’bah, maka beliaupun mengkhabarkan mimpinya itu kepada para sahabatnya dan ketika itu beliau di Madinah. Kemudian ketika mereka berangkat ke Mekkah di tahun Hudaibiyyah[29], sahabat tidak ragu lagi bahwa mimpi Rosululloh r tersebut akan terbukti di tahun ini, namun yang terjadi mereka tidak dapat memasuki Mekkah di tahun ini hingga terjadi perdamaian Hudaibiyyah, dan mereka harus kembali ke Madinah namun mereka akan memasuki Mekkah di tahun yang akan datang. Maka terjadilah sedikit kegoncangan di hati sebagian sahabat sampai-sampai Umar t berkata kepada Rosululloh r ” Bukankah Engkau telah mengkhabarkan bahwa kita akan mendatangi Ka’bah dan melakukan tawaf padanya? Beliau menjawab “Benar, tapi apakah aku mengkhabarkan kepadamu bahwa kita akan memasukinya di tahun ini?” Umar t menjawab “tidak”, maka beliau berkata “Sesungguhnya engkau akan memasukinya dan melakukan tawaf padanya”. Kemudian setelah kembalinya Nabi r ke Madinah di tahun Hudaibiyyah tersebut yang terjadi di bulan Dzul Qo’dah tahun keenam, beliaupun menetap di Madinah di bulan Dzul Hijjah hingga Muharram. Kemudian di bulan Sofar beliau keluar ke Khoibar dan Alloh Y memenangkannya dalam menaklukkan Khoibar, kemudian beliau kembali ke Madinah. Kemudian pada tahun ketujuh di bulan Dzul Qo’dah keluarlah beliau dan para sahabat yang ikut dalam perdamaian Hudaibiyyah menuju Mekkah untuk melakukan umroh yang dikenal dengan Umrotul qodho’, beliau melakukan ihrom dari Dzul Hulaifah dan membawa hewan sembelihan. Maka Rosululloh r berhasil memasuki kota Mekkah dan para pemuka Quraisy keluar dari Mekkah supaya tidak menyaksikan Rosululloh r dan para sahabatnya karena rasa dengki yang ada dalam hati mereka, adapun selain mereka dari penduduk Mekkah kaum lelaki, wanita dan anak-anak mereka duduk di jalan dan dirumah-rumah mereka menyaksikan Rosululloh r dan para sahabatnya mengucapkan kalimat talbiyyah. Maka umrotul qodho’ inilah bukti dan kenyataan dari mimpi Rosululloh r yang dikabarkan oleh Alloh Y dalam ayat ini, mereka dapat memasuki kota Mekkah dalam keadaan aman dan setelah memasukinya mereka tidak merasa takut dari siapapun, sebagian mereka mencukur rambutnya dan sebagian yang lain menguntingnya yang disebut dengan taqshir. Maka Alloh Y mengetahui hikmah dan maslahatnya ketika mereka tidak dapat memasuki Mekkah di tahun keenam dan kemudian memasukinya di tahun ketujuh yang mana hikmah ini tidak diketahui oleh mereka[30]. Dan sebelum itu Alloh Y telah memberikan kemenangan yang dekat yaitu perdamaian Hudaibiyyah. Kemudian Alloh Y memberi kabar gembira kepada kaum mu’minin bahwa Alloh Y akan menolong RosulNya maka Alloh Y berfirman هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا 28 28. Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. dan cukuplah Alloh sebagai saksi. Rosululloh r diutus oleh Alloh Y dengan membawa petunjuk dan agama yang hak yaitu ilmu yang bermanfaat dan amal soleh, karena syariat ini mengandung dua perkara yaitu ilmu dan amal, hal ini untuk memenangkan atas semua agama yang ada di muka bumi ini, baik dari kalangan arab ataupun yang bukan arab, maka cukuplah Alloh Y sebagai saksi bahwa Muhammad itu adalah utusan-Nya dan Alloh Y adalah penolongnya. مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا 29 29. Muhammad itu adalah utusan Alloh dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Alloh dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, lalu tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Alloh hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir dengan mereka. Alloh menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. Dalam ayat ini Alloh Y mengkhabarkan bahwa Muhammad r itu betul-betul utusan Alloh Y tanpa ada keraguan lagi, kemudian Alloh Y mengkhabarkan beberapa sifat para sahabat Nabi r, di antara sifat mereka yang pertama adalah mereka bersifat keras terhadap orang-orang kafir dan mereka sangat berkasih sayang terhadap kaum mu’minin, sebagaimana Alloh Y berfirman يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ 54. Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kalian yang murtad dari agamanya, Maka kelak Alloh akan mendatangkan suatu kaum yang Alloh mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir. {QS Al-Maidah 54} Dan Rosululloh r bersabda dalam hadits Nu’man bin Basyir t مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى “Permisalan kaum mu’minin dalam saling cinta, saling sayang dan kelemahlembutan mereka seperti satu jasad, jika mengeluh darinya satu anggota badan maka akan saling menyerulah untuknya semua jasadnya karena begadang dan demam”. Bukhori Muslim. Sifat yang kedua mereka ruku’ dan sujud mencari keridhoan Alloh Y, maknanya mereka banyak melakukan solat dan amalan soleh, hal itu dilakukan oleh mereka demi mendapatkan apa yang ada di sisi Alloh Y berupa surga, bukan karena ingin pujian ataupun kenikmatan dunia, hal ini menunjukkan akan keikhlasan mereka dalam amalan. Sifat yang ketiga tanda-tanda mereka tampak di wajah mereka dari bekas sujud, yaitu tampak di wajah mereka sifat yang baik, khusyu’ dan tawadhu’, karena solat itu membuat wajah menjadi bagus, sebagaimana yang dikatakan oleh As-Suddi. Sifat yang keempat mereka melindungi, membantu dan menolong Rosululloh r yang dipermisalkan oleh Alloh Y dengan tunas pohon yang menguatkan pokoknya hingga tumbuh menjadi besar, hal itu untuk menjengkelkan orang-orang kafir[31]. Sahabat memiliki banyak kemuliaan yang tidak dimiliki oleh selain mereka, karena itu Rosululloh r bersabda dalam hadits Abu Huroiroh t لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي، لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي، فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا، مَا أَدْرَكَ مُدَّ أَحَدِهِمْ، وَلَا نَصِيفَهُ “Janganlah kalian mencela para sahabatku, demi dzat yang jiwaku berada di tanganNya seandainya salah seorang dari kalian menginfaqkan semisal gunung Uhud berupa emas, maka dia tidak akan bisa mencapai satu mudnya salah seorang dari mereka tidak pula setengahnya”. Bukhori Muslim. SURAT AL-HUJUROT بسم الله الرحمن الرحيم يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ 1 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Alloh dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha mendengar lagi Maha mengetahui. Allloh Y mengajarkan kepada kaum mu’minin adab yang baik dalam bergaul terhadap Rosululloh r agar memuliakan beliau, menghormati dan mengagungkannya. Makna ayat janganlah mendahului Rosululloh r dalam segala perkara, bahkan kamu harus mengikut kepada Rosululloh r dalam segala urusan, baik dalam menetapkan keputusan ataupun yang lainnya, dan takutlah kamu kepada Alloh Y dalam hal yang telah diperintahkan-Nya kepadamu, sesungguhnya Alloh Y maha mendengar terhadap semua perkataanmu, dan maha mengetahui atas niatmu. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلَا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ 2 2. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian meninggikan suara kalian melebihi suara Nabi, dan janganlah kalian berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kalian terhadap sebagian yang lain, supaya tidak terhapus amalan kalian, sedangkan kalian tidak menyadari. Ini merupakan adab berikutnya yang diajarkan Alloh Y terhadap kaum mu’minin, agar mereka tidak mengangkat suaranya di hadapan Rosululloh r melebihi dari suara beliau, begitu pula mereka dilarang untuk mengeraskan suara ketika berbicara kepada Rosululloh r seperti dia berbicara dengan musuhnya, bahkan mereka harus berbicara dengan beliau dengan penuh hormat dan ketenangan. Yang demikian itu dilarang oleh Alloh Y karena ditakutkan akan meyebabkan beliau marah, maka Allohpun akan marah karena marahnya beliau, sehingga Alloh Y akan menghapus amalan orang yang telah membuat Rosululloh r marah sedangakan orang itu tidak menyadari. Sebagaimana dalam hadits Abu Huroiroh t إِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ، لاَ يُلْقِي لَهَا بَالًا، يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ، وَإِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ، لاَ يُلْقِي لَهَا بَالًا، يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ “Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan suatu kalimat yang meridhokan Alloh tanpa dia peduli/menyadari dengan kelimat itu sedangkan Alloh Y mengangkat derajatnya dengan sebab kalimat itu, dan sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan suatu kalimat yang yang membuat Alloh Y murka tanpa dia peduli/menyadari dengan kalimat itu sedangkan dia jatuh dalam neraka dengan sebab kalimat itu.” HR. Bukhori إِنَّ الَّذِينَ يَغُضُّونَ أَصْوَاتَهُمْ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ أُولَئِكَ الَّذِينَ امْتَحَنَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ لِلتَّقْوَى لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ 3 3. Sesungguhnya orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka Itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Alloh untuk bertaqwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar. Ini merupakan anjuran dan bimbingan dari Alloh Y untuk merendahkan suara di hadapan Rosululloh r, dan orang-orang yang merendahkan suaranya di hadapan Rosululloh r mereka itulah yang diuji hatinya untuk bertaqwa yaitu Alloh Y menjadikan hatinya berhak menjadi pemilik ketaqwaan, dan Alloh Y akan memberi ampunan dan pahala yang besar bagi mereka. إِنَّ الَّذِينَ يُنَادُونَكَ مِنْ وَرَاءِ الْحُجُرَاتِ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ 4 4. Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari luar kamarmu kebanyakan mereka tidak mengerti. Ini merupakan celaan bagi orang-orang yang memanggil Rosululloh r dari balik rumahnya sebagaimana yang dilakukan oleh para badwi, Alloh Y katakan mereka itu tidak mengerti. وَلَوْ أَنَّهُمْ صَبَرُوا حَتَّى تَخْرُجَ إِلَيْهِمْ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ 5 5. dan kalau sekiranya mereka bersabar sampai kamu keluar menemui mereka Sesungguhnya itu lebih baik bagi mereka, dan Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Setelah Alloh Y mencela mereka, Alloh Y membimbing mereka akan adab yang baik dalam hal memanggil Rosululloh r yaitu dengan mereka bersabar sampai Rosululloh r keluar menemui mereka, sekiranya mereka melakukan hal itu maka itu adalah kebaikan bagi mereka di dunia dan akhirat. Kemudian Alloh Y menganjurkan mereka agar bertaubat karena Alloh Y maha pengampun lagi maha penyayang. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ 6 6. Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. Ini merupakan perintah dari Alloh Y agar meneliti berita yang dibawa oleh orang yang fasik, agar tidak memutusakan hukum berdasarkan ucapannya sehingga dia menjadi keliru ataupun pendusta karena berita tidak sesuai dengan kenyataan yang ada[32]. وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللَّهِ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِنَ الْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ 7 7. dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. kalau ia menuruti kemauanmu dalam kebanyakan urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, akan tetapi Alloh menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. mereka Itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, Ketahuilah bahwa di tengah-tengah kalian ada Rosululloh r, maka agungkanlah beliau, dan seganlah dan beradablah terhadapnya dan tunduklah terhadap perintahnya, sesungguhnya beliau lebih mengerti tentang maslahat kalian daripada kalian, pandangan beliau untuk kalian itu lebih sempurna dari pada pandangan kalian terhadap diri kalian sendiri, seandainya beliau menuruti kalian dalam semua pilihan kalian maka hal itu akan menimbulkan kesulitan dan kesusahan bagi kalian. Akan tetapi Alloh Y menjadikan kalian itu cinta kepada keimanan dan menjadikannya indah di hati-hati kalian, dan menjadikan kalian itu benci terhadap kekufuran, kefasikan dosa-dosa besar dan seluruh kemaksiatan, dan mereka yang tersifati dengan sifat-sifat ini mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَنِعْمَةً وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ 8 8. sebagai karunia dan nikmat dari Alloh. dan Alloh Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Pemberian yang telah dianugerahkan kepada kalian ini merupakan karunia dan nikmat Alloh Y kepada kalian, dan Alloh Y maha mengetahui terhadap orang yang berhak mendapatkan petunjuk dan maha bijaksana dalam semua ucapan, perbuatan, syariat dan taqdirnya. وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ 9 9. dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang[33] hendaklah kalian damaikan antara keduanya. Tapi kalau yang satu bertindak lalim terhadap yang lain, hendaklah yang bertindak lalim itu kalian perangi sampai surut kembali pada perintah Alloh. kalau mereka telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kalian berlaku adil; Sesungguhnya Alloh mencintai orang-orang yang berlaku adil. Alloh Y memerintahkan agar mendamaikan antara kaum mu’minin yang bertikai dan berperang, dan jika satu pihak masih bertindak lalim terhadap pihak yang lain maka perangilah pihak yang lalim itu sampai mereka kembali kepada perintah Alloh dan Rosul-Nya, tunduk terhadap kebenaran dan mentaatinya, dan jika pihak itu mau kembali dan tunduk kepada kebenaran maka damaikanlah antara dua pihak itu dengan cara yang adil karena sesungguhnya Alloh Y mencintai orang-orang yang berlaku adil. إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ 10 10. orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah perbaikilah hubungan antara kedua saudara kalian itu dan takutlah terhadap Alloh, supaya kalian mendapat rahmat. Sesungguhnya kaum mu’minin itu adalah saudara seagama, sebagaimana Rosululloh r bersabda dalam hadits Ibnu Umar t المُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يُسْلِمُهُ “Seorang muslim adalah saudara seorang muslim, maka tidak boleh mendzoliminya dan tidak pula membiarkannya bersama orang yang menyakitinya.” HR. Bukhori Muslim. Maka damaikanlah antara mereka yang saling berperang itu karena mereka saling bersaudara, dan takutlah kalian kepada Alloh Y dalam segala urusan kalian supaya kalian mendapat rahmat, ini merupakan pernyataan dari Alloh Y bagi orang yang bertaqwa bahwa mereka akan mendapat rahmat Alloh Y. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ 11 11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kaum laki-laki merendahkan kaum laki-laki yang lain, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula kaum wanita merendahkan kaum wanita lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan Janganlah suka mencela antara sesama kalian dan jangan memanggil dengan gelar-gelar buruk. Seburuk-buruk sifat adalah kefasikan sesudah iman. Dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka Itulah orang-orang yang zalim. Alloh Y melarang kaum mu’minin lelaki dan wanita untuk meremehkan dan mengejek orang lain, karena bisa jadi yang diremehkan itu lebih baik daripada yang meremehkan, dan Alloh Y juga melarang untuk mencela orang lain dan juga memanggil seorang mu’min dengan gelar[34], karena itu merupakan seburuk-buruk panggilan, itulah yang dimaksud dengan kalimat fasik dalam ayat tadi, yaitu saling memanggil dengan gelar, dan barangsiapa yang tidak bertobat dari perbuatan ini maka dia termasuk dari orang yang dzolim. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ 12 12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka kecurigaan, karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Dalam ayat ini Alloh Y melarang 3 perkara Yang pertama melarang dari prasangka buruk terhadap seorang mu’min, sebagaimna Rosululloh r bersabda dalam hadits Abu Huroiroh t إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ، فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الحَدِيثِ، وَلاَ تَجَسَّسُوا، وَلاَ تَحَسَّسُوا، وَلاَ تَبَاغَضُوا، وَكُونُوا إِخْوَانًا، “Hati-hatilah kalian dari persangkaan, sesungguhnya persangkaan itu adalah sedusta-dustanya berita, dan janganlah mncari-cari keburukan orang lain dan janganlah mencari-cari informasi tentang orang lain, dan janganlah saling membenci, dan menjadilah kalian bersaudara.” HR. Bukhori Muslim. Yang kedua mencari-cari keburukan orang lain, sebgaimana dalam hadits Abu Huroiroh t yang telah lalu. Yang ketiga Ghibah, yaitu menceritakan keburukan orang lain, sebagaimana Rosululloh r telah mentafsirkannya dalam hadits Abu Huroiroh t قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْغِيبَةُ؟ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ» قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ؟ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ بَهَتَّهُ» “Dikatakan wahai Rosululloh apakah ghibah itu? Beliau menjawab “Kamu menyebutkan saudaramu dengan sesuatu yang dia benci.” Dikatakan lagi “Bagaimana menurutmu jika pada saudaraku itu betul-betul ada yang aku katakan?” Beliau menjawab “Jika padanya betul-betul ada apa yang kamu katakan maka sungguh kamu telah menghibahi dia, dan jika tidak ada padanya maka kamu telah membuat kebohongan atasnya”. HR. Abu Dawud. Kemudian Alloh Y memisalkan perkara ghibah ini dengan memakan daging seorang muslim yang sudah mati, yaitu sebagaimana tabiat kalian tidak suka untuk memakan daging seorang muslim yang sudah mati maka demikianlah hendaknya kalian tidak suka untuk menghibah seorang muslim, karena akibat dan hukuman ghibah itu lebih menyakitkan dari pada hukuman memakan daging seorang muslim yang sudah mati, karena kehormatan seorang muslim itu haram untuk dirusak, sebagaimana Rosululloh r bersabda dalam hadits Abu Huroiroh r كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ، دَمُهُ، وَمَالُهُ، وَعِرْضُهُ “Setiap muslim atas muslim yang lain haram, yaitu darahnya, hartanya dan kehormatannya”. HR Muslim Dan takutlah kalian kepada Alloh Y atas semua perintah dan larangannya, sesungguhnya Alloh Y maha penerima taubat orang yang bertobat kepada-Nya[35] dan maha penyayang bagi orang yang mau kembali kepada-Nya. يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ 13 13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Alloh ialah orang yang paling taqwa di antara kalian. Sesungguhnya Alloh Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. Dalam ayat ini Alloh Y mengkhabarkan bahwa manusia itu diciptakan dari satu jiwa, kemudian menciptakan pasangannya dari jiwa tersebut, yaitu Adam dan Hawa, kemudian menjadikan manusia itu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar mereka saling mengenal. Karena itu janganlah berbuat ghibah karena sesungguhnya manusia itu diciptakan dari satu jiwa yang memiliki kedudukan yang sama karena semua asalnya dari tanah. Yang membedakan antara mereka hanyalah ketaqwaan, karena itu Alloh Y mengatakan “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Alloh Y ialah orang yang paling taqwa di antara kalian” yaitu kemuliaan di sisi Aloh Y hanyalah diukur dengan ketaqwaan seseorang, bukan karena bagus dan mulianya keturunan. Rosululoh r bersabda dalam hadits Abu Huroiroh t إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ “Sesungguhnya Alloh Y tidak melihat kepada bentuk dan harta kalian, akan tetapi melihat kepada hati dan amalan kalian”. HR. Muslim. قَالَتِ الْأَعْرَابُ آمَنَّا قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ وَإِنْ تُطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَا يَلِتْكُمْ مِنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ 14 14. orang-orang Arab Badwi itu berkata “Kami telah beriman”. Katakanlah “Kamu belum beriman, tapi Katakanlah kami telah islam, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Alloh dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; Sesungguhnya Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Dalam ayat ini Alloh Y mengingkari orang-orang badwi yang baru masuk islam kemudian mengaku-ngaku bahwa dirinya telah mencapai derajat iman padahal keimanan mereka belumlah kokoh dalam hati mereka. Maka ayat ini menunjukkan bahwa iman itu lebih khusus dan lebih tinggi derajatnya dari pada islam, maknanya setiap orang yang beriman mu’min pasti dia itu muslim, tapi tidak setiap muslim dia itu mu’min dengan iman yang sempurna. Dan ini merupakan keyakinan ahlu sunnah, menunjukkan atas hal itu hadits Jibril ketika menanya Rosululloh r tentang islam kemudian tentang iman kemudian tentang ihsan, maka hal itu menunjukkan bahwa Iman itu lebih khusus daripada islam, dan ihsan itu lebih khusus daripada iman. Dan Hadits Sa’d bin Abi Waqqosh t قَسَمَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَسْمًا، فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ، أَعْطِ فُلَانًا فَإِنَّهُ مُؤْمِنٌ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ مُسْلِمٌ» أَقُولُهَا ثَلَاثًا، وَيُرَدِّدُهَا عَلَيَّ ثَلَاثًا أَوْ مُسْلِمٌ» “Rosululloh r membagikan suatu bagian, maka aku berkata “Wahai Rosululloh berilah si fulan sesungguhnya dia itu mu’min,” Maka Rosululloh r menjawab “Ataukah muslim?”, aku mengulangi ucapanku itu sebanyak tiga kali dan Rosululloh r mengulanginya untukku “Ataukah muslim?” sebanyak tiga kali. HR Bukhori Muslim. Maka hadits ini sangat jelas menunjukkan bahwa iman itu lebih khusus daripada islam, karena Rosululloh r membedakan antara iman dengan islam. Dan orang-orang badwi yang disebutkan dalam ayat tadi mereka adalah termasuk dari kaum muslimin bukan dari kaum munafiqin, hanya saja Alloh Y memberikan adab kepada mereka agar tidak mengaku-ngaku memiliki iman yang hakiki sementara mereka belum sampai derajat itu, dan ini adalah makna ucapan Ibnu Abbas, Ibrohim An-Nakho’i dan Qotadah, dan pendapat ini dipilih oleh Ibnu Jarir. إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ 15 15. Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang beriman kepada Alloh dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Alloh. mereka Itulah orang-orang yang benar. Yaitu orang yang beriman dengan iman yang sempurna mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Alloh dan Rosul-Nya dan mereka tidak ragu dengan hal itu bahkan mereka kokoh dalam satu keadaan yaitu benar-benar percaya dan membenarkan, dan mereka adalah orang-orang yang mencurahkan harta dan jiwa mereka di jalan Alloh Y, maka mereka itulah orang-orang yang jujur dan benar dalam ucapan mereka jika mereka berkata bahwa “Kami adalah orang beriman,” bukan seperti orang-orang badwi tadi. قُلْ أَتُعَلِّمُونَ اللَّهَ بِدِينِكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ 16 16. Katakanlah “Apakah kalian akan memberitahukan kepada Alloh tentang agama kalian, padahal Alloh mengetahui apa yang di langit dan apa yang di bumi dan Alloh Maha mengetahui segala sesuatu?” Yaitu apakah kalian memberitahukan kepada Alloh Y akan apa yang tersembunyi dalam hati kalian? Sedangkan Alloh Y tidak ada yang samar baginya sedikitpun yang ada di bumi dan di langit dari benda kecil ataupun yang besar karena Alloh Y maha mengetahui segala sesuatu. يَمُنُّونَ عَلَيْكَ أَنْ أَسْلَمُوا قُلْ لَا تَمُنُّوا عَلَيَّ إِسْلَامَكُمْ بَلِ اللَّهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلْإِيمَانِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ 17 17. mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah “Janganlah kalian merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislaman kalian, sebenarnya Alloh, Dialah yang melimpahkan nikmat kepada kalian dengan menunjuki kalian kepada keimanan jika kalian adalah orang-orang yang benar.” Yaitu orang-orang badwi merasa telah memberi nikmat kepada Rosululloh r dengan keislaman dan pertolongan mereka terhadap Rosululloh r, maka Alloh Y membantah mereka bahwa mereka jangalah merasa telah memberi nikmat kepada Rosululloh r dengan keislaman mereka, bahkan Allohlah yang telah memberi nikmat kepada mereka dengan menunjuki mereka kepada keimanan. إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ 18 18. Sesungguhnya Alloh mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Alloh Maha melihat apa yang kalian kerjakan. SURAT QOOF بسم الله الرحمن الرحيم ق وَالْقُرْآنِ الْمَجِيدِ 1 1. Qaaf, demi Al Quran yang sangat mulia. Alloh Y bersumpah dengan Al-Qur’an yang mulia dan agung, yang diturunkan dari sisi Alloh Y, yang tidak mengandung kebatilan sedikitpun. بَلْ عَجِبُوا أَنْ جَاءَهُمْ مُنْذِرٌ مِنْهُمْ فَقَالَ الْكَافِرُونَ هَذَا شَيْءٌ عَجِيبٌ 2 2. mereka tidak menerimanya bahkan mereka tercengang karena telah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari kalangan mereka sendiri, maka berkatalah orang-orang kafir ”Ini adalah suatu yang amat ajaib”. Yaitu orang-orang kafir merasa aneh akan diutusnya seorang Rosul dari kalangan manusia sebagai pemberi peringatan kepada mereka. أَإِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا ذَلِكَ رَجْعٌ بَعِيدٌ 3 3. Apakah kami setelah mati dan setelah menjadi tanah kami akan kembali lagi ?, itu adalah suatu pengembalian yang tidak mungkin. Orang-orang kafir merasa aneh juga akan terjadinya hari kebangkitan sehingga mereka mengatakan “Kalau kita mati dan tubuh sudah hancur dan kita sudah menjadi tanah, apakah mungkin kita akan dibangkitkan kembali, maka tidak mungkin kebangkitan itu akan terjadi.” قَدْ عَلِمْنَا مَا تَنْقُصُ الْأَرْضُ مِنْهُمْ وَعِنْدَنَا كِتَابٌ حَفِيظٌ 4 4. Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang dihancurkan oleh bumi dari tubuh-tubuh mereka, dan pada sisi Kamipun ada kitab yang memelihara mencatat. Yaitu Sungguh Alloh Y telah mengetahui bahwa bumi telah menghancurkan tubuh mereka dan ke manakah dan menjadi apakah tubuh yang hancur itu, sesungguhnya di sisi Alloh Y ada kitab yang mencatat hal itu semua بَلْ كَذَّبُوا بِالْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُمْ فَهُمْ فِي أَمْرٍ مَرِيجٍ 5 5. sebenarnya, mereka telah mendustakan kebenaran tatkala kebenaran itu datang kepada mereka, maka mereka berada dalam keadaan kacau balau. Demikianlah keadaan orang yang keluar dari jalur kebenaran, maka bagaimanapun mereka bicara ucapan mereka itu akan batil. أَفَلَمْ يَنْظُرُوا إِلَى السَّمَاءِ فَوْقَهُمْ كَيْفَ بَنَيْنَاهَا وَزَيَّنَّاهَا وَمَا لَهَا مِنْ فُرُوجٍ 6 6. Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ? Alloh Y mengkhabarkan kepada hamba akan sempurnanya kemampuan Alloh Y, sebagai perhatian untuk mereka bahwa penciptaan langit yang besar dengan bentuk yang sangat kokoh yang telah dihiasi dengan bintang-bintang itu lebih agung dan menakjubkan, maka kenapa mereka harus merasa heran dan menganggap tidak mungkin akan terjadinya hari kebangkitan, padahal itu lebih mudah di sisi Alloh Y. وَالْأَرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ 7 7. dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata, Begitu juga dengan penciptaan bumi dalam bentuk terhampar dan luas, kemudian diletakkan gunung-gunung agar bumi itu tidak goncang, dan ditumbuhkan padanya segala jenis tumbuhan yang indah dipandang mata. تَبْصِرَةً وَذِكْرَى لِكُلِّ عَبْدٍ مُنِيبٍ 8 8. untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali mengingat Alloh. Dengan meyaksikan penciptaan langit dan bumi dan yang ada di antara keduanya dari tanda-tanda kebesaran Alloh Y, itu merupakan bukti dan peringatan bagi hamba yang tunduk, takut dan kembali kepada Alloh Y. وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَارَكًا فَأَنْبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ 9 9. dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun dan biji-biji tanaman yang diketam, وَالنَّخْلَ بَاسِقَاتٍ لَهَا طَلْعٌ نَضِيدٌ 10 10. dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun- susun, رِزْقًا لِلْعِبَادِ وَأَحْيَيْنَا بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا كَذَلِكَ الْخُرُوجُ 11 11. untuk menjadi rezki bagi hamba-hamba Kami, dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati kering. Seperti itulah terjadinya kebangkitan. Alloh Y memisalkan hari kebangkitan itu dengan tanah yang tandus yang tidak dapat menumbuhkan tanaman, kemudian ketika air hujan turun membasahi tanah tersebut, maka tanah itu menjadi subur kembali dan menumbuhkan tanaman-tanaman yang indah dipandang mata. Ini menunjukkan bahwa Alloh Y mampu membangkitkan setelah kematian, tanah yang tandus saja dapat disuburkan kembali oleh Alloh Y, maka makhluk yang sudah hancurpun dapat dihidupkan kembali oleh Alloh Y karena hal itu lebih mudah di sisi Alloh Y. كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَأَصْحَابُ الرَّسِّ وَثَمُودُ 12 12. sebelum mereka telah mendustakan pula kaum Nuh dan penduduk Ross dan Tsamud, Alloh Y mengancam kaum kafir Quroisy yang telah mendustakan Rosululloh r, dengan menyebutkan bagaimana akibat yang dialami oleh para kaum sebelum mereka ketika mereka mendustakan nabi Alloh Y. Alloh Y hancurkan mereka dengan menurunkan azab yang pedih kepada mereka. Seperti kaumnya Nuh r yang telah ditenggelamkan Alloh Y dalam banjir yang sangat besar, demikian juga Alloh Y hancurkan penduduk negeri Ross, demikian pula dengan kaum Tsamud yang telah ditimpa bencana gempa bumi. وَعَادٌ وَفِرْعَوْنُ وَإِخْوَانُ لُوطٍ 13 13. dan kaum Aad, kaum Fir’aun dan kaum Luth, Demikian juga dengan kaum Aad yang telah dihancurkan Alloh Y dengan angin topan, begitu pula dengan kaum Luth kaum Sodom yang telah dihancurkan Alloh Y dengan hujan batu. وَأَصْحَابُ الْأَيْكَةِ وَقَوْمُ تُبَّعٍ كُلٌّ كَذَّبَ الرُّسُلَ فَحَقَّ وَعِيدِ 14 14. dan penduduk Aikah serta kaum Tubba’ semuanya telah mendustakan Rasul- Rasul Maka sudah semestinyalah mereka mendapat hukuman yang sudah diancamkan. Begitu juga yang dialami oleh penduduk Al-Aikah yaitu kaumnya Syu’aib r, Alloh Y hancurkan mereka dengan gempa bumi, dan kaum Tubba’ yaitu kaum Saba’ di negeri Yaman yang telah dihancurkan Alloh Y dengan banjir besar akibat runtuhnya bendungan Ma’rib. Semua kaum ini telah mendustakan Rosul Alloh Y, dan barangsiapa mendustakan seorang Rosul maka dia telah mendustakan semua Rosul. Maka mereka berhak mendapatkan azab yang telah diancamkan Alloh Y kepada mereka. Maka berhati-hatilah orang-orang yang mendustakan Rosul akan menimpa mereka azab yang pedih sebagaimana telah menimpa para ummat sebelum mereka, أَفَعَيِينَا بِالْخَلْقِ الْأَوَّلِ بَلْ هُمْ فِي لَبْسٍ مِنْ خَلْقٍ جَدِيدٍ 15 15. Maka apakah Kami letih dengan penciptaan yang pertama? Sebenarnya mereka dalam keadaan ragu-ragu tentang penciptaan yang baru. Apakah penciptaan pertama itu membuat kami lemah sehingga mereka ragu bisa dibangkitkan kembali di hari kebangkitan?! Kalau penciptaan pertama saja tidak melemahkan kami maka membangkitkan makhluk itu lebih mudah bagi kami. وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ 16 16. dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh jiwanya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, Alloh Y mengkhabarkan bahwa Alloh Y itu sang pencipta dan mengetahui segala sesuatu, sampai bisikan hati manusiapun baik dan buruknya Alloh Y mengetahuinya. Rosululloh r bersabda dalam hadits Abu Huroiroh t إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ تَجَاوَزَ لِأُمَّتِي عَمَّا حَدَّثَتْ بِهِ أَنْفُسَهَا، مَا لَمْ تَعْمَلْ، أَوْ تَكَلَّمْ بِهِ “Sesungguhnya Alloh Y memaafkan ummatku dari apa yang dibisikkan oleh jiwanya, selama tidak mengamalkannya atau mengucapkannya”. HR. Bukhori Muslim. Dan makna firman Alloh Y “Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya” yang dimaksud dengan kalimat kami adalah malaikat-Nya, maka maknanya adalah malaikat Alloh Y lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya dengan izin Alloh Y, bukan maknanya Alloh Y menyatu atau menempati dalam diri makhluknya, sesungguhnya Alloh Y tidak menyatu atau menempat di makhluknya, ayat ini seperti firman Alloh Y yang tercantum dalam surat Al-Waqi’ah ayat 85 وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْكُمْ وَلَكِنْ لَا تُبْصِرُونَ “dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. tetapi kamu tidak melihat” إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ 17 17. yaitu ketika dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri[36]. مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ 18 18. tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir. Tidak seorangpun mengucapkan suatu ucapan melainkan ada malaikat yang mengawasinya dengan mencatat ucapannya, baik ataupun buruknya. Dikatakan oleh ulama’ malaikat yang di sebelah kanan mencatat amal baiknya sedangkan yang di sebelah kiri mencatat amal buruknya. Ulama’ berselisih yang apakah yang dicatat itu semua ucapan, ataukah hanya ucapan yang memiliki balasan baik ataupun buruk? Yang dipilih oleh Ibnu Katsir adalah yang pertama, yaitu semua ucapan berdasarkan keumuman ayat tadi. وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيدُ 19 19. dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya. Sekerat maut yang selalu kamu hindari benar-benar datang menjemputmu. Ayat ini menunjukkan bahwa maut itu diringi dengan sekarat, sebagaimana Rosululloh r bersabda dalam hadits Aisyah t لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، إِنَّ لِلْمَوْتِ سَكَرَاتٍ ” LAA ILAHA ILLALLOH sesungguhnya maut itu memiliki sekarat”. HR. Bukhori وَنُفِخَ فِي الصُّورِ ذَلِكَ يَوْمُ الْوَعِيدِ 20 20. dan ditiuplah sangkakala[37]. Itulah hari terlaksananya ancaman. وَجَاءَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَعَهَا سَائِقٌ وَشَهِيدٌ 21 21. dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang Malaikat penggiring dan seorang Malaikat penyaksi. Yaitu malaikat yang menggiringnya kepadang mahsyar dan malaikat yang memberi persaksian atas amalannya. لَقَدْ كُنْتَ فِي غَفْلَةٍ مِنْ هَذَا فَكَشَفْنَا عَنْكَ غِطَاءَكَ فَبَصَرُكَ الْيَوْمَ حَدِيدٌ 22 22. Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari hal ini, maka Kami singkapkan darimu tutup yang menutupi matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam. Yaitu setiap jiwa itu lalai dari hari kebangkitan ini, maka ketika mereka telah menyaksikan hari kiamat itu, barulah mereka sadar dan penglihatan merekapun melihatnya dengan pandangan tajam dan kuat, karena setiap orang di hari itu akan jelas baginya perkara ini, sampai orang kafirpun mustaqim ketika itu, namun istiqomah mereka tidak lagi memberi manfaat kepada mereka. وَقَالَ قَرِينُهُ هَذَا مَا لَدَيَّ عَتِيدٌ 23 23. dan yang menyertai dia berkata “Inilah catatan amalnya yang tersedia pada sisiku”. Yaitu malaikat yang diberi tugas untuk mencatat amalan manusia akan memberikan persaksian, catatan amalan itu akan dihadirkan tanpa ada tambahan dan pengurangan. أَلْقِيَا فِي جَهَنَّمَ كُلَّ كَفَّارٍ عَنِيدٍ 24 24. Alloh berfirman “Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan menentang, Maka ketika manusia sudah dibangkitkan diakherat, maka tegaklah hari perhitungan, dan Alloh Y menetapkan hukum kepada makhluk sesuai dengan keadilannya, maka hukuman bagi orang yang kafir yang mendustakan dan menentang kebenaran adalah neraka Jahannam. Dan yang diperintah oleh Alloh Y untuk melemparkan orang-orang kafir kedalam neraka Jahannam dalam ayat ini adalah dua malaikat yaitu setelah malaikat menyeretnya ke lapangan perhitungan dan malaikat yang menjadi saksi telah memberikan persaksian atas amalan dan ingkarnya, maka Alloh Y perintah kedua malaikat itu untuk melemparkan orang kafir tersebut kedalam Jahannam. مَنَّاعٍ لِلْخَيْرِ مُعْتَدٍ مُرِيبٍ 25 25. yang sangat menghalangi kebajikan, melanggar batas lagi ragu-ragu, Orang kafir tersebut tidak menunaikan hak-hak yang wajib dia tunaikan, melampaui batas dalam mengeluarkan hartanya dan ragu-ragu dalam urusannya. الَّذِي جَعَلَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ فَأَلْقِيَاهُ فِي الْعَذَابِ الشَّدِيدِ 26 26. yang menyembah sembahan yang lain beserta Alloh, maka lemparkanlah dia ke dalam siksaan yang sangat keras”. Dan orang kafir tersebut mempersekutukan Alloh Y dengan yang yang lain, maka hukuman bagi orang tersebut adalah siksa yang pedih. قَالَ قَرِينُهُ رَبَّنَا مَا أَطْغَيْتُهُ وَلَكِنْ كَانَ فِي ضَلَالٍ بَعِيدٍ 27 27. Qorin yang menyertai dia berkata pula “Ya Tuhan Kami, aku tidak menyesatkannya tetapi Dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh”. Qorinnya adalah syetan[38], maka ketika telah terjadi hari perhitungan, syetan itu ingin berlepas diri dari perbuatannya menyesatkan manusia, maka diapun berkata bahwa dia tidak menyesatkan orang kafir itu, akan tetapi dia sendiri yang menyesatkan dirinya dan menerima kebathilan dan menentang kebenaran. Seperti dalam firman Alloh Y وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الْأَمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلَّا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي فَلَا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ مَا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِ مِنْ قَبْلُ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ 22. dan berkatalah syaitan tatkala perkara hisab telah diselesaikan “Sesungguhnya Alloh telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepada kalian tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian, melainkan sekedar aku menyeru kalian lalu kalian mematuhi seruan kalian, oleh sebab itu janganlah kalian mencerca aku akan tetapi cercalah diri kalian sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolong kalian dan kalianpun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatan kalian mempersekutukan aku dengan Alloh sejak dahulu”. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih. QS. Ibrohim 22. قَالَ لَا تَخْتَصِمُوا لَدَيَّ وَقَدْ قَدَّمْتُ إِلَيْكُمْ بِالْوَعِيدِ 28 28. Alloh berfirman “Janganlah kamu bertengkar di hadapan-Ku, Padahal sesungguhnya aku dahulu telah memberikan ancaman kepada kalian”. Di hari kiamat nanti, manusia akan bertengkar dengan qorinnya syetan yang menyesatkannya di hadapan Alloh Y, manusia mengatakan bahwa qorinnya itulah yang telah menyesatkannya, maka qorinnyapun berlepas diri dan mengatakan “Ya Tuhan Kami, aku tidak menyesatkannya tetapi Dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh”. Maka Alloh Y berkata kepada mereka “Janganlah kalian bertengkar di hadapan-Ku, padahal sesungguhnya aku dahulu telah memberikan ancaman kepada kalian” Yaitu memberi peringatan melalui lisan para Rosul, dan telah menurunkan kitab dan telah menegakkan hujjah, maka tidak ada lagi udzur bagi mereka. مَا يُبَدَّلُ الْقَوْلُ لَدَيَّ وَمَا أَنَا بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ 29 29. keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah dan Aku sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Ku Yaitu Alloh Y tidak menganiaya hamba-Nya dengan mengazabnya karena dosa orang lain, tetapi Alloh Y mengazabnya dengan sebab dosanya sendiri setelah ditegakkan hujjah atasnya. يَوْمَ نَقُولُ لِجَهَنَّمَ هَلِ امْتَلَأْتِ وَتَقُولُ هَلْ مِنْ مَزِيدٍ 30 30. dan ingatlah akan hari yang pada hari itu Kami bertanya kepada Jahannam “Apakah kamu sudah penuh?” Dia menjawab “Masih ada tambahan?” Maka di hari kiamat nanti Alloh Y akan berbicara dengan Jahannam dan Alloh Y bertanya kepadanya “Apakah kamu sudah penuh?”, karena Alloh Y menjanjikan akan memenuhi Jahannam dengan jin dan manusia, maka Jahannam pun menjawab ” Apakah masih ada tambahan?”, maka Alloh Y meletakkan telapak kakinya ke dalam Jahannam, barulah Jahannam mengatakan “cukup”, sebagaimana dalam hadits Abu Huroiroh t bahwa Rosululloh t bersabda يُقَالُ لِجَهَنَّمَ هَلِ امْتَلَأْتِ، وَتَقُولُ هَلْ مِنْ مَزِيدٍ، فَيَضَعُ الرَّبُّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى قَدَمَهُ عَلَيْهَا، فَتَقُولُ قَطْ قَطْ “ “Dikatakan kepada Jahannam “Apakah kamu sudah penuh?” Jahannam menjawab “Apakah ada tambahan?” Maka Alloh Y meletakkan telapak kaki-Nya ke dalamnya, maka Jahannam berkata “Cukup, cukup”[39]. HR Bukhori. Dan diriwayatkan juga dari hadits Anas t, وَأُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِينَ غَيْرَ بَعِيدٍ 31 31. dan didekatkanlah syurga itu kepada orang-orang yang bertaqwa, tiada jauh. Pada hari kiamat syurga akan didekatkan kepada orang-orang yang bertaqwa, dan firman Alloh Y “Tiada jauh” yaitu perkara itu bukan sesuatu yang jauh kemungkinannya terjadi, karena hal itu pasti terjadi. هَذَا مَا تُوعَدُونَ لِكُلِّ أَوَّابٍ حَفِيظٍ 32 32. Inilah yang dijanjikan kepada kalian, yaitu kepada setiap hamba yang selalu kembali kepada Alloh lagi memelihara semua peraturan-peraturan-Nya مَنْ خَشِيَ الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ وَجَاءَ بِقَلْبٍ مُنِيبٍ 33 33. yaitu orang yang takut kepada Ar-Rohman Alloh yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan olehnya dan dia datang dengan hati yang bertaubat, Yaitu orang yang tetap takut kepada Alloh Y walaupun dalam keadaan yang tersembunyi yang tidak ada yang melihatnya kecuali Alloh Y, dan bertemu dengan Alloh Y di hari kiamat dengan hati selamat dan tunduk kepadanya. ادْخُلُوهَا بِسَلَامٍ ذَلِكَ يَوْمُ الْخُلُودِ 34 34. masukilah syurga itu dengan aman, Itulah hari kekekalan. Masukilah syurga itu dengan aman dari azab Alloh Y, dan malaikat bersalam kepadanya, itulah hari kekekalan, mereka kekal di dalam syurga tidak akan keluar darinya dan tidak pula mati selama-lamanya. لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ فِيهَا وَلَدَيْنَا مَزِيدٌ 35 35. mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya. Yaitu apa saja yang diinginkan oleh mereka di dalam syurga, mereka akan mendapatkannya. Dan Firman Alloh Y “Dan pada sisi Kami ada tambahannya”, yang dimaksud dengan tambahan adalah penduduk syurga akan melihat Alloh Y. Sebagaimana dalam hadits Shuhaib t إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ، قَالَ يَقُولُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى تُرِيدُونَ شَيْئًا أَزِيدُكُمْ؟ فَيَقُولُونَ أَلَمْ تُبَيِّضْ وُجُوهَنَا؟ أَلَمْ تُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ، وَتُنَجِّنَا مِنَ النَّارِ؟ قَالَ فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ، فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنَ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ “Apabila penduduk syurga telah masuk syurga, Alloh Y bertanya “Apakah kalian ingin sesuatu aku tambahkan untuk kalian?” Maka mereka menjawab “Bukankah Engkau telah telah memutihkan wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam syurga dan menyelamatkan kami dari neraka?” Maka Alloh Y menyingkap penutupnya, maka mereka tidak diberi sesuatu yang lebih mereka sukai daripada melihat Robb mereka[40].” HR. Muslim. وَكَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِنْ قَرْنٍ هُمْ أَشَدُّ مِنْهُمْ بَطْشًا فَنَقَّبُوا فِي الْبِلَادِ هَلْ مِنْ مَحِيصٍ 36 36. dan berapa banyaknya umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini, maka mereka yang telah dibinasakan itu telah pernah menjelajah di beberapa negeri. Adakah mereka mendapat tempat lari dari kebinasaan? Para ummat sebelum mereka ini telah banyak dibinasakan oleh Alloh Y karena mereka mendustakan para Rosul, padahal para ummat itu lebih kuat dan telah menjelajahi dan memakmurkan bumi, namun ketika datang azab Alloh Y apakah kekuatan yang mereka miliki itu dapat menyelamatkan mereka dari azabNya?! Maka kalian juga para pendusta Rosul r, kalian juga tidak akan dapat lari dan menyelamatkan dari azab Alloh Y. إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ 37 37. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang Dia menyaksikannya. Sesungguhnya hal itu menjadi pelajaran bagi orang yang berakal dan dan menggunakan pendengarannya untuk mendengarkan peringatan sehingga dia memahaminya. وَلَقَدْ خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَمَا مَسَّنَا مِنْ لُغُوبٍ 38 38. dan Sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan. Alloh Y telah menciptakan langit dan bumi dan yang ada antara keduanya dalam enam hari, yaitu hari ahad sampai hari jum’at sebagaimana dalam hadits. Maka berkatalah orang-orang yahudi bahwa Alloh Y istirahat di hari sabtu karena lelah setelah menciptakan keduanya dalam enam hari, dan mereka menamai hari sabtu itu dengan hari beristirahat, maka Alloh Y bantah kedustaan mereka ini dengan ucapannya “Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan”. فَاصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوبِ 39 39. Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah dengan memuji Robbmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya. Yaitu bersabarlah terhadap perkataan orang-orang yang mendustakan. Dan yang dimaksud dengan tasbih sebelum terbit dan sebelum tenggelamnya matahari adalah solat di dua waktu ini, Yaitu solat subuh dan solat asar. Berdasarkan hadits Jarir bin Abdillah t bahwa Rosululloh r bersabda إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا لاَ تُضَامُونَ فِي رُؤْيَتِهِ، فَإِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ لاَ تُغْلَبُوا عَلَى صَلاَةٍ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا، فَافْعَلُوا»، ثُمَّ قَرَأَ ﴿وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الغُرُوبِ﴾ “Sesungguhnya kalian akan melihat Robb kalian sebagaimana kalian melihat bulan purnama ini kalian tidak berdesak-desakan untuk melihatnya, dan jika kalian mampu untuk tidak dikalahkan lalaikan dari solat sebelum terbit matahari dan sebelum tenggelamnya maka lakukanlah, kemudian beliau membaca ayat ini yang artinya ” dan bertasbihlah dengan memuji Robbmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam”. HR Bukhori Muslim وَمِنَ اللَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَأَدْبَارَ السُّجُودِ 40 40. dan bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari dan setiap selesai sembahyang. Yaitu solat tahajjudlah kamu di malam hari sebagaimana dalam firman Alloh Y وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا 79. dan pada sebahagian malam hari solat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Robb-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji. QS. Al-Isro’ 79. Dan bertasbihlah dzikir kamu setelah solat, seperti dalam hadits Abu Huroiroh t Rosululloh r bersabda قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أَفَلَا أُعَلِّمُكُمْ شَيْئًا تُدْرِكُونَ بِهِ مَنْ سَبَقَكُمْ وَتَسْبِقُونَ بِهِ مَنْ بَعْدَكُمْ؟ وَلَا يَكُونُ أَحَدٌ أَفْضَلَ مِنْكُمْ إِلَّا مَنْ صَنَعَ مِثْلَ مَا صَنَعْتُمْ» قَالُوا بَلَى، يَا رَسُولُ اللهِ قَالَ تُسَبِّحُونَ، وَتُكَبِّرُونَ، وَتَحْمَدُونَ، دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ مَرَّةً» “Maukah kalian aku ajari sesuatu yang dengannya itu kalian bisa mendapati mengejar orang yang telah mendahului kalian dan dengannya itu kalian mendahului orang yang setelah kalian, dan tidak seorangpun lebih baik dari kalian kecuali yang melakukan seperti yang kalian lakukan?“, Mereka menjawab “tentu saja wahai Rosululloh”, maka Rosululloh r berkata “Kalian bertasbih dan bertakbir, dan bertahmid selesai solat sebanyak 33 kali”. HR. Muslim وَاسْتَمِعْ يَوْمَ يُنَادِ الْمُنَادِ مِنْ مَكَانٍ قَرِيبٍ 41 41. dan dengarkanlah seruan pada hari penyeru malaikat menyeru dari tempat yang dekat. يَوْمَ يَسْمَعُونَ الصَّيْحَةَ بِالْحَقِّ ذَلِكَ يَوْمُ الْخُرُوجِ 42 42. yaitu pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya Itulah hari ke luar dari kubur. Yaitu pada hari ketika mereka mendengar tiupan sangkakala yang kedua dan itulah hari kebangkitan إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي وَنُمِيتُ وَإِلَيْنَا الْمَصِيرُ 43 43. Sesungguhnya Kami menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada Kami-lah tempat kembali semua makhluk. Allohlah yang menciptakan makhluk dari permulaan kemudian akan menghidupkannya kembali dan itu mudah bagi-Nya, dan semua makhluk akan kembali kepadanya dan dibalas sesuai dengan amalannya, jika amal baik maka balasannya baik pula, dan jika amal buruk maka balasannya buruk pula. يَوْمَ تَشَقَّقُ الْأَرْضُ عَنْهُمْ سِرَاعًا ذَلِكَ حَشْرٌ عَلَيْنَا يَسِيرٌ 44 44. yaitu pada hari bumi terbelah-belah menampakkan mereka lalu mereka ke luar dengan cepat. yang demikian itu adalah pengumpulan yang mudah bagi kami. Yaitu Alloh Y akan menurunkan hujan dari langit, kemudian dengan hujan itu jasad para makhluk akan tumbuh di dalam kubur seperti tumbuhnya benih tanaman ditanah, dan ketika jasad-jasad itu telah tumbuh dengan sempurna, maka Alloh Y perintahkan Isrofil untuk meniup sangkakala yang kedua, dan setiap roh kembali kejasadnya dan bumi terbelah menmpakkan mereka, maka merekapun keluar dengan cepat menuju ke tempat perhitungan, menunaikan perintah Alloh Y. Dan yang paling pertama diperlihatkan oleh bumi adalah Rosululloh r, sebagaimana dalam hadits Abu Sa’id Al-khudri t Rosululloh r bersabda فَأَكُونُ أَوَّلَ مَنْ تَنْشَقُّ عَنْهُ الأَرْضُ ” Maka akulah yang pertama diperlihatkan oleh bumi”. HR. Bukhori نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَقُولُونَ وَمَا أَنْتَ عَلَيْهِمْ بِجَبَّارٍ فَذَكِّرْ بِالْقُرْآنِ مَنْ يَخَافُ وَعِيدِ 45 45. Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan kamu sekali- kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. Maka beri peringatanlah dengan Al Quran orang yang takut dengan ancaman-Ku. Kami mengetahui perkataan kaum musyrikin dalam mendustakanmu, dan kamu sekali-kali tidak bisa memaksa mereka untuk mendapat petunjuk, maka sampaikanlah risalah Robbmu, sesungguhnya yang dapat mengambil pelajaran hanyalah yang takut kepada Alloh Y dan ancamannya dan mengharapkan janjinya. Selesailah tafsir ringkas dari juz 26 ini dengan pertolongan Alloh ta’ala semata. [1] Ayat ini merupakan salah satu dalil yang menunjukkan bahwa Alloh itu di atas langit, karena lafadz turun menunjukkan dari atas. Selain itu ayat ini juga menunjukkan tauhid asma’ wasifat nama dan sifat-sifat Alloh , kerena Alloh telah menamai diri-Nya dengan Al-Aziz yang mengandung sifat keperkasaan, dan Al-Hakim yang mengandung sifat hikmah dalam ucapan dan perbuatan. [2]ulama’ berselisih tentang bilangan ulul azmi ini, dan pendapat yang masyhur ulul azmi itu hanya lima Rosul yaitu Nuh r, Ibrohimr, Musar, Isar, Muhammad r. Adapun pendapat syekh Muhammad bin Hizam, maka semua Rosul adalah ulul azmi kecuali Adam r karena Alloh berfirman وَلَقَدْ عَهِدْنَا إِلَى آدَمَ مِنْ قَبْلُ فَنَسِيَ وَلَمْ نَجِدْ لَهُ عَزْمًا 115. dan Sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, Maka ia lupa akan perintah itu, dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat. Dan pendapat ini kuat menurut kami karena semua Rosul itu memiliki keteguhan hati dalam ujian. [3] Diriwayatkan imam Tirmidzi no 1663, dari jalan Baqiyyah bin Walid dari Buhair bin Sa’d dari Kholid bin Ma’dan dari Miqdam bin Ma’dikarib. Baqiyyah Mudallis tadlis syuyukh, dan jika dia meriwayatkan dari rowi tsiqoh yang ma’ruf dan dia tidak berbuat tadlis maka haditsnya dihukumi jayyid bagus dan itu jika dia meriwayatkan dari penduduk Syam seperti Buhairoh dan Muhammad bin Ziyad dan yang lainnya, sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibnu Rojab dalam Ilal. Dan dalam sanad ini dia meriwayatkan dari Buhairoh penduduk Syam namun dia memakai lafadz an yang menunjukan dia berbuat tadlis, namun dia tidak bersendirian dalam riwayatnya, dia diikuti mutaba’ah oleh Ismail bin Ayyasy dari Buhairoh. Sebagaimana dalam Sunan Ibnu Majah dan Musnad Ahmad. Ismail bin Ayyasy riwayatnya sohih jika dia meriwayatkan dari penduduk Syam, jika dari selain penduduk Syam maka riwayatnya lemah, dan dalam sanad ini dia meriwayatkan dari penduduk Syam yaitu Buhairoh, maka riwayatnya sohih. Kesimpulannya sanad hadits ini sohih, akan tetapi terjadi ittirob kegoncangan /perbedaan lafadz dalam matan hadits yang timbul dari Ismail bin Ayyasy, sehingga sebagian ulama’ melemahkan hadits ini,adapun Imam Albani maka beliau telah menjelaskan bahwa hadits ini selamat dari ittirob sebagaimana dalam kitabnya “As-Sohihah” no. 3213. Dan sebatas pengetahuan kami ittirob disini masih ringan karena hanya tambahan keutamaan yang tercantum dalam hadits sehingga berbeda bilangan, sehingga riwayat Ismail bin Ayyasy masih terkuatkan dengan riwayat Baqiyyah, lebih-lebih Imam Albani menjelaskan bahwa hadits ini selamat dari ittirob, sehingga kami lebih condong dengan pendapat yang mensohihkan hadits ini, walaupun hati masih sedikit ragu karena adanya lafadz dinikahkan dengan 72 bidadari surga, sementara dalam hadits-hadits yang sohih tidak menyebutkan bilangan ini, Allohu a’lam. Lihat tahqiq Musnad Ahmad. [4] Diriwayatkan oleh imam Ahmad dalam Musnadnya no. 17783 dan semua rowinya tsiqoh kecuali Abdurrohman bin Tsabit bin tsauban ulama’ berselisih tentangnya, ada yang menstiqohkan dan ada yang mendhoifkan, dan yang dzohir bagi kami dia tidak turun dari hasanul hadits namun terjadi beberapa kekeliruan dalam periwayatannya sehingga dia menyelisihi para rowi yang tsiqoh, karena itu alhafidz mengatakan dia itu soduq yukhti’, dan Abdurrohman ini memiliki beberapa hadits yang diingkari yang dia riwayatkan lewat jalan ayahnya dari Makhul, dan hadits ini dia riwayatkan lewat jalan ini, sedangkan dia tidak punya mutabi’ yang menguatkannya dalam periwayatan ini maka tafarrudnya kesendiriannya dalam riwayat tidak dapat diterima, maka jalan ini dhoif, namun hadits terangkat menjadi hasan dengan hadits Miuqdam tadi. Allohu a’lam. [5] Yaitu ketika matahari terbit dari barat [6] Hadits ini diriwayatkan dari dua jalan Jalan pertama dari Ibnu Lahi’ah dari Darroj dari Abul Haitsam dari Abu Sa’id Al-Khudri, diriwayatkan oleh imam Ahmad dalam Musnadnya no 11743, jalan ini punya dua penyakit, yang pertama Ibnu Lahi’ah dho’if, namun dia diikuti oleh Amr bin Harits dari Darroj sebagaimana dalam riwayat Hakim dalam Mustadroknya no 7672. Penyakit yang kedua adalah Darroj karena periwayatannya dari Abul Haitsam dari Abu Sa’id dho’if sebgaimana dalam Tahdzib. Jalan kedua dari Laits bin Sa’ad dari Yazid bin Al-Had dari Amr dari Abu Sa’id. Jalan ini semua rowinya tsiqoh, akan tetapi jalan ini terputus mungqoti’ karena Amr – dia adalah bin Abu Amr sebagaimana dalam Mu’jam Ausath dan Hilyah- tidak punya riwayat dari sahabat kecuali dari Anas, sebagaimana dijelaskan oleh Imam Albani dalam Sohihah. Imam Albani memandang bahwa dengan dua jalan ini hadits terangkat menjadi hasan. Namun yang zhohir bagi kami hadits tidak terangkat menjadi hasan karena kami memilih pendapat bahwa mungqoti’ tidak dapat dijadikan penguat, sedangkan Imam Albani berpendapat bahwa mungqoti’ dapat dijadikan penguat, Allohu A’lam. Namun Hadits ini memiliki penguat secara makna dari Al-Qur’an tentang kisah iblis yang berjanji akan menyesatkan manusia seperti dalam surat Al-An’am ayat 16-17 dan Al-Hijr ayat 39, dan hadits Abu Huroiroh hadits Qudsi أذنب عبد ذنبا فقال اللهم اغفر لي ذنبي فقال تبارك وتعالى أذنب عبدي ذنبا فعلم أن له ربا يغفر الذنب ويأخذ بالذنب ثم عاد فأذنب فقال أي رب اغفر لي ذنبي فقال تبارك وتعالى عبدي أذنب ذنبا فعلم أن له ربا يغفر الذنب ويأخذ بالذنب ثم عاد فأذنب فقال أي رب اغفر لي ذنبي فقال تبارك وتعالى أذنب عبدي ذنبا فعلم أن له ربا يغفر الذنب ويأخذ بالذنب اعمل ما شئت فقد غفرت لك “ Seorang hamba berbuat dosa kemudian berkata “ ya Alloh ampunilah dosaku”, maka Alloh berkata “ hambaku telah berbuat dosa dan mengetahui bahwa dia punya Robb yang mengampuni dosa dan membalas dosa”, kemudian dia kembali berbuat dosa dan berkata “ ya Alloh ampunilah dosaku”, maka Alloh berkata “ hambaku telah berbuat dosa dan mengetahui bahwa dia punya Robb yang mengampuni dosa dan membalas dosa”, kemudian dia kembali berbuat dosa dan berkata “ ya Alloh ampunilah dosaku”, maka Alloh berkata “ hambaku telah berbuat dosa dan mengetahui bahwa dia punya Robb yang mengampuni dosa dan membalas dosa, maka berbuatlah sekehendakmu sesungguhnya Aku telah mengampunimu”. HR. Bukhori Muslim dan ini lafadz Muslim. Maka tidak diingkari bagi yang menghasankan hadits tadi, Allohu A’lam. [7] Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dalam tafsirnya dari jalan Hisyam dari Urwah dari Rosululloh r. Urwah tidak mendapati Rosululloh r, dengan demikian maka haditsnya mursal. Hadits ini memiliki syahid penguat dari haditsnya Sahl bin Sa’d t, disebutkan oleh Adz-Dzahabi dalam Mizan I’tidal dalam biografi Miqdam bin Dawud, dari jalan Miqdam dari Dzu’aib bin Umamah dari Abdul Aziz bin Abu Hazim dari ayahnya dari Sahl bin Sa’d. Miqdam dikatakan oleh Nasa’i “laisa bi tsiqoh” dan berkata Ibnu Yunus “takallamu fiih” maka ini adalah jarh syadid celaan keras, dan Dzu’aib didho’ifkan oleh Imam Daroquthni. Maka hadits ini dho’if tidak bisa terangkat menjadi Hasan, Allohu A’lam. [8] Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya, dan Baihaqi dalam kitab Dala’ilin Nubuwwah dari jalan Sufyan dan Salamah dari Iyadh bin Iyadh dari ayahnya dari Abu Mas’ud t. Iyadh bin Iyadh tarjamahnya disebutkan oleh Ibnu Abi Hatim dalam Jarh Wat-Ta’dil memiliki dua orang murid dan beliau tidak menyebutkan jarh tidak pula ta’dil, maka dia majhul hal, dan ayahnya juga tidak diketahui siapa dia, maka jalan ini dho’if, lihat Majma’ AZ-Zawa’id. Dan diriwayatkan juga dari hadits Ibnu Abbas semkana hadits ini, diriwayatkan oleh Imam Thobroni dalam Mu’jam Ausath dan beliau mengatakan “tidak ada yang meriwayatkan dari As-Suddy melainkan Asbath bin Nasr”, Asbath bin Nasr diperselisihkan, dan dikatakan oleh Ibnu hajar soduq katsirul khoto’, maka tafarrudnya tidak dapat diterima dhoif, dan dalam sanad juga terdapat Husain bin Amr bin Muhammad Al-Anqory “dhoif” lihat kitab Jarh Wat-Ta’dil dan Majma’ Az-Zawa’id 7/77 cetakan Darul kutub. [9] Demikian pula firman Alloh وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, Padahal belum nyata bagi Alloh orang-orang yang berjihad di antaramu.” QS Alu Imron 42 dan At-Taubah 16. [10] Disebutkan oleh Ibnu Katsir dari jalan Abu Qudamah dari Waki’ dari Abu Ja’far Ar-Rozy dari Robi’ bin Anas dari Abul Aliyyah. Jalan ini lemah karena Abul Aliyyah adalah Tabiin maka haditsnya mursal, dan Abu Ja’far Ar-Rozi yang dia do’if sebgaimana yang dirojihkan oleh syekh Ibnu Hizam –semoga Alloh menjaganya-. [11] Disebutkan Ibnu Katsir dari jalan Abdulloh bin Mubarok dari Bukair bin Ma’ruf dari Muqotil bin Hayyan dari Nafi’ dari Ibnu Umar. Bukair bin Ma’ruf dikatakan oleh Ibnu Hjar “soduq fiihi lin” maka jalan ini dho’if. [12] Diriwayatkan oleh Imam Thobari dalam tafsirnya dan Ibnu Hibban dan Imam baghowy dalam Syarah Sunnah dan Tohawy dalam Musykil Al- Atsar dan Thobroni dalam Mu’jam Ausath, semua dari jalan Muslim bin Kholid dari Ala’ bin Abdurrohman dari ayahnya dari Abu Huroiroh t. Muslim bin kholid dikatakan oleh Imam Albani dalam As-Sohihah no 1017 “dia dhoif dari segi hafalannya. Maka hadits ini dhoif. Adapun sabda Rosululloh “seandainya agama itu di sisi Tsuroyya nama bintang maka para lelaki Faris Persia yang akan meraihnya” ini adalah hadits sohih tanpa ada penyebutan ayat ini. Allohu A’lam. [13] Demikianlah keyakinan ahlu sunnah, bahwa iman itu bertambah dan berkurang, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan, dan ayat ini merupakan salah satu dalil bahwa iman itu bisa bertambah. Demikian pula sebaliknya, iman itu bisa berkurang, sebagaimana dalam hadits من رأى منكم منكرا فليغيره بيده فإن لم يستطع فبلسانه ومن لم يستطع فبقلبه وذلك أضعف الإيمان “Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran maka rubahlah kemungkaran itu dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan lisannya, jika tidak mampu maka dengan hatinya. HR Muslim Segi pendalilan dalam hadits ini Rosululloh r menjelaskan adanya iman yang paling lemah, bagi yang tidak mampu mengingkari dengan tangan ataupun lisan maka imannya lemah, hal itu menunjukkan bahwa imannya berkurang. Dan hadits Abu Huroiroh t الإيمان بضع وستون شعبة فأفضلها قول لا إله إلا الله وأدناها إماطة الأذى عن الطريق والحياء شعبة من الإيمان “ Iman itu memiliki cabang sebanyak 60 lebih, yang paling afdholnya adalah ucapan laa ilaha illoh dan yang paling rendahnya adalah menyingkirkan rintangan dari jalan, dan rasa malu adalah cabang dari iman” HR. Muslim. Hadits ini menunjukkan bahwa iman itu bertingkat-tingkat, ada tingkatan yang paling afdhol dan ada yang paling rendah, jika seseorang keimanannya berada dalam tingkatan yang paling rendah maka menunjukkan imannya berkurang. Dan semua dalil bertambahnya iman merupakan dalil bahwa iman bisa berkurang, karena jika iman itu bertambah menunjukkan sebelumnya berkurang. [14] Diriwayatkan Imam Ahmad dengan sanad berdasarkan syarat syeikhoin Al Bukhoriy dan Muslim. Yaitu rowinya rowi Al Bukhoriy dan Muslim, dan rowi tersebut memang telah mendengar dari rowi yang di atasnya, sebagaimana ditetapkan oleh keduanya Al Bukhoriy dan Muslim. [15] Ayat ini berisi gabungan hak Alloh dan hak Rosul-Nya. Syaikhul Islam رحمه الله berkata ta’zir adalah pertolongan, pemuliaan dan dukungan. Dan Alloh ta’ala berfirman ﴿إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا لِتُؤْمِنُوا بِالله وَرَسُولِهِ وَتُعَزِّرُوهُ وَتُوَقِّرُوهُ وَتُسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا﴾ [ الفتح 8، 9 ]، “Sesungguhnya Kami mengutusmu sebagai saksi, pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, agar kalian wahai Mukminin beriman pada Alloh dan Rosul-Nya, dan kalian menghormati beliau dan memuliakan beliau, dan kalian mensucikan-Nya pada waktu pagi dan petang.” Maka ini – dan kalian menghormati beliau dan memuliakan beliau – adalah hak Rosul, kemudian Alloh berfirman tentang hak Alloh ta’ala “dan kalian mensucikan-Nya pada waktu pagi dan petang.“ “Majmu’ul Fatawa”/1/hal. 67. [16] Ayat ini berkaitan dengan tauhid asma’ wasshifat, sebagaimana dalam keyakinan Ahlu sunnah bahwa tauhid terbagi tiga, tauhid Rububiyyah, tauhid Uluhiyyah dan tauhid Asma’ Wasshifat. Tauhid Rububiyyah adalah mengesakan Alloh Y dalam perbuatannya, dan tauhid Uluhiyyah adalah mengesakan Alloh Y dalam peribadatan, dan Tauhid Asma’ Wasshifat adalah mengesakan Alloh Y dalam nama dan sifat-sifatnya. Mengesakan Alloh Y dalam nama dan sifatnya adalah dengan menetapkan nama dan sifat-sifat tersebut sebagaimana Alloh Y telah menetapkannya, dan meyakini maknanya sesuai dengan lafadznya tanpa memalingkan makna tersebut kepada makna yang lain, dan meyakini bahwa nama dan sifat-sifat tersebut tidaklah sama dengan sifat makhluk sehingga tidak menyamakan sifat Alloh Y dengan sifat makhluk. Seperti dalam ayat ini, Alloh Y telah menetapkan bahwa tangan Alloh Y berada di atas tangan-tangan mereka, menunjukkan bahwa Alloh Y memiliki tangan, akan tetapi tangannya Alloh Y tidaklah sama dengan tangannya makhluk, dan kita tidak mengetahui bentuk tangan Alloh Y karena kita tidak pernah menyaksikannya tidak pula Alloh Y mengkhabarkan bentuknya. Dengan demikian kewajiban kita adalah mengimaninya sesuai dengan makna lafadz tersebut. Dan tidak boleh bagi kita untuk memalingkan makna tangan kepada makna yang lain seperti yang dilakukan oleh sebagian penerjemah dengan ucapannya ” Jadi maksud tangan Alloh di atas mereka ialah untuk menyatakan bahwa berjanji dengan Rasulullah sama dengan berjanji dengan Alloh. Jadi seakan-akan Alloh di atas tangan orang-orang yang berjanji itu. hendaklah diperhatikan bahwa Alloh Maha suci dari segala sifat-sifat yang menyerupai makhluknya”.Sesungguhnya ini adalah kekeliruan yang nyata, bagaimana dia bisa mengatakan bahwa Alloh Y seakan-akan di atas tangan mereka, tidak mungkin secara kenyataan tidak pula secara angan-angan. Alloh Y telah mengatakan bahwa tangan Alloh di atas tangan mereka, sedangkan dia mengatakan Alloh seakan-akan di atas tangan mereka, alangkah jauhnya ucapan ini dengan makna ayat di atas. Adapun jika dikatakan Alloh Y maha suci dari sifat-sifat yang menyerupai makhluknya maka ini adalah ucapan yang benar, namun dia keliru dalam menerapkannya, bukan berarti jika Alloh Y maha suci dari sifat yang menyerupai makhluk kemudian kita harus meniadakan sifat-sifat Alloh Y yang telah Ia tetapkan dalam Al-Qur’an. Alloh Y telah berfirman لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ 11. tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat. Alloh  telah mengatakan tidak ada yang serupa dengannya, dan Dia juga yang mengatakan maha mendengar dan maha melihat, dan memiliki tangan. Makhluk juga melihat dan mendengar, apakah dengan itu kita tiadakan sifat melihat dan mendengar dari Alloh  supaya tidak sama dengan makhluk?, sedangkan Alloh  telah menetapkan sifat tersebut?! Tentu saja ini kekeliruan yang amat besar, bagaimana tidak, Alloh  telah menetapkannya dan kita meniadakannya. Maka jalan yang benar adalah kita katakan, Alloh Y maha mendengar dan maha melihat akan tetapi mendengar dan melihatnya Alloh Y tidaklah sama dengan makhluknya. Maka demikianlah dengan tangan, Alloh Y memiliki tangan dan tangan Alloh Y tidaklah sama dengan tangan makhluknya. Dengan demikian tidaklah sama Alloh Y dengan makhluknya. Berserikatnya Alloh Y dengan makhluk dalam suatu sifat tidak mengharuskan samanya sifat tersebut dan tidak mengharuskan samanya Alloh Y dengan makhluknya. coba kita cermati antara makhluk dengan makhluk, manusia punya tangan dan monyetpun punya tangan, apakah karena sama-sama punya tangan kemudian dikatakan tangannya manusia sama dengan tangannya monyet, atau dikatakan manusia itu sama dengan monyet karena sama-sama punya tangan?! Tentu kita katakan tidak sama, karena tangan monyet tidaklah sama dengan tangan manusia walaupun sama-sama punya tangan. Maka demikianlah Alloh Y, sesungguhnya tangan Alloh Y tidaklah sama dengan tangan makhluk sehingga dikatakan Alloh Y sama dengan makhluk, antara makhluk saja tidak sama lalu bagaimana dengan Alloh Y yang maha besar dan maha perkasa. Dika dzatnya Alloh Y tidaklah sama dengan makhluk walaupun sama-sama memiliki dzat, maka demikian juga sifatnya tidaklah sama dengan sifat makhluk walaupun sama-sama memiliki sifat. baca kitab “At Tauhid” karya Al Imam Ibnu Khuzaimah. Dan kita tidak boleh membayangkan bagaimana bentuknya tangan Alloh Y karena itu diluar kemampuan kita. Malaikat saja yang dia itu makhluk seperti kita, kita tidak bisa membayangkan bagaimana bentuk matanya, ataupun tangannya ataupun yang lainnya, padahal sama-sama makhluk, lalu bagaimana dengan Alloh  yang maha besar lagi maha perkasa?! Dan tangan Alloh  di atas tangan-tangan mereka tidak mengharuskan tangan Alloh  bercampur dan bersentuhan dengan tangan mereka, karena sesungguhnya Alloh  di atas mereka, maka tentu saja tangan Alloh  juga di atas mereka. Tapi penyebutan secara khusus dalam ayat ini menunjukkan besarnya perhatian Alloh terhadap bai’at mereka tadi dan agungnya ibadah mereka tadi, sampai-sampai Alloh ta’ala secara khusus menjadikan tangan-Nya ada di atas tangan-tangan mereka sekalipun tidak bersentuhan. Kesimpulannya Alloh  memiliki tangan yang tidak sama dengan tangan makhluk dan tidak mengharuskan Alloh sama dengan makhluk. Demikian pula dengan firman Alloh  وَقَالَتِ الْيَهُودُ يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَلُعِنُوا بِمَا قَالُوا بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ يُنْفِقُ كَيْفَ يَشَاءُ 64. orang-orang Yahudi berkata “Tangan Alloh terbelenggu”, sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dila’nat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. tidak demikian, tetapi kedua tangan Alloh terbentang; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. QS Al-Maidah 64 Dalam ayat ini Alloh  menceritakan tentang orang-orang yahudi yang mengatakan bahwa tangan Alloh  terbelenggu. Berarti Alloh  telah menetapkan Alloh  punya tangan yang telah diakui oleh orang-orang Yahudi, maka tidak mungkin makna tangan dipalingkan menjadi keinginan untuk memberi nikmat, karena jika dipalingkan menjadi keinginan memberi nikmat tentu maknanya rusak, karena tidak mungkin keinginan Alloh  itu dikatakan terbelenggu. Kemudian Alloh  mengatakan bahwa kedua tangannya terbentang, jika dikatakan yang dimaksud dengan tangan adalah keinginan memberi nikmat maka maknanya menjadi “ kedua keinginannya itu terbentang” apakah mungkin keinginan disifati dengan terbentang?! Dan apakah keinginan Alloh Y untuk memberi nikmat itu hanya terbatas pada dua?! Maka tidak mungkin “tangan” dimaknakan dengan yang lain. Harus dikembalikan kepada makna bahasa Arab yang murni dan asli, karena Al Qur’an turun dengan bahasa Arab yang jelas. Dan Alloh Y berfirman قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِينَ 75. Alloh berfirman “Hai iblis, Apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu merasa Termasuk orang-orang yang lebih tinggi?”. QS. Shod 75. Demikian juga dengan ayat ini Alloh  mengatakan bahwa Alloh  menciptakan Adam r dengan kedua tangannya, maka tidak mungkin dimaknakan dengan kedua kekuatannya, karena kekuatan Alloh  tidak terbatas hanya dua kekuatan. Dengan demikin orang-orang yang memalingkan sifat-sifat Alloh  kepada makna yang lain yang tidak ditunjukkan oleh lafadz tersebut berarti mereka telah terjerumus dalam kekeliruan yang besar yang telah menyesatkan mereka. Dan kedua tangan Alloh  kanan, sebagaimana dalam hadits Zuhair t bahwa Rosululloh r bersabda إن المقسطين عند الله على منابر من نور عن يمين الرحمن عز و جل وكلتا يديه يمين الذين يعدلون في حكمهم وأهليهم وما ولوا “ Sesungguhnya orang-orang yang adil di sisi Alloh Y di atas mimbar-mimbar dari cahaya dari kanannya Alloh Y, dan kedua tangannya adalah kanan, orang-orang yang adil itu adalah yang berbuat adil dalam hukumnya dan keluarganya dan kekuasaannya.” HR. Muslim. Tidak boleh bagi kita membayangkan bagaimana bentuknya, kewajiban kita adalah mengimaninya sesuai dengan lafadz tersebut. [17] Hudaibiyyah adalah nama sumur, yang Rosululloh Y pernah meletakkan tangannya di air itu kemudian terpancarlah air dari jari-jemarinya, sehingga para sahabat yang ketika itu mereka sangat dahaga semuanya minum dari air tersebut hingga hilang dahaga mereka sedangkan jumlah mereka sekitar 1400 orang, sebagaimana yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim. [18] HR. Imam Ahmad dalam Musnadnya dengan sanad yang sohih. [19] Diriwayatkan oleh imam Ahmad dalm Musnadnya no 16800 dari jalan Zaid bin Hubaib dari Husain bin Al-Waqid dari Tsabit Al-Bunany dari Abdulloh bin Mughoffal t, kemudian Abdulloh bin Ahmad berkata “dalam hadits ini Hammad bin Salamah mengatakan dari Tsabit dari Anas, sedangkan Husain bin Waqid mengatakan dari Abdulloh bin Mughoffal, dan inilah yang benar menurutku “.selesai penukilan Para rowi hadits ini tsiqoh, kecuali Husain bin Waqid, dia diperselisihkan oleh para ulama’, namun yang tampak bagi kami dia hasanul hadits, sebagaimana dalam Tahrir Taqrib, maka hadits ini hasan. Perkataan Abdulloh bin Ahmad di atas mengisyaratkan adanya perselisihan dalam hadits ini, yaitu Hammad bin salamah meriwayatkan dari Anas t sedangkan Husain bin Waqid dari Abdulloh bin Mughoffal t, dan beliau merojihkan bahwa yang benar adalah periwayatan Husain dari Tsabit dari Abdulloh bin Mughoffal t. Namun yang tampak bagi kami yang benar adalah periwayatan Hammad dari Tsabit dari Anas t, karena Hammad bin Salamah adalah orang yang paling kuat periwayatannya dari Tsabit,dan Tsabit adalah orang yang paling kuat riwayatnya dari Anas t sebagaimana dalam Syarah Ilal Ibnu Rojab hal. 200, karena itu periwayatan Hammad dari Tsabit dari Anas t lebih kuat daripada periwayatannya Husain Bin Waqid, Allohu a’lam. Lihat tahqiq Musnad Ahmad. Namun perselisihan ini tidak merusak kesohihan hadits, karena sahabat semuanya adil. [20] Dhoif, diriwayatkan oleh Thobroni dalam kitab Ad-Du’a’ no. 1607 dan Al-Hakim dalam kitab Al-Mustadrok no. 3717, dan Baihaqi dalam kitab Al-Asma’ Was-Shifat no. 197{maktabah Syamilah}, dalam sanad terdapat seorang periwayat bernama Abayah bin Rib’iy, dan dia ini dari golongan syi’ah, dikatakan oleh Abu Hatim dia itu “syekh”, maknanya haditsnya tidak dapat dijadikan hujjah. Lihat Jarh wat-ta’dil milik Ibnu Abi Hatim dan Mizanul I’tidal. [21] Dhoif, diiriwayatkan Oleh Thobroni dalam Ad-Du’a’ no. 1612 dan Baihaqi dalam kitab Al-Asma’ Was-Shifat no. 198, Abdur Rozzaq dalam Mushonnaf no. 9798 {Maktabah Syamilah}, dalam sanad terdapat seorang rowi Yazid Abu Kholid muadzdzin Mekkah,tarjamahnya disebutkan dalam kitab Jarh Wat-Ta’dil, dan Abu Hatim tidak menyebutkan jarh tidak pula ta’dil, maka dia majhul. [22] Dhoif, diriwayatkan Thobroni dalam kitab Ad-Du’a’ no. 1611 dan Baihaqi dalam kitab Al-Asma’ Was-Shifat no. 199 {maktabah Syamilah}, dalam sanad terdapat Abdulloh bin Soleh katibul Laits dhoif. [23] Dhoif, diriwayatkan Thobroni dalam kitab Ad-Du’a’ no. 1613 {maktabah Syamilah}, dalam sanad terdapat an’anah Ibnu Ishaq. [24] Dhoif, diriwayatkan Thobroni dalam kitab Ad-Du’a’ no. 1618 {maktabah Syamilah}, dalam sanad terdapat syekhnya Imam Thobroni yang bernama Ahmad bin Muhammad bin Yahya bin Hamzah Ad-Dimasyqy dhoif. Lihat Lisanul Mizan 1/295 [25] Sohih, diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam kitab Hilyah dari jalan Muhammad bin Ahmad bin Al-Hasan dari Abdulloh bin Ahmad dari ayahnya dari Muhammad bin Ja’far dari Syu’bah dari Abu Ishaq dari Amr bin Maimun. Para rowinya tsiqoh, Muhammad bin Ja’far yang dikenal dengan Ghundar, dia termasuk orang yang paling kuat periwayatannya dari Syu’bah. Muhammad bin Ahmad bin Al-Hasan dia adalah Abu Ali bin Assowwaf yang dikenal dengan Ibnus Showwaf dia Tsiqoh sebagaimana dalam Tarikh Baghdad no. 140 { maktabah syamilah}. [26] Dhoif, diriwayatkan Thobroni dalam kitab Ad-Du’a’ no. 1621 {maktabah Syamilah}, dalam sanad terdapat Ibrohim bin Hakam bin Aban, sangat lemah, lihat Tahdzib. [27] Dhoif, diriwayatkan Thobroni dalam kitab Ad-Du’a’ no. 1620 {maktabah Syamilah}, dalam sanad terdapat Laits bin Abi Sulaim dhoif [28] Diriwayatkan Imam Ahmad dalam Musnad no. 21255 dan Tirmidzi no. 3265 dan Tobroni dalam Mu’jam Kabir dalam sanad terdapat Tsaur bin Abi Fakhitah dhoif dari golongan Rofidhoh, lihat AT-Tahdzib dan tahqiq Musnad Ahmad. Diriwayatkan juga dari hadits Salamah bin Akwa’ t, diriwayatkan oleh Thobroni dalam kitab Ad-Du’a’ no. 1606 { maktabah syamilah},dalam sanad terdapat Musa bin Ubaidah Ar-Robadzy mungkarul hadits sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ahmad, Abu Zur’ah dan Abu Hatim, lihat Tahdzib. [29] Yaitu tahun keenam yang ketika itu terjadi perdamaian Hudaibiyyah [30] Hikmah tersebut adalah untuk menyelamatkan kaum mu’minin yang menyembunyikan keimanannya di kota Mekkah sebagaimana yang telah lalu penjelasannya. [31] Ibnu Katsir mnyebutkan bahwa Imam Malik berdalil dengan ayat ini akan kafirnya Rofidhoh, karena mereka jengkel dan benci kepada sahabat, barang siapa yang membenci sahabat maka dia kafir. Rofidhoh bukan hanya membenci sahabat bahkan mereka mengkafirkan sahabat dan para ulama’ telah mengkafirkan mereka. [32] Berdasarkan ayat ini para ulama’ mengatakan bahwa berita yang dibawa oleh orang yang tsiqoh terpercaya adalah diterima tanpa diteliti terlebih dahulu, karena perintah untuk meneliti berita hanya pada berita yang dibawa oleh orang yang fasik. [33] Peperangan terhadap kaum muslimin merupakan dosa besar, namun Alloh Y masih menamai mereka yang terjerumus dalam dosa besar ini mereka itu masih termasuk orang beriman bukan orang kafir keluar dari islam, maka ayat ini merupakan dalil bahwa seorang muslim jika melakukan dosa besar maka dia masih tetap muslim dan tergolong dari orang beriman selama dosa itu bukan dosa kesyirikan, hanya saja keimanannya kurang dan tidak sempurna, Bukan seperti keyakinan orang-orang Khowarij yang mereka itu mengatakan bahwa barang siapa yang melakukan dosa besar maka dia kafir keluar dari islam dan akan kekal dineraka. Bukan pula seperti keyakinan Mu’tazilah yang mengatakan bahwa barang siapa yang melakukan dosa besar maka dia itu tidak muslim tidak pula kafir tapi di Akhirat dia akan kekal dineraka. Keyakinan mereka ini menyelisihi ayat ini, karena ayat ini sangat jelas menyatakan bahwa mereka itu masih tergolong dari kalangan orang beriman. [34] Ulama’ mengecualikan jika seseorang itu tidak dapat dibedakan atau diketahui kecuali dengan gelarnya, maka boleh menyebutkannya dengan gelarnya. [35] Kebanyakan ulama’ mengatakan, jalan tobatnya orang yang menghibah dia harus meninggalkan perbuatan itu dan berkeinginan untuk tidak mengulanginya lagi, kemudian apakah disyratkan harus meminta maaf kepada orang yang dia ghibahi? Ulama’ berselisih, namun sebagian ulama’ mengatakan tidak disyaratkan harus meminta maaf atas ghibahnya itu, karena kalau dia beritahukan, maka bisa jadi orang yang dia ghibahi itu akan lebih tersakiti lagi setelah tahu kalau dia itu dighibahi, maka jalan keluarnya bagi dia adalah cukup memberi pujian kepadanya dimajelis yang pernah dia menghibahinya dimajelis itu, dan membantah jika ada yang menghibahinya sesuai dengan kemampuannya. [36] Ayat ini mentafsirkan ayat tadi bahwa yang dimaksud dengan kami adalah malaikat Alloh Y, yaitu dua malaikat yang disebutkan dalam ayat ini. [37] Sangkakala ditiup dua tiupan, yang pertama di dunia ketika tegaknya hari kiamat, maka awal tiupan mengejutkan dan akhir tiupan mematikan semua makhluk, dan inilah yang dimaksud dalam dua firman Alloh Y وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَفَزِعَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَاخِرِينَ “Dan ingatlah hari ketika ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Alloh. Dan mereka semua datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri.” QS. An-Naml 87 وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ “Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Alloh.” QS. Az-Zumar 68 Maka ketika itulah tegak hari kiamat, Alloh Y berfirman dalam surat Al-Haqqoh فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ نَفْخَةٌ وَاحِدَةٌ 13 وَحُمِلَتِ الْأَرْضُ وَالْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَاحِدَةً 14 فَيَوْمَئِذٍ وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ 15 13. Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiupan 14. dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. 15. Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat, Tiupan kedua adalah tiupan di hari kebangkitan, yaitu ketika manusia dibangkitkan kembali untuk ditegakkan hari perhitungan di akherat, dan inilah yang dimaksud dalam firman Alloh Y ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ “Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri melihat kedahsyatan hari kiamat.” QS. Az-Zumar 68 وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُمْ مِنَ الْأَجْدَاثِ إِلَى رَبِّهِمْ يَنْسِلُونَ “Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya menuju kepada Tuhan mereka.” QS. Yasin 51. Adapun hadits yang menyebutkan bahwa akan ada tiga kali tiupan yaitu tiupan untuk mengejutkan dan tiupan untuk mematikan dan tiupan untuk membangkitkan adalah hadits mungkar, lihat tafsir Ibnu Katsir dalam surat Al-An’am ayat 72. [38]Maka ayat ini menunjukkan bahwa setiap orang memiliki Qorin syetan yang menyertainya dan menggodanya, sebagaimana dalam Firman Alloh Y قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ إِنِّي كَانَ لِي قَرِينٌ 51. berkatalah salah seorang di antara mereka “Sesungguhnya aku dahulu di dunia mempunyai qorin, Dan Rosululoh r bersabda dalam hadits Ibnu Mas’ud t مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ، إِلَّا وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِينُهُ مِنَ الْجِنِّ» قَالُوا وَإِيَّاكَ؟ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ وَإِيَّايَ، إِلَّا أَنَّ اللهَ أَعَانَنِي عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ، فَلَا يَأْمُرُنِي إِلَّا بِخَيْرٍ مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِينٌ مِنَ الْجِنِّ»، قَالُوا وَإِيَّاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ وَإِيَّايَ، إِلَّا أَنَّ اللَّهَ أَعَانَنِي عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ، فَلَا يَأْمُرُنِي إِلَّا بِخَيْرٍ ” Tidak seorangpun dari kalian melainkan diserahkan dengannya qorinnya yang menyertainya dari kalangan jin, para sahabat bertanya ” Dan begitu juga denganmu wahai Rosululloh?, beliau menjawab ” dan aku juga, melainkan Alloh Y menolongku atasnya sehingga dia masuk islam, maka qorinku itu tidak menyuruhku kecuali dengan kebaikan”. HR. Muslim Dan diriwayatkan juga dari hadits Ibnu Abbas t diriwayatkan oleh Ibnu Bisyron dalam kitab Amali no. 90 dan Abu Bakr Ahmad bin Marwan dalam kitab Al-Mujalasah no. 2289 {Syamilah}, dengan lafadz {إِلَّا لَهُ قَرِينٌ مِنَ الشَّيَاطِينِ} semua periwayat dapat dijadikan hujjah Kecuali Qobus dia Dhoif. Diriwayatkan juga dari hadits Al-Mughiroh bin Syu’bah, diriwayatkan Tobroni dalam Mu’jam Kabir, berkata Al-Haitsami dalam Majma’ Zawa’id 8/293 {Darul Kutub} dalam sanad terdapat Abu Hammad Mufaddhol bin Sodaqoh dia dhoif. Dua jalan yang dhoif ini terangkat menjadi sohih, karena asal haditsnya sohih yang telah diriwayatkan oleh imam Muslim,Allohu A’lam. . [39] Ini sebagai dalil bahwa neraka nanti akan berbicara, dan ini bukan sesuatu yang mustahil, sesungguhnya Alloh Y maha mampu atas segalanya, sebagaimana Alloh Y mampu untuk menjadikan manusia dapat bicara, maka Alloh Y juga mampu untuk menjadikan Jahannam berbicara, bahkan Alloh Y Akan menjadikan kulit-kulit kita berbicara di hari kiamat untuk bersaksi sebagaimana dalam surat Fusshilat ayat 20-21. Hadits ini juga sebagai dalil bahwa Alloh Y memiliki telapak kaki, namun tidak boleh diyakini bahwa telapak kaki Alloh Y serupa dengan makhluk ataupun diyakini berarti Alloh Y sama dengan makhluk karena makhluk juga punya telapak kaki, sesungguhnya Alloh Maha suci dari penyerupaan dengan makhluk, sesungguhnya telapak kaki Alloh Y sesuai dengan kebesaran dan keagungannya. Silahkan baca kembali catatan kaki disurat Al-Fath ayat 10 yang berkaitan dengan sifat-sifat Alloh Y. [40] Merupakan keyakinan ahlu sunnah bahwa Alloh Y akan dilihat di hari kiamat, berdasarkan ayat dan hadits tadi, dan juga firman Alloh Y وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ 22 إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ 23 22. Wajah-wajah orang-orang mukmin pada hari itu berseri-seri. 23. kepada Tuhannyalah mereka melihat. Dalam hadits Abu Huroiroh t هَلْ نَرَى رَبَّنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَلْ تُضَارُّونَ فِي رُؤْيَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ؟» قَالُوا لَا يَا رَسُولَ اللهِ، قَالَ هَلْ تُضَارُّونَ فِي الشَّمْسِ لَيْسَ دُونَهَا سَحَابٌ؟» قَالُوا لَا يَا رَسُولَ اللهِ، قَالَ ” فَإِنَّكُمْ تَرَوْنَهُ “para sahabat bertanya apakah kami akam melihat Robb kami di hari kiamat ?” Rosululloh r menjawab “Apakah kalian sampai mencelakai yang lain karena desak-desakan ketika melihat bulan di malam purnama?” Mereka menjawab “Tidak wahai Rosululloh,” Rosululoh r berkata “Apakah kalian sampai mencelakai yang lain karena desak-desakan ketika melihat matahari yang tidak terhalangi dengan awan?” mereka menjawab “Tidak wahai Rosululloh,” Rosululoh r berkata “Maka sesungguhnya kalian akan melihat Robb kalian.” HR. Muslim. Dan masih banyak dalil-dalil yang lain yang menunjukkan bahwa kaum mu’minin akan melihat Alloh Y di hari kiamat. Adapun di dunia maka sesungguhnya Alloh Y tidak dapat dilihat di dunia ini, sebagaimana Alloh Y berkata kepada Musa r وَلَمَّا جَاءَ مُوسَى لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَنْ تَرَانِي 143. dan tatkala Musa datang untuk munajat dengan Kami pada waktu yang telah Kami tentukan dan Robbnya telah berbicara langsung kepadanya, berkatalah Musa “Ya Tuhanku, nampakkanlah diri Engkau kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau”. Alloh berfirman “Kamu sekali-kali tidak akan melihat-Ku, Yaitu tidak akan melihat-Nya di dunia ini. Kaum mu’minin melihat Alloh Y pada dua tempat, yang di padang mahsyar sebelum masuk syurga sebagaimana dalam hadits Abu Huroiroh t no. 299 dan hadits Abu Sa’id Al-Khudri no. 302 riwayat Muslim. Dan yang kedua di dalam syurga. Apakah orang-orang kafir juga melihat Alloh Y di padang mahsyar?, ulama’ berselisih, ada yang mengatakan melihat ada yang mengatakan tidak, dan pendapat yang kami pilih adalah orang kafir tidak melihat Alloh Y kecuali orang-orang munafiq, maka mereka melihat Alloh Y di padang mahsyar, berdasarkan hadits Abu Sa’id Al-khudri no. 302 riwayat Muslim, Allohu a’lam.

juz 26 dan terjemahan